Memuji Ahlul Bid'ah

MEMUJI AHLUL BID'AH,MENYERANG AHLUSSUNNAH


Seseorang, memiliki cukup banyak buku, entah bukunya dibaca atau hanya sekedar koleksi. Yang disayangkan, bukunya bercampur antara buku-buku salafiyyin dan buku-buku harokiyyun partaiyyun parlementeriyyun. Akhirnya pemahamannya mulai error. Mulai memuji-muji hizbiyyun dan menyerang para salafiyyin yang memperingatkannya. Yang katanya ada kebaikannya dan ada kebenarannya.


Cukuplah perkataan seorang ulama salaf untuk membungkam syubhat si pemilik kitab yang mulai menularkan pemahamannya yang mulai goncang, namun masih mengakui dirinya di atas manhaj salaf yang lurus.


Berkata Syaikh Shalih Al-Fauzan hafidzahullah :


والسلف حذرونا من الثقة بالمبتدعة، وعن الثناء عليهم، ومن المقتدى مجالستهم، والمبتدعة يجب التحذير منهم، ويجب الابتعاد عنهم، ولو كان عندهم شيء من الحق، فإن غالب الضُلاَّل لا يخلون من شيء من الحق؛ ولكن ما دام عندهم ابتداع، وعندهم مخالفات، وعندهم أفكار سيئة، فلا يجوز الثناء عليهم، ولا يجوز مدحهم، ولا يجوز التغاضي عن بدعتهم؛ لأن في هذه الطريقة يظهر المبتدعة ويكونون قادة للأمة - لا قدَّر الله -  وتهويناً من أمر السنة، و  ترويجاً للبدعة،


"Dan Salaf itu, memperingatkan kita dari seorang tsiqah (meyakini) dengan kebid'ahannya, melarang memuji mereka, duduk bersama mereka, wajib bagi kita untuk memperingatkan umat dari mereka, menjauhi mereka walaupun mereka memiliki beberapa perkara yang mencocoki kebenaran. Karena kebanyakan para penyeru kesesatan juga mencocoki kebenaran dalam beberapa permasahan. Akan tetapi selama pada mereka terdapat kebid'ahan, kekeliruan, dan pemikiran-pemikiran yang menyimpang maka tidak boleh memuji mereka, menutup-nutupi kebid'ahan mereka, karena hal ini akan mendukung kebid'ahan dan melecehkan sunah. Dengan cara ini mubtadi' akan menjadi panutan umat. Sumber :http://www.islamport.com/w/amm/Web/1086/4758.htm


Lanjutan dari perkataan beliau :


فالواجب التحذير منهم. وفي أئمة السنة الذين ليس عندهم ابتداع في كل عصر ولله الحمد فيهم

الكفاية وهم القدوة. فالواجب إتباع المستقيم على السنة الذي ليس عنده بدعة، وأما المبتدع فالواجب

التحذير منه، والتشنيع عليه، حتى يحذره الناس، وحتى ينقمع هو وأتباعه. وأما كون عنده شيء من

الحق، فهذا لا يبرر الثناء عليه أكثر من المصلحة، ومعلوم أن قاعدة الدين " إن درء المفاسد مقدم على جلب المصالح". وفي معاداة المبتدع درء مفسدة عن الأمة ترجح على ما عنده من المصلحة المزعومة إن كانت ولو أخذنا

ذا المبدأ لم يضلل أحد، ولم يبدع أحد؛ لأنه ما من مبتدع إلا وعنده شيء من

الحق، وعنده شيء من الالتزام. المبتدع ليس كافراً محضاً، ولا مخالفاً للشريعة كلها، وإنما هو مبتدع في بعض الأمور، أو في غالب الأمور، وخصوصاً إذا كان الابتداع في العقيدة وفي المنهج فإن الأمر خطير؛لأن هذا يصبح قدوة، ومن حينئذٍ تنتشر البدع في الأمة، وينشط المبتدعة في ترويج بدعهم. فالذي

يمدح المبتدعة، ويشبه على الناس بما عندهم من الحق، هذا أحد أمرين :

إما جاهل بمنهج السلف، وموقفهم من المبتدعة، وهذا الجاهل لا يجوز له أن يتكلم، ولا يحوزللمسلمين أن يستمعوا له.

وإما مغرض؛ لأنه يعرف خطر البدعة ويعرف خطر المبتدعة ولكنه مغرض يريد أن يروج للبدعة. فعلى كلٍّ هذا أمر خطير، وأمر لا يجوز التساهل في البدعة وأهلها مهما كانت.


"Maka wajib untuk memperingatkan umat dari mereka.


