Lukisan Yang Membekas
LUKISAN YANG MEMBEKAS
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Jauhkan anak-anak kita dari bacaan-bacaan atau tontonan yang merusak fitrahnya, karena ini akan membekas dimemory otak anak-anak kita.
Kasihlah buku-buku atau tontonan yang berfaidah, yang bermanfaat dan menyehatkan pikiran generasi kita.
Pengaruh ini sangat besar sekali bagi pertumbuhan pikiran dan akhlak anak-anak kita. Ini sangat membekas dan susah dihilangkan dari file anak-anak sampai menginjak usia dewasa.
Berkata ‘Alqamah rahimahullahu :
مَا حَفِظْتُ وَأَنَا شَابٌّ فَكَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَيْهِ فِي قِرْطَاسٍ أَوْ وَرَقَةٍ
“Segala sesuatu yang kuhafal ketika aku masih belia, maka sekarang seakan-akan aku melihatnya di atas kertas atau lembaran catatan.” (Jami’ Bayanil ‘Ilmi wa Fadhlihi, 1/304).
Berkata Ibnul Anbari rahimahullahu :
مَنْ أَدَّبَ ابْنَهُ صَغِيْرًا قَرَّتْ عَيْنُهُ كَبِيْرًا
“Barangsiapa mengajari anaknya adab semasa kecil, maka akan menyejukkan pandangannya ketika si anak telah dewasa.” (Jami’ Bayanil ‘Ilmi wa Fadhlihi, 1/306).
Contoh kecil misalkan, yang dialami oleh penulis sendiri. Ketika penulis usia SMP dan SMA, sebelum penulis masuk pesantren, suka sekali membaca buku-buka novel karangan Hamka. Ada buku yang sangat menarik yang tersimpan di memory penulis.
Tentang gambaran wanita-wanita Padang dan Bugis, yang sangat setia menanti suaminya pulang, yang pergi jauh merantau berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun lamanya.
Pengaruh bacaan ini, akhirnya tertanam dalam sanubari penulis, yang berkeinginan keras untuk mempersunting gadis padang atau gadis bugis.
Alhamdulillah, keinginan dan cita-cita ini terkabulkan, gadis bugis pun sekarang menjadi ibu dari anak-anak penulis.
Inilah gambaran nyata tentang pengaruh bacaan terhadap prilaku kita dimasa yang akan datang. Untuk itu, perhatikan dari sekarang, jangan sembarang bacaan atau tontonan dikonsumsi anak-anak kita.
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Jauhkan anak-anak kita dari bacaan-bacaan atau tontonan yang merusak fitrahnya, karena ini akan membekas dimemory otak anak-anak kita.
Kasihlah buku-buku atau tontonan yang berfaidah, yang bermanfaat dan menyehatkan pikiran generasi kita.
Pengaruh ini sangat besar sekali bagi pertumbuhan pikiran dan akhlak anak-anak kita. Ini sangat membekas dan susah dihilangkan dari file anak-anak sampai menginjak usia dewasa.
Berkata ‘Alqamah rahimahullahu :
مَا حَفِظْتُ وَأَنَا شَابٌّ فَكَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَيْهِ فِي قِرْطَاسٍ أَوْ وَرَقَةٍ
“Segala sesuatu yang kuhafal ketika aku masih belia, maka sekarang seakan-akan aku melihatnya di atas kertas atau lembaran catatan.” (Jami’ Bayanil ‘Ilmi wa Fadhlihi, 1/304).
Berkata Ibnul Anbari rahimahullahu :
مَنْ أَدَّبَ ابْنَهُ صَغِيْرًا قَرَّتْ عَيْنُهُ كَبِيْرًا
“Barangsiapa mengajari anaknya adab semasa kecil, maka akan menyejukkan pandangannya ketika si anak telah dewasa.” (Jami’ Bayanil ‘Ilmi wa Fadhlihi, 1/306).
Contoh kecil misalkan, yang dialami oleh penulis sendiri. Ketika penulis usia SMP dan SMA, sebelum penulis masuk pesantren, suka sekali membaca buku-buka novel karangan Hamka. Ada buku yang sangat menarik yang tersimpan di memory penulis.
Tentang gambaran wanita-wanita Padang dan Bugis, yang sangat setia menanti suaminya pulang, yang pergi jauh merantau berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun lamanya.
Pengaruh bacaan ini, akhirnya tertanam dalam sanubari penulis, yang berkeinginan keras untuk mempersunting gadis padang atau gadis bugis.
Alhamdulillah, keinginan dan cita-cita ini terkabulkan, gadis bugis pun sekarang menjadi ibu dari anak-anak penulis.
Inilah gambaran nyata tentang pengaruh bacaan terhadap prilaku kita dimasa yang akan datang. Untuk itu, perhatikan dari sekarang, jangan sembarang bacaan atau tontonan dikonsumsi anak-anak kita.
Komentar
Posting Komentar