AQIDAH JAHMIYAH ALLAH DIMANA-MANA
AQIDAH JAHMIYAH ALLAH DIMANA-MANA
Orang yang mengatakan Allah Ta'ala dimana-mana, ada juga dalilnya. Namun mereka keliru dalam memahaminya. Mereka memahami ayat-ayat alquran, bukan dengan pemahaman yang benar, bukan dengan pemahaman para salaf. Tetapi mereka memahami dengan hawa nafsunya atau hawa nafsu guru-gurunya.
Pemahaman para salaf, yang dimaksud dimana-mana itu adalah ilmunya, bukan zatnya Allah Ta'ala.
Allah Ta'ala berfirman,
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Al-Hadid: 4).
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah,
أي : رقيب عليكم ، شهيد على أعمالكم حيث أنتم ، وأين كنتم ، من بر أو بحر ، في ليل أو نهار ، في البيوت أو القفار ، الجميع في علمه على السواء ، وتحت بصره وسمعه ، فيسمع كلامكم ويرى مكانكم ، ويعلم سركم ونجواكم
Yakni Dia Maha Mengawasi kalian lagi Maha Menyaksikan semua amal kalian di mana pun kalian berada, baik di daratan ataupun di lautan, baik di malam ataupun siang hari, baik di dalam rumah maupun di tengah hutan. Semuanya itu bagi ILMU ALLAH sama saja dan berada di bawah penglihatan dan pendengaran-Nya. Maka Dia mendengar pembicaraan kalian dan melihat tempat kalian dan mengetahui rahasia dan apa yang dibisikkan oleh kalian. Tafsir Ibnu Katsir.
Allah Ta'ala berfirman,
هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوا
Dia ada bersama mereka di mana pun mereka berada. (Al-Mujadilah: 7).
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah,
ولهذا حكى غير واحد الإجماع على أن المراد بهذه الآية معية علم الله تعالى ولا شك في إرادة ذلك ولكن سمعه أيضا مع علمه محيط بهم ، وبصره نافذ فيهم ، فهو سبحانه مطلع على خلقه ، لا يغيب عنه من أمورهم شيء .
Karena itulah maka diriwayatkan oleh sejumlah ulama yang menyatakan adanya ijma' (kesepakatan) sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa makna yang dimaksud ialah kebersamaan ILMU ALLAH Subhanahu wa Ta'ala, dan ini memang tidak diragukan lagi kebenarannya; tetapi pendengaran-Nya juga bersama-sama ilmu-Nya meliput mereka, dan penglihatan-Nya menembus mereka. Maka Allah Subhanahu wa Ta'ala selalu melihat makhluk-Nya, tiada sesuatu pun dari urusan mereka yang tersembunyi dari-Nya. (Tafsir Ibnu Katsir).
Berkata Imam Adh-Dhahhâk rahimahullah,
هُوَ عَلَى عَرْشِهِ وَعِلْمُهُ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوْا
Allah di atas ‘arsy–Nya dan ILMU-NYA bersama mereka di mana saja mereka berada. (Mukhtashar Al-‘Uluw, hlm. 133, no. 113).
Berkata Imam Malik bin Anas rahimahullah,
اللهُ فِي السَّمَاءِ وَعِلْمُهُ فِي كُلِّ مَكَانٍ لَا يَخْلُو مِنْهُ شَيْءٌ
Allah di atas langit dan ILMU-NYA di seluruh tempat, tidak ada sesuatu yang kosong dari ilmu-Nya“. (Mukhtashar Al-‘Uluw, hlm. 140, no. 130).
Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanya,
ما معنى قوله “وهو معكم أينما كنتم”
“وما يكون من نجوى ثلاثة إلا هو رابعهم”؟
Apa makna firman Allah, “Dan Allah bersama kamu di mana saja kamu berada”. (QS. al-Hadid : 4). “Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah keempatnya”.(QS. al-Mujadilah : 7)
Beliau menjawab,
علمه عالم الغيب و الشهادة، وعلمه محيط بكل شيء شاهد علام الغيوب يعلم الغيب ربنا على العرش بلا حد ولا صفه وسع كرسيه السماوات والارض
ILMU-NYA, Allah mengetahui yang ghaib dan yang tampak. ILMU-NYA meliputi segala sesuatu yang tampak dan yang tersembunyi. Namun, Rabb kita di atas Arsy, tanpa dibatasi dengan ruang, tanpa dibatasi dengan bentuk. KursiNya meliputi langit dan bumi. (Itsbatu Shifat al-‘Uluw, Hal. 116).
Imam Adz-Dzahabi rahimahullah mengomentari tentang dalil Allah di atas arasy,
الدليل على أن الله تعالى فوق العرش فوق المخلوقات مباين لها ليس بداخل في شيء منها على أن علمه في كل مكان : الكتاب والسنة وإجماع الصحابة و التابعين والأئمة المهديين
“Ini adalah dalil bahwa Allah itu di atas Arsy, Allah di atas seluruh makhluk, Allah terpisah dari makhluk-makhlukNya, Allah tidak masuk dalam satupun makhlukNya, sedangkan ILMU ALLAH di setiap tempat. Dalil-dalil ini berasal dari Al-Qur’an, As-Sunnah, ijmak sahabat, perkataan tabi’in dan pendapat para Imam yang mendapatkan petunjuk.” (Kitab Al-Arsy, 2/5).
Hanya kelompok sesat Jahmiyah dan para pengekornya yang mengatakan Allah dimana-mana.
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah,
كَانَ الْجَعْدُ بْنُ دِرْهَمٍ مِنْ أَهْلِ الشَّامِ وَهُوَ مُؤَدِّبُ مَرْوَانَ الحمار ولهذا يقال له مروان الجعديّ فنسب إِلَيْهِ وَهُوَ شَيْخُ الْجَهْمِ بْنِ صَفْوَانَ الَّذِي تُنْسَبُ إِلَيْهِ الطَّائِفَةُ الْجَهْمِيَّةُ الَّذِينَ يَقُولُونَ إِنَّ اللَّهَ فِي كُلِّ مَكَانٍ بِذَاتِهِ تَعَالَى اللَّهُ عَمَّا يَقُولُونَ عُلُوًّا كَبِيرًا.
“al-Ja’d ibn Dirham termasuk penduduk Syam. Ia adalah mu`addib dari Marwan al-Himar sehingga dikenal dengan Marwan al-Ja’diy; dinisbatkan kepadanya. Ia juga merupakan guru dari al-Jahm ibn Shafwan yang dinisbatkan kepadanya kelompok Jahmiyyah yang berkata bahwa sesungguhnya Allah berada DISETIAP TEMPAT dengan Dzatnya. Mahatinggi dan Mahaagung Allah dari apa yang mereka katakan” (al-Bidāyah wan-Nihāyah: X/19).
Berkata Ibnu Abdil Barr rahimahullah,
أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ فِي السَّمَاءِ عَلَى الْعَرْشِ مِنْ فوق سبع سموات كَمَا قَالَتِ الْجَمَاعَةُ وَهُوَ مِنْ حُجَّتِهِمْ عَلَى الْمُعْتَزِلَةِ وَالْجَهْمِيَّةِ فِي قَوْلِهِمْ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ فِي كُلِّ مَكَانٍ وَلَيْسَ عَلَى الْعَرْشِ
Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla di langit di atas Arasy di atas tujuh lapis langit seperti yang dikatakan oleh Jamaah ulama. Pernyataan ini adalah hujjah mereka untuk melawan Muktazilah dan Jahmiyah, di dalam perkataan mereka, sesungguhnya Allah Azza wa Jalla DISETIAP TEMPAT dan tidak [istiwâ’] di atas Arasy.” (Ibnu Abdil Barr, at-Tamhîd, juz VII, halaman 129).
AFM
Copas dari berbagai sumber
Komentar
Posting Komentar