Dan cukuplah bagi kita mengambil faidah dari para imam Sunnah tiap masa yang mereka tidak terjatuh pada kebid'ahan, mereka lah qudwah.


Wajib bagi kita untuk mengikuti ulama yang istiqamah di atas sunnah yang tidak terjerumus kepada kebid'ahan. Adapun mubtadi' maka wajib berhati-hati darinya, merendahkan mereka, sampai umat manusia berhati-hati darinya hingga mubtadi' dan pengikut-pengikutnya terdiam.


Adapun jika pada mereka terdapat kebenaran maka tidak boleh memuji mereka melebihi maslahat yang dibutuhkan. Telah diketahui bahwa diantara kaidah agama ini "menolak mafsadah didahulukan daripada mengambil maslahat". peringatan terhadap mubtadi' adalah menolak  mafsadah, dan menolak mafsadah terhadap umat lebih didahulukan dari maslahat yang diharapkan dari mereka (mubtadi').


Jika kita tidak mengambil kaidah ini, tentu tidak boleh ada seorangpun yang dikatakan sesat dan dikatakan mubtadi' karena setiap mubtadi' pasti memiliki kebenaran, dan mereka (mubtadi') juga berpegang teguh pada sunah dalam beberapa perkara.


Mubtadi' tidaklah kafir, tidak pula ia menyelisihi syariat sepenuhnya, ia hanya terjatuh pada kebid'ahan pada beberapa permasalahan, maupun di sebagian besar permasalahan. Terlebih jika kebid'ahan itu terdapat dalam aqidah dan manhaj, ini sangat berbahaya.

Karena hal tersebut akan menjadi qudwah, setelah meraka menjadi qudwah maka tersebarlah bid'ah pada umat, berarti ia telah membantu mubtadi' dalam menghidupkan bid'ahnya.


Orang yang memuji mubtadi' kemudian memberikan syubhat pada manusia bahwa mereka (mubtadi') memiliki kebenaran, maka ia termasuk salah satu dari dua kelompok :


1) Orang yang jahil terhadap manhaj salaf dan tidak tahu sikap salaf terhadap mubtadi', maka orang seperti ini tidak boleh berbicara dan hendaknya kaum muslimin tidak mengindahkan ucapannya


2) Orang yang memiliki maksud dan tujuan tertentu, karena ia tahu akan bahaya kebid'ahan, tetapi ia memang memiliki maksud untuk membela kebid'ahan. hal ini merupakan permasalahan yang berbahaya, suatu permasalahan yang sedapat mungkin seorang pun tidak boleh bermudah-mudahan pada bid'ah dan ahlul bid'ah. Sumber : https://alfawaeid.com/الذي-يجالس-أهل-البدع-أشدُّ-علينا-من-أهل/


Para salaf telah melarang membaca buku-buku ahlul hawa. Sudah banyak orang berjatuhan dan berguguran dari manhaj salaf akibat pergaulan bebas dengan mereka dan membaca buku-buku mereka.


Sa’id bin Amr Al-Bardza’i rahimahullah berkata:


شهدت أبا زرعة وسئل عن الحارث المحاسبي وكتبه فقال للسائل إياك وهذه الكتب هذه كتب بدع وضلالات عليك بالأثر فإنك تجد فيه ما يغنيك عن هذه الكتب


“Aku menyaksikan Al-Imam Abu Zur’ah dan beliau ditanya tentang Al-Harits Al-Muhasibi (tokoh ahlul hawa) dan kitab-kitabnya. Beliau berkata kepada penanya: “Jauhilah kitab-kitab ini! Ini adalah kitab-kitab bid’ah dan kesesatan. Wajib atasmu berpegang pada atsar (As-Salaf)! Karena kamu akan mendapatkan sesuatu yang mencukupi dari kitab-kitab tersebut.” (Tarikh Baghdad: 8/215, Siyar A’lamin Nubala’: 12/112).


Al-Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi rahimahullah berkata:


ومن السنة: هجران أهل البدع ومباينتهم، وترك الجدال والخصومات في الدين، وترك النظر في كتب المبتدعة، والإصغاء إلى كلامهم، وكل محدثة في الدين بدعة


“Dan termasuk dari As-Sunnah adalah memboikot dan menjauhi ahlul bid’ah, tidak mengadakan perdebatan dalam Ad-Dien, tidak melihat (apalagi menukil, pen) dalam kitab-kitab ahlul bid’ah, dan tidak mendengarkan ucapan mereka. Setiap perkara baru dalam Ad-Dien adalah bid’ah.” (Lum’atul I’tiqad: 32).


AFM


Copas dari berbagai sumber


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?