Berpergian Dimalam Hari
BERPERGIAN DI MALAM HARI
Berpergian atau safar, sesuatu yang berat, bahkan salah satu bentuk siksaan. Untuk itu, berpergian di malam hari atau di awal malam, merupakan pilihan terbaik. Dimana berpergian di malam hari atau di awal malam, lebih ringan, mudah, lebih semangat, cuaca dingin, dan waktu pun terasa singkat. Bahkan berpergian di malam hari atau di awal malam, merupakan sunnah Nabi shalallahu alaihi wasallam.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺑِﺎﻟﺪُّﻟْﺠَﺔِ ﻓَﺈِﻥَّ ﺍﻷَﺭْﺽَ ﺗُﻄْﻮَﻯ ﺑِﺎﻟﻠَّﻴْﻞِ
“Hendaklah kalian bepergian di waktu (Duljah) awal malam, karena sesungguhnya bumi itu (terasa) terlipat pada waktu malam.” (Riwayat Abu Daud. Berkata Syekh Al Albani : Hadits Shahih).
Berkata Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah :
فضل السير بالليل على السير بالنهار لما وقع من الإسراء بالليل؛ ولذلك كانت أكثر عبادته -صلى الله عليه وسلم- بالليل، وكان أكثر سفره -صلى الله عليه وسلم- بالليل، وقال -صلى الله عليه وسلم- في الحديث الصحيح الذي رواه أبو داود: «عَلَيْكُمْ بِالدُّلْجَةِ، فَإِنَّ الأَرْضَ تُطْوَى بِاللَّيْلِ». سنن أبي داود برقم 2571، وصححه الشيخ الألباني -رحمه الله- في صحيح سنن أبي داود (2/ 488) برقم 2241
Keutamaan berjalan (berpergian) di malam hari, atas (dibandingkan) berjalan disiang hari. Sebab, perjalanan Isra’ pun di malam hari, mayoritas ibadahnya (Nabi) shalallahu alaihi wasallam juga di malam hari. Demikian pula mayoritas safar (perjalanan) Nabi shalallahu alaihi wasallam juga dilakukan di malam hari.
Dan Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda dalam hadits Shahih yang diriwayatkan oleh Abu Daud
“Hendaklah kalian bepergian di waktu (Duljah) awal malam, karena sesungguhnya bumi itu (terasa) terlipat pada waktu malam.” (Riwayat Sunan Abu Daud No 2571 dan Syekh Al Albani rahimahullah menshahihkannya di Shahih Sunan Abu Daud 2/488 no 2242).: Hadits Shahih). (Fathul Bari, 7/217). Sumber : https://dorar.in/article.php?id=518
Berkata Imam Ibnu Abdil Bar rahimahullah :
وأما قوله فإن الأرض تطوى بالليل فمعناه – والله أعلم – أن الدابة إذا استراحت نهارا كان مشيها بالليل ضعف مشيها بالنهار ولهذا المعنى ندب رسول الله صلى الله عليه وسلم إلى الدلجة والله أعلم
Dan adapun sabdanya “Maka sesungguhnya bumi dilipat di malam hari” maknanya – Wallahu a’lam- bahwa hewan tunggangan apabila istirahat, di siang hari, dahulu di malam hari hewan itu melakukan perjalanan, sedangkan kalau siang hari, lemah melakukan perjalanan. Dan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menugaskan (delegasinya) di malam hari. Wallahualam. Sumber : https://www.islamweb.net/ar/fatwa/174805/
Berkata Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad hafidzahullah :
ﺍﻟﻤﻘﺼﻮﺩ : ﻗﻄﻊ ﺍﻟﻤﺴﺎﻓﺔ؛ ﻷﻧﻪ ﻻ ﺷﻚ ﺃﻥ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﻳﺴﻴﺮ ﻓﻲ ﺑﺮﺍﺩ ﻭﻓﻲ ﻧﺸﺎﻁ ﻓﺬﻟﻚ ﺑﺨﻼﻑ ﻣﺎ ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﻳﺴﻴﺮ ﻓﻲ ﻣﺸﻘﺔ ﻭﺣﺮﺍﺭﺓ
“Maksud dari “bumi dilipat” adalah karena sesungguhnya tidak diragukan lagi, bahwasanya manusia apabila berjalan dalam kesejukan dan semangat, berbeda apabila perjalanan berat dan panas. .” (Syarah Sunan Abi Dawud). Sumber :
https://audio.islamweb.net/audio/index.php/index.php?page=FullContent&full=1&audioid=172170
AFM
Copas dari berbagai sumber
Komentar
Posting Komentar