ULAMA WAHABI SESAT?
ULAMA WAHABI SESAT?
Ahlul bid'ah menuduh dan memfitnah ahlussunnah (yang mereka gelari wahabi) suka menyesat-nyesatkan orang. Padahal buktinya mereka sendiri yang menuduh para ulama Saudi adalah orang yang sesat dikarenakan sebagian mereka buta matanya, sambil mengutip firman Allah Ta'ala.
Allah Ta'ala berfirman,
وَمَنْ كَانَ فِي هَذِهِ أَعْمَى فَهُوَ فِي الآخِرَةِ أَعْمَى وَأَضَلُّ سَبِيلا
Dan barang siapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar). (Surat Al Isra 72).
Itulah kalau memahami ayat alquran dengan hawa nafsunya, tidak seperti ahlussunnah, mereka memahami ayat alquran, sebagaimana yang dipahami para salaf. Perhatikan penjelasan ulama salaf tentang ayat di atas.
Berkata Al Qurthubi rahimahullah,
ومن كان في هذه أعمى أي في الدنيا عن الاعتبار وإبصار الحق . فهو في الآخرة أي في أمر الآخرةأعمى
Dan barang siapa yang BUTA didunia ini dari MENGAMBIL PELAJARAN dan MELIHAT KEBENARAN, niscaya dia di akhirat (nanti), yakni diapun akan BUTA dalam perkara akherat. (Tafsir Al Qurthubi).
Dan Berkata Al Qurthubi rahimahullah,
وقال الحسن : من كان في هذه الدنيا كافرا ضالا فهو في الآخرة أعمى وأضل سبيلا وقيل : ومن كان في الدنيا أعمى عن حجج الله بعثه الله يوم القيامة أعمى ; كما قال : ونحشره يوم القيامة أعمى الآيات .
وقال : ونحشرهم يوم القيامة على وجوههم عميا وبكما وصما مأواهم جهنم .
Al Hasan berkata : "Barang siapa didunia kafir sesat maka di akherat dia BUTA dan sesat jalannya."
Dikatakan : barang siapa di dunia BUTA dari hujah-hujah Allah, maka Allah akan membangkitkannya dihari kiamat dalam keadaan BUTA sebagaimana firman Allah
و من أعرض عن ذكري فإن له معيشة ضنكا ونحشره يوم القيامة أعمى..قال رب لم حشرتني أعمى و قد كنت بصيرا..قال كذلك أتتك آيتتنا فنسيتها و كذلك اليوم تنسي
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan BUTA. Dia berkata, “Ya Rabbku, mengapa engkau kumpulkan aku dalam keadaan buta, padahal dahulu aku dapat melihat,”. Dia (Allah) berfirman, “Demikianlah, dahulu telah datang ayat-ayat Kami, dan kamu mengabaikannya, jadi begitu (pula) pada hari ini engkau diabaikan”. (Surah Toha : 124-126)
Dan Allah Ta'ala berfirman,
وَمَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ ۖ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِهِ ۖ وَنَحْشُرُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَىٰ وُجُوهِهِمْ عُمْيًا وَبُكْمًا وَصُمًّا ۖ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۖ كُلَّمَا خَبَتْ زِدْنَاهُمْ سَعِيرًا
Dan barangsiapa yang ditunjuki Allah, dialah yang mendapat petunjuk dan barangsiapa yang Dia sesatkan maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Dia. Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam keadaan buta, bisu dan pekak. Tempat kediaman mereka adalah neraka jahannam. Tiap-tiap kali nyala api Jahannam itu akan padam, Kami tambah lagi bagi mereka nyalanya. (QS. Al-Isra : 97). (Tafsir Al Qurthubi).
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah tentang ayat,
قال ابن عباس ومجاهد ، وقتادة وابن زيد : ( ومن كان في هذه ) أي في الحياة الدنيا ( أعمى ) عن حجج الله وآياته وبيناته ( فهو في الآخرة أعمى ) أي كذلك يكون ( وأضل سبيلا ) أي وأضل منه كما كان في الدنيا عياذا بالله من ذلك .
Ibnu Abbas, Mujahid, dan Qatadah serta Ibnu Zaid mengatakan bahwa yang dimaksud ialah di dalam kehidupan dunia ini. Dan yang dimaksud dengan BUTA ialah BUTA terhadap hujah Allah, tanda-tanda kebesaranNya, dan keterangan-keterangan dari-Nya. Niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta. (Al-Isra: 72)... (Tafsir Ibnu Katsir).
Oleh karena itu, memahami dalil alquran dan assunnah, harus dengan pemahaman yang benar, pemahaman para salaf, bukan dipahami oleh akal, perasaan dan hawa nafsunya sendiri.
AFM
Copas dari berbagai sumber
Komentar
Posting Komentar