WAHABI PEMECAH BELAH PERSATUAN?
WAHABI PEMECAH BELAH PERSATUAN?
Tuduhan dan fitnahan ahlu bid’ah lainnya yang sering dilontarkan kepada Ahlussunnah (yang mereka gelari wahabi) adalah kelompok yang suka memecah belah umat dan merongrong persatuan kaum muslimin.
Yang menjadi pertanyaan, apakah selama ini mereka bersatu padu, seiya sekata, sehingga dipecah belah persatuan mereka?
Ternyata selama ini mereka bercerai berai, saling berselisih dan berpecah belah. Diantara mereka merasa saling mengklaim paling benar manhajnya, thoriqahnya, metode dakwah dan perjuangannya. Mereka saling menyalahkan dan merendahkan. Bahkan ada yang sampai tingkat menyesatkan dan mengkafirkan.
Jangankan antara kelompok satu dengan kelompok lainnya, satu kelompoknya saja, mereka saling gontok-gontokan, berselisih dan berpecah belah.
Namun apabila mereka menghadapi ahlussunnah, mereka (kelompok-kelompok) tersebut bersatu padu untuk memerangi ahlussunnah. Mereka bersatu menghalang-halangi gerakan dan dakwah ahlussunnah.
Berkata Qotaadah bin diaa'mah Albashriiy rahimahullah,
تجد أهل الباطل مختلفة شهادتهم، مختلفة أهواؤهم، مختلفة أعمالهم، وهم مجتمعون في عداوة أهل الحق. تفسير الطبري ٥٣٨/٢٢
"Kamu akan mendapati para pengikut kebatilan mereka mempunyai persaksian yang berbeda-beda, hawa nafsu (keinginan) yang berbeda-beda, amalan yang berbeda-beda dalam keadaan mereka bersatu dalam memerangi para pengikut kebenaran". (Tafsiir Ath-thobariy).
Berkata Al Baghowi rahimahullah,
ﺃﻱ: ﺑﻌﻀﻬﻢ ﻓﻆ ﻋﻠﻰ ﺑﻌﺾ، ﻭﻋﺪاﻭﺓ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﺑﻌﻀﺎ ﺷﺪﻳﺪﺓ. ﻭﻗﻴﻞ: ﺑﺄﺳﻬﻢ ﻓﻴﻤﺎ ﺑﻴﻨﻬﻢ ﻣﻦ ﻭﺭاء اﻟﺤﻴﻄﺎﻥ ﻭاﻟﺤﺼﻮﻥ ﺷﺪﻳﺪ، ﻓﺈﺫا ﺧﺮﺟﻮا ﻟﻜﻢ ﻓﻬﻢ ﺃﺟﺒﻦ ﺧﻠﻖ اﻟﻠﻪ {ﺗﺤﺴﺒﻬﻢ ﺟﻤﻴﻌﺎ ﻭﻗﻠﻮﺑﻬﻢ ﺷﺘﻰ} ﻣﺘﻔﺮﻗﺔ ﻣﺨﺘﻠﻔﺔ
“Yaitu, sikap sebagian mereka kasar antar sesama mereka sendiri, begitupula permusuhan (terselubung) begitu keras antar mereka. Ada juga ulama yang menyebut bahwa pertentangan di antara mereka sangat kuat terjadi di balik dinding dan benteng-benteng. Kemudian jika mereka keluar menghadapi kalian, ternyata mereka termasuk sosok-sosok yang paling pengecut. ‘Kalian kira mereka itu bersatu, padahal sebenarnya hati mereka berpecah belah’, tercerai-berai saling bertentangan.” (Tafsir Al Baghowi).
Berkata Al-‘Allamah Muhamad Aman al-Jami rahimahullah ;
هكذا أهل الباطل دائما وإن كانوا فيما بينهم متخاصمون ومتخالفون لكنهم متفقون على محاربة السنة وأهل السنة هذا قديما وحديثا إلى يومكم هذا ، تجدون أهل الباطل مختلفون ومتخاصمون وربما يُكفر بعضهم بعضا ؛ لكن إذا وجدوا من الحكمة أو تقتضى المصلحة العامة لهم جمعيا أن يتفقوا على محاربة أهل السنة ؛ إتفقوا وتناسوا ما بينهم من العدواة ، ما أشبه اليوم بأمس. [شرح كتاب: شرح العقيدة الواسطية لمحمد خليل هراس – الشريط العاشر ]
Demikianlah ahli batil, walaupun terjadi permusuhan dan perselisihan di antara mereka, namun mereka senantiasa bersepakat untuk memerangi sunnah dan ahlussunnah. Hal ini terjadi pada zaman dulu dan sekarang, hingga hari ini.
Kalian mendapati ahli batil saling bermusuhan dan berselisih. Tidak jarang, sebagian mereka mengafirkan sebagian yang lain. Namun jika mereka mendapatkan hikmah/ peluang atau mashlahat bersama yang menguntungkan mereka semua untuk bersatu memerangi ahli sunnah, niscaya mereka bersepakat dan melupakan permusuhan di antara mereka. Hari ini betapa mirip dengan kemarin. [Syarah Kitab: Syarah al-Aqidah al-Wasithiyah li Muhammad Khalil Harras, kaset ke-10].
Bagi ahlussunnah yang senantiasa mendakwahkan tauhid dan sunnah, yang dituduh pemecah belah persatuan, janganlah berkecil hati, wong Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang mendakwahkan tauhid dan sunnah, dituduh pemecah belah persatuan oleh kaumnya. Padahal selama ini kaumnya berpecah belah, namun dalam menghadap Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mereka bersatu padu.
Pada suatu hari Utbah bin Rabi'ah, seorang pembesar kaum Quraisy, datang kemasjid berjumpa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, yang pada saat itu sedang duduk sendirian.
Utbah pun berkata;
يا ابن أخي ، إنك منا حيث قد علمت من السطة في العشيرة ، والمكان في النسب ، وإنك قد أتيت قومك بأمر عظيم ، فرقت به جماعتهم ، وسفهت به أحلامهم ، وعبت به آلهتهم ودينهم ، وكفرت به من مضى من آبائهم ، فاسمع مني أعرض عليك أمورا تنظر فيها لعلك تقبل منا بعضها .
"Hai anak saudaraku, sesungguhnya engkau berasal dari golongan kami, dimana aku tahu keluarga dan kedudukan keturunanmu, yang dengannya engkau 'MEMECAH BELAH KESATUAN MEREKA, engkau bodohkan akal pikiran mereka, engkau cela sesembahan dan agama mereka dan engkau kafirkan nenek moyang mereka yang telah pergi. Dengarkanlah aku, aku hendak mengajukan beberapa hal yang perlu engkau tinjau kembali. Mudah-mudahan engkau menerima sebagiannya." ....dst. (Tafsir Ibnu Katsir QS; Surah Fushshilat :3-4).
AFM
Copas dari berbagai sumber
Komentar
Posting Komentar