Sesat Diujung Perjalanan

SESAT DI UJUNG PERJALANAN


Ada seseorang, di awal hidupnya berada di atas sunnah, di atas kebenaran dan di atas jalan yang lurus. Namun dipenghujung hidupnya dia terjatuh dalam bid'ah yang sesat dan terkapar dalam ketergelinciran dan menyimpang jauh dari jalan petunjuk. Sungguh manusia paling bodoh dan paling merugi.


Berkata Ibnul Qayyim Rahimahullah:


“أغبى الناس من ضل في آخر سفره وقد قارب المنزل”.  الفوائد ❪١٠٧❫.


“Manusia yang paling merugi dan bodoh, adalah yang tersesat di penghujung perjalanannya. Padahal dia telah dekat dengan tempat tinggalnya.” (Alfawaid 107).


Lantas bagaimana dengan diri-diri kita? Semoga Allah Ta'ala wafatkan kita dalam keadaan istiqomah di atas kebenaran. Karena manusia itu dilihat akhir hidupnya, bukan di awal atau pertengahan hidupnya.


Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :


 “لَا عَلَيْكُمْ أَنْ لَا تَعْجَبُوا بِعمل أَحَدٍ حَتَّى تَنْظُرُوا بِمَ يُخْتَمُ لَهُ فَإِنَّ الْعَامِلَ يَعْمَلُ زَمَانًا مِنْ عُمْرِهِ أَوْ بُرْهَةً مِنْ دَهْرِهِ بِعَمَلٍ صَالِحٍ لَوْ مَاتَ عَلَيْهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ ثُمَّ يَتَحَوَّلُ فَيَعْمَلُ عَمَلًا سَيِّئًا وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَعْمَلُ الْبُرْهَةَ مِنْ دَهْرِهِ بِعَمَلٍ سَيِّئٍ لَوْ مَاتَ عَلَيْهِ دَخَلَ النَّارَ ثُمَّ يَتَحَوَّلُ فَيَعْمَلُ عَمَلًا صَالِحًا وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ قَبْلَ مَوْتِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ قَالَ يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ ثُمَّ يَقْبِضُهُ عَلَيْهِ” (صحيح، أخرجه ابن أبي عاصم في السنة (1/174) وأحمد في مسنده (19/246)، صححه الشيخ الأرناؤوط والألباني وغيره)


“Janganlah kalian merasa terkagum-kagum  dengan amalan salah seorang dari kalian hingga kalian dapat melihat amalan di akhir hayatnya,


Sesungguhnya ada seseorang selama beberapa waktu dari umurnya beramal dengan amal kebaikan, yang sekiranya ia meninggal pada saat itu, ia akan masuk ke dalam surga, namun ternyata ia berubah [di akhir hayatnya] dan beramal dengan amal keburukan [maka ia termasuk ahli neraka].


Dan sungguh, ada seorang hamba selama beberapa waktu dari umurnya beramal dengan amal keburukan, yang sekiranya ia meninggal pada saat itu, ia akan masuk neraka, namun ternyata ia berubah dan beramal dengan amal kebaikan [maka ia termasuk ahli Surga].


Jika Allah menginginkan kebaikan atas seorang hamba maka Ia akan membuatnya beramal baik sebelum kematiannya, ” para sahabat bertanya; “Wahai Rasulullah, bagaimana Allah membuatnya beramal?” beliau bersabda: “Allah akan Memberinya taufik untuk beramal kebaikan –pada akhir hayatnya-, setelah itu Ia mewafatkannya.” (HR Ibnu Abi Ashim dalam As-Sunnah (1/174), Ahmad dalam Musnadnya.  (19/246). Berkata Syeikh Syu’aib Al-Arna’ut dan Syeikh Al-Albani : Hadist Shahih).


AFM


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?