Jiwa Yang Resah Gelisah
JIWA YANG RESAH DAN GELISAH
Ketika jiwa resah, gelisah dan tidak tenang, sebagian orang menghibur diri dengan nyanyian, dengan harapan, jiwanya yang resah dan gelisah akan terhibur. Padahal keadaannya akan bertambah parah, jiwanya akan semakin gersang dan kering.
Apa obat yang mujarab untuk mengobati ketidaktenangannya, kegelisahannya dan keresahannya? Maka jawabannya, hendaklah banyak berdzikir, terutama banyak banyak membaca dan mendengarkan alquran, bukan lari ke nyanyian.
Berkata Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah :
صوت القرآن يسكن النفوس ويطمئنها ويوقرها، وصوت الغناء يستفزها ويزعجها ويهيجها.
“Suara al-Qur’an membuat jiwa menjadi tenang, tenteram, dan mulia, sedangkan suara nyanyian membuat jiwa resah, gelisah, dan tidak tenang.” (Badai’ul Fawaid, jilid 2 hlm. 143).
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (Qs. ar-Ra’du: 28).
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah :
أي : تطيب وتركن إلى جانب الله ، وتسكن عند ذكره ، وترضى به مولى ونصيرا; ولهذا قال : ( ألا بذكر الله تطمئن القلوب ) أي : هو حقيق بذلك .
Maksudnya, hati mereka senang dan tenang berada di sisi Allah, merasa tenteram dengan mengingat-Nya, dan rela kepada-Nya sebagai Pelindung dan Penolong(nya). Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:
{أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ}
Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Ar-Ra'd: 28)
Ayat di atas bermakna bahwa Allah berhak untuk diingati. (Tafsir Ibnu Katsir).
Abu Fadhel Majalengka
Ketika jiwa resah, gelisah dan tidak tenang, sebagian orang menghibur diri dengan nyanyian, dengan harapan, jiwanya yang resah dan gelisah akan terhibur. Padahal keadaannya akan bertambah parah, jiwanya akan semakin gersang dan kering.
Apa obat yang mujarab untuk mengobati ketidaktenangannya, kegelisahannya dan keresahannya? Maka jawabannya, hendaklah banyak berdzikir, terutama banyak banyak membaca dan mendengarkan alquran, bukan lari ke nyanyian.
Berkata Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah :
صوت القرآن يسكن النفوس ويطمئنها ويوقرها، وصوت الغناء يستفزها ويزعجها ويهيجها.
“Suara al-Qur’an membuat jiwa menjadi tenang, tenteram, dan mulia, sedangkan suara nyanyian membuat jiwa resah, gelisah, dan tidak tenang.” (Badai’ul Fawaid, jilid 2 hlm. 143).
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (Qs. ar-Ra’du: 28).
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah :
أي : تطيب وتركن إلى جانب الله ، وتسكن عند ذكره ، وترضى به مولى ونصيرا; ولهذا قال : ( ألا بذكر الله تطمئن القلوب ) أي : هو حقيق بذلك .
Maksudnya, hati mereka senang dan tenang berada di sisi Allah, merasa tenteram dengan mengingat-Nya, dan rela kepada-Nya sebagai Pelindung dan Penolong(nya). Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:
{أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ}
Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Ar-Ra'd: 28)
Ayat di atas bermakna bahwa Allah berhak untuk diingati. (Tafsir Ibnu Katsir).
Abu Fadhel Majalengka
Komentar
Posting Komentar