SHAF SHALAT WAHABI RAPAT DAN LURUS?
SHAF SHALAT WAHABI RAPAT DAN LURUS?
Ahlul bid'ah menuduh dan memfitnah bahwa yang suka shafnya lurus dan rapat adalah ahlussunnah (yang mereka gelari wahabi).
Bahkan ada yang mengatakan,
"Wahabi merapatkan shafnya takut kalau setan atau iblis ikut shalat berjamaah."
Merapikan, merapatkan dan meluruskan shaf ketika hendak melaksanakan shalat berjamaah merupakan perintah dan sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
سَوُّوْا صُفُوْفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصَّفِّ مِنْ تَمَامِ الصَّلاَة
ِ
“Luruskan shaf-shaf kalian, karena sesungguhnya meluruskan shaf termasuk kesempurnaan sholat”. (HR. Bukhari Muslim).
Dan Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
أَقِيمُوا الصَّفَّ فِى الصَّلاَةِ فَإِنَّ إِقَامَةَ الصَّفِّ مِنْ حُسْنِ الصَّلاَة
ِ
“Dan tegakkanlah shaf di dalam shalat, karena sesungguhnya menegakkan shaf termasuk diantara baiknya sholat”. (HR. Bukhari Muslim).
Merapatkan dan meluruskan shaf shalat bukan karena takut setan ikut shalat. Tapi karena ini perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menutup pintu-pintu agar setan tidak menyelinap diantara shaf.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَقِيمُوا الصُّفُوفَ فَإِنَّمَا تَصُفُّونَ بِصُفُوفِ الْمَلاَئِكَةِ وَحَاذُوا بَيْنَ الْمَنَاكِبِ ، وَسُدُّوا الْخَلَلَ ، وَلِينُوا فِي أَيْدِي إِخْوَانِكُمْ ، وَلاَ تَذَرُوا فُرُجَاتٍ لِلشَّيْطَانِ ، وَمَنْ وَصَلَ صَفًّا ، وَصَلَهُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى ، وَمَنْ قَطَعَ صَفًّا قَطَعَهُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى.(رواه أحمد قال الشيخ شعيب الأرنؤوط : إسناده صحيح).
“Luruskan shaf-shaf kalian karena sesungguhnya kalian itu bershaf seperti shafnya para malaikat. Luruskan di antara bahu-bahu kalian, isi (shaf-shaf) yang kosong, lemah lembutlah terhadap tangan-tangan (lengan) saudara kalian dan janganlah kalian menyisakan celah-celah bagi setan. Barangsiapa yang menyambung shaf, niscaya Allah akan menyambungnya dan barangsiapa yang memutuskan-nya, maka Allah akan memutuskannya. ( HR.Ahmad. Berkata Syekh Al-Arnuth isnadnya shahih).
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
رُصُّوا صُفُوفَكُمْ وَقَارِبُوا بَيْنَهَا وَحَاذُوا بِالأَعْنَاقِ فَوَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ إِنِّى لأَرَى الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ مِنْ خَلَلِ الصَّفِّ كَأَنَّهَا الْحَذَفُ
“Rapatkan shaf kalian, rapatkan barisan kalian, luruskan pundak dengan pundak. Demi Allah, Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, Sungguh aku melihat setan masuk di sela-sela shaf, seperti anak kambing.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Hibban. Berkata Syuaib al-Arnauth : Hadist Shahih).
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa bersabda :
وَسُدُّوا الْخَلَلَ؛ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ فِيمَا بَيْنَكُمْ بِمَنْزِلَةِ الْحَذَفِ
“Tutup setiap celah shaf, karena setan masuk di antara shaf kalian, seperti anak kambing.” (HR. Ahmad Berkata Syuaib al-Arnauth : Hadist Shahih).
Oleh karena itu, hendaklah kalau ada shaf yang kosong, segera bergeser atau maju, menutup shaf yang kosong.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ سَدَّ فُرْجَةً رَفَعَهُ اللهُ بِهَا دَرَجَةً وَبَنَى لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ (رواه البيهفي و الطبران - قال الشيخ الألباني : صحيح لغيره).
