Orang Yang Diberi Taufik
ORANG YANG DIBERI TAUFIK
Siapakah orang yang diberi taufiq dan siapa yang tidak? Seseorang yang diberi taufiq yaitu orang yang menjadikan perasaan takutnya kepada Allah di saat tersembunyi lebih besar dan lebih kuat dibandingkan rasa takutnya tatkala terang-terangan. Sebaliknya orang yang tidak diberi taufik, dalam kesendirian dan kesunyian, tidak ada rasa takut kepada Allah, sehingga dia begitu beraninya bermaksiat kepadaNya.
Berkata asy Syaikh al Allamah Ibnu Utsaimin rahimahullahu:
"الموفَّق الذي يجعل خشية الله في السّرِّ أعظم وأقوى من خشيته في العلانية"
شرح رياض الصالحين ١٣٩
"Seorang yang diberi taufiq yaitu orang yang menjadikan perasaan takutnya kepada Allah di saat tersembunyi lebih besar dan lebih kuat dibandingkan rasa takutnya tatkala terang-terangan." (Syarh Riyadhush Shalihin (hal. 139).
Seseorang yang bermaksiat ketika sendiri, ketika sunyi dan sepi dari pandangan manusia, maka hal ini bisa menghapuskan amal-amal baiknya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لأَعْلَمَنَّ أَقْوَامًا مِنْ أُمَّتِى يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِحَسَنَاتٍ أَمْثَالِ جِبَالِ تِهَامَةَ بِيضًا فَيَجْعَلُهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَبَاءً مَنْثُورًا ». قَالَ ثَوْبَانُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا جَلِّهِمْ لَنَا أَنْ لاَ نَكُونَ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لاَ نَعْلَمُ. قَالَ : « أَمَا إِنَّهُمْ إِخْوَانُكُمْ وَمِنْ جِلْدَتِكُمْ وَيَأْخُذُونَ مِنَ اللَّيْلِ كَمَا تَأْخُذُونَ وَلَكِنَّهُمْ أَقْوَامٌ إِذَا خَلَوْا بِمَحَارِمِ اللَّهِ انْتَهَكُوهَا » رواه ابن ماجه ( 4245 ) ، وصححه الألباني في " صحيح ابن ماجه "
“Sungguh aku mengetahui suatu kaum dari umatku datang pada hari kiamat dengan banyak kebaikan semisal Gunung Tihamah. Namun Allah menjadikan kebaikan tersebut menjadi debu yang bertebaran.” Tsauban berkata, “Wahai Rasulullah, coba sebutkan sifat-sifat mereka pada kami supaya kami tidak menjadi seperti mereka sedangkan kami tidak mengetahuinya.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Adapun mereka adalah saudara kalian. Kulit mereka sama dengan kulit kalian. Mereka menghidupkan malam (dengan ibadah) seperti kalian. Akan tetapi mereka adalah kaum yang jika bersepian mereka merobek tirai untuk bisa bermaksiat pada Allah.” (HR. Ibnu Majah (4245). Syeikh Al Albani menshahihkannya di shahih Ibnu Majah).
AFM
Siapakah orang yang diberi taufiq dan siapa yang tidak? Seseorang yang diberi taufiq yaitu orang yang menjadikan perasaan takutnya kepada Allah di saat tersembunyi lebih besar dan lebih kuat dibandingkan rasa takutnya tatkala terang-terangan. Sebaliknya orang yang tidak diberi taufik, dalam kesendirian dan kesunyian, tidak ada rasa takut kepada Allah, sehingga dia begitu beraninya bermaksiat kepadaNya.
Berkata asy Syaikh al Allamah Ibnu Utsaimin rahimahullahu:
"الموفَّق الذي يجعل خشية الله في السّرِّ أعظم وأقوى من خشيته في العلانية"
شرح رياض الصالحين ١٣٩
"Seorang yang diberi taufiq yaitu orang yang menjadikan perasaan takutnya kepada Allah di saat tersembunyi lebih besar dan lebih kuat dibandingkan rasa takutnya tatkala terang-terangan." (Syarh Riyadhush Shalihin (hal. 139).
Seseorang yang bermaksiat ketika sendiri, ketika sunyi dan sepi dari pandangan manusia, maka hal ini bisa menghapuskan amal-amal baiknya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لأَعْلَمَنَّ أَقْوَامًا مِنْ أُمَّتِى يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِحَسَنَاتٍ أَمْثَالِ جِبَالِ تِهَامَةَ بِيضًا فَيَجْعَلُهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَبَاءً مَنْثُورًا ». قَالَ ثَوْبَانُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا جَلِّهِمْ لَنَا أَنْ لاَ نَكُونَ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لاَ نَعْلَمُ. قَالَ : « أَمَا إِنَّهُمْ إِخْوَانُكُمْ وَمِنْ جِلْدَتِكُمْ وَيَأْخُذُونَ مِنَ اللَّيْلِ كَمَا تَأْخُذُونَ وَلَكِنَّهُمْ أَقْوَامٌ إِذَا خَلَوْا بِمَحَارِمِ اللَّهِ انْتَهَكُوهَا » رواه ابن ماجه ( 4245 ) ، وصححه الألباني في " صحيح ابن ماجه "
“Sungguh aku mengetahui suatu kaum dari umatku datang pada hari kiamat dengan banyak kebaikan semisal Gunung Tihamah. Namun Allah menjadikan kebaikan tersebut menjadi debu yang bertebaran.” Tsauban berkata, “Wahai Rasulullah, coba sebutkan sifat-sifat mereka pada kami supaya kami tidak menjadi seperti mereka sedangkan kami tidak mengetahuinya.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Adapun mereka adalah saudara kalian. Kulit mereka sama dengan kulit kalian. Mereka menghidupkan malam (dengan ibadah) seperti kalian. Akan tetapi mereka adalah kaum yang jika bersepian mereka merobek tirai untuk bisa bermaksiat pada Allah.” (HR. Ibnu Majah (4245). Syeikh Al Albani menshahihkannya di shahih Ibnu Majah).
AFM
Komentar
Posting Komentar