Banyak Yang Tidak Diketahui
BANYAK YANG TIDAK DIKETAHUI
Seseorang yang baru belajar karate atau silat, semua orang ditantangnya berkelahi.
Namun ketika sudah lama belajar dan banyak menemui patner bertarung, sudah mulai turun sepaneng, tidak lagi banyak berlagak.
Dan ketika banyak pentas dan laga dalam pertarungan yang lebih luas lagi, dia baru menyadari ternyata yang lebih jago darinya lebih banyak lagi. Baru dia tahu, di atas langit ada langit.
Begitu pula halnya orang yang baru belajar ilmu agama, dia akan cenderung sombong dan membanggakan diri, semua orang diserang dan disalahkannya.
Namun ketika dia duduk belajar berbagai macam cabang ilmu agama lebih mendalam lagi, terutama ilmu alat nahwu dan sharaf, mulai di agak tawadhu.
Setelah melewati tahapan ini, dia baru menyadari, ternyata yang dia belum ketahui lebih banyak lagi, seakan-akan dia menjadi orang yang tidak tahu apa-apa, saking luasnya ilmu agama, bagaikan samudera yang tidak bertepi.
Berkata Ibnu Jamaah rahimahullah :
العلم ثلاثة أشبار : ١. فمن دخل في الشبر الأول تكبر, ٢. ومن دخل في الشبر الثاني تواضع، ٣. ومن دخل في الشبر الثالث علم أنه لايعلم
Ilmu itu ada tiga tahapan :
1. Maka Barangsiapa yang telah masuk ke tahapan pertama maka ia akan sombong.
2. Dan barangsiapa telah masuk ke tahapan kedua maka dia akan tawadhu'.
3. Dan barangsiapa telah masuk ke tahapan ketiga maka dia akan mengetahui bahwasanya dia tidak tahu (banyak yang belum tahu).
(Tadzkiratus sami' wal mutakallim (hal. 65)).
AFM
Seseorang yang baru belajar karate atau silat, semua orang ditantangnya berkelahi.
Namun ketika sudah lama belajar dan banyak menemui patner bertarung, sudah mulai turun sepaneng, tidak lagi banyak berlagak.
Dan ketika banyak pentas dan laga dalam pertarungan yang lebih luas lagi, dia baru menyadari ternyata yang lebih jago darinya lebih banyak lagi. Baru dia tahu, di atas langit ada langit.
Begitu pula halnya orang yang baru belajar ilmu agama, dia akan cenderung sombong dan membanggakan diri, semua orang diserang dan disalahkannya.
Namun ketika dia duduk belajar berbagai macam cabang ilmu agama lebih mendalam lagi, terutama ilmu alat nahwu dan sharaf, mulai di agak tawadhu.
Setelah melewati tahapan ini, dia baru menyadari, ternyata yang dia belum ketahui lebih banyak lagi, seakan-akan dia menjadi orang yang tidak tahu apa-apa, saking luasnya ilmu agama, bagaikan samudera yang tidak bertepi.
Berkata Ibnu Jamaah rahimahullah :
العلم ثلاثة أشبار : ١. فمن دخل في الشبر الأول تكبر, ٢. ومن دخل في الشبر الثاني تواضع، ٣. ومن دخل في الشبر الثالث علم أنه لايعلم
Ilmu itu ada tiga tahapan :
1. Maka Barangsiapa yang telah masuk ke tahapan pertama maka ia akan sombong.
2. Dan barangsiapa telah masuk ke tahapan kedua maka dia akan tawadhu'.
3. Dan barangsiapa telah masuk ke tahapan ketiga maka dia akan mengetahui bahwasanya dia tidak tahu (banyak yang belum tahu).
(Tadzkiratus sami' wal mutakallim (hal. 65)).
AFM
Komentar
Posting Komentar