“Barang siapa yang menutupi suatu celah (dalam shaf), niscaya Allah akan mengangkat derajatnya karenanya dan akan dibangunkan untuknya sebuah rumah di dalam surga”. (HR. Al Baihaqi dan Ath Thabrani di Al Ausath. Hadits Shahih lighairillah di Shahih targhib wa Tarhib ).
Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
خِيَارُكُمْ أَلْيَنُكُمْ مَنَاكِبًا فِي الصَّلاةِ ، وَمَا مِنْ خُطْوَةٍ أَعْظَمُ أَجْرًا مِنْ خُطْوَةٍ مَشَاهَا رَجُلٌ إِلَى فُرْجَةٍ فِي صَفٍّ فَسَدَّهَا. (رواه الطبران - قال الشيخ الألباني : حسن لغيره).
“Orang yang terbaik di antara kalian adalah orang yang paling lembut bahunya dalam sholat. Tak ada suatu langkahpun yang lebih besar pahalanya dibandingkan langkah yang dilangkahkan menuju celah dalam shaf, lalu ia menutupinya”. (HR.Al-Imam Ath-Thobrony dalam Al-Ausath. Hadits hasan lighoirihi ).
Para khalifah rasyidin sangat serius untuk merapatkan shaf jamaah shalat, bahkan mengangkat petugas khusus untuk merapatkan shaf.
Berkata Abu Utsman rahimahullah (seorang tabiin):
ما رأيت أحدا كان أشد تعاهدا للصف من عمر، إن كان ليستقبل القبلة حتى إذا قلنا قد كبر، التفت فنظر إلى المناكب والأقدام، وإن كان يبعث رجالا يطردون الناس حتى يلحقوهم بالصفوف
“Aku tidak pernah melihat seseorang yang begitu besar perhatiannya terhadap shaf, melebihi ‘Umar ibn Al Khattab. Terkadang kami semua telah menghadap kiblat hingga kami kira akan bertakbir, beliau masih menoleh ke belakang dan melihat pundak-pundak dan kaki kami. Kadang beliau mengutus seseorang untuk menertibkan orang-orang hingga mereka semua saling menempel dalam shaf shalat”. (HR. Ibn Abi Syaibah - Al Mushannaf).
Berkata Malik Bin Amir rahimahullah (seorang tabiin):
سمعت عثمان وهو يقول: استووا وحاذوا بين المناكب، فإن من تمام الصلاة إقامة الصف، قال: وكان لا يكبر حتى يأتيه رجال قد وكلهم بإقامة الصفوف
“Aku mendengar ‘Utsman ibn ‘Affan berkata, ‘Luruskan dan rapatkan antara pundak kalian, karena diantara kesempurnaan shalat ialah lurusnya shaf’. Beliau tidak memulai takbir sampai mengutus seorang yang bertugas sebagai wakil dalam meluruskan shaf”. HR. Ibn Abi Syaibah - Al Mushannaf).
Betapa agungnya perintah Rasulullah shallallahu-‘alaihi wa sallam dalam menegakkan shaf shalat. Dan betapa seriusnya para khalifah untuk merapihkan shaf. Sungguh buruk dan sungguh celaka celaan orang yang mencela dan yang mengolok-ngolok perintah nabi tentang meluruskan dan merapikan shaf. Sungguh pantas siksa yang pedih bagi orang yang enggan dan menolak perintah Nabi shallallahu alaihi wa sallam.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
كل أمتي يدخلون الجنة إلا من أبى، قيل ومن يأبى يا رسول الله؟! قال: من أطاعني دخل الجنة، ومن عصاني فقد أبى
“Setiap umatku akan masuk surga, kecuali orang-orang yang enggan untuk memasukinya. Ada seseorang yang bertanya, siapakah orang yang enggan tersebut wahai Rasulullah ? Beliau bersabda, “Barangsiapa mentaatiku akan masuk surga, barangsiapa tidak taat kepadaku sungguh dia orang yang enggan masuk surga“ (HR. Bukhari).
Sudah jelas dan terang benderang dengan dalil-dalil yang banyak, bahwa merapatkan dan meluruskan shaf dalam shalat berjamaah adalah perintah dan sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Namun ahlul bid'ah menuduh bahwa itu ciri wahabi. Begitulah ahlul bid'ah tidak bisa berhujjah, yang ada cuma menuduh dan memfitnah.
AFM
Copas dari berbagai sumber
Komentar
Posting Komentar