Tidak Mengetahui Segala Sesuatu
TIDAK MENGETAHUI SEGALA SESUATU
Ada seseorang, bicara apapun dia pandai dan menguasainya. Menerangkan dan menjelaskan segala macam, dia faham dan mampu. Mempresentasikan segala sesuatu, dia begitu lancar dan tidak terbata-bata. Namun satu hal yang dia tidak mengetahuinya, yakni tentang mengenal Rabbnya, maka dengan ini, dia seakan-akan tidak mengetahui segala sesuatu.
Berkata Al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah :
فلو عرف العبد كل شيء ولم يعرف ربّه فكأنه لم يعرف شيئاً
Maka seandainya seorang hamba mengetahui segala sesuatu namun dia tidak mengenal Rabbnya maka seakan-akan dia tidak mengetahui apapun. (Ighatsatul Lahafan 1/139).
Begitupula, ada seseorang yang meraih dan memiliki semua kelezatan dan kenikmatan syahwat dunia, serta penyejuk mata, namun dia tidak mendapatkan dan meraih cintaNya Allah, maka dia seakan-akan tidak meraih kelezatan, kenikmatan, dan penyejuk mata sedikitpun.
Berkata Al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah :
ولو نال كل حظ من حظوظ الدنيا ولذاتها وشهواتها ولم يظفر بمحبة الله والشوق إليه والأنس به، فكأنه لم يظفر بلذة ولا نعيم ولا قرة عين.
"Dan seandainya dia meraih semua bagian dunia, kelezatannya, dan syahwatnya, namun dia tidak meraih cinta Allah, rindu kepada-Nya, dan senang dengan-Nya, maka seakan-akan dia tidak meraih kelezatan, kenikmatan, dan penyejuk mata sedikitpun." (Ighatsatul Lahafan, jilid 1 hlm. 112).
AFM
Ada seseorang, bicara apapun dia pandai dan menguasainya. Menerangkan dan menjelaskan segala macam, dia faham dan mampu. Mempresentasikan segala sesuatu, dia begitu lancar dan tidak terbata-bata. Namun satu hal yang dia tidak mengetahuinya, yakni tentang mengenal Rabbnya, maka dengan ini, dia seakan-akan tidak mengetahui segala sesuatu.
Berkata Al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah :
فلو عرف العبد كل شيء ولم يعرف ربّه فكأنه لم يعرف شيئاً
Maka seandainya seorang hamba mengetahui segala sesuatu namun dia tidak mengenal Rabbnya maka seakan-akan dia tidak mengetahui apapun. (Ighatsatul Lahafan 1/139).
Begitupula, ada seseorang yang meraih dan memiliki semua kelezatan dan kenikmatan syahwat dunia, serta penyejuk mata, namun dia tidak mendapatkan dan meraih cintaNya Allah, maka dia seakan-akan tidak meraih kelezatan, kenikmatan, dan penyejuk mata sedikitpun.
Berkata Al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah :
ولو نال كل حظ من حظوظ الدنيا ولذاتها وشهواتها ولم يظفر بمحبة الله والشوق إليه والأنس به، فكأنه لم يظفر بلذة ولا نعيم ولا قرة عين.
"Dan seandainya dia meraih semua bagian dunia, kelezatannya, dan syahwatnya, namun dia tidak meraih cinta Allah, rindu kepada-Nya, dan senang dengan-Nya, maka seakan-akan dia tidak meraih kelezatan, kenikmatan, dan penyejuk mata sedikitpun." (Ighatsatul Lahafan, jilid 1 hlm. 112).
AFM
Komentar
Posting Komentar