Materi Kajian 13

MATERI KAJIAN 13

Oleh : Abu Fadhel Majalengka

HAKIKAT TAUHID ULUHIYYAH

Setelah mengenal Allah, lewat ayat-ayat kauniyyah dan syar'iyyah, bahwasanya Allah adalah pencipta, pemberi rizki, yang mematikan dan menghidupkan, yang memberikan manfaat dan mudharat dan yang mengatur segala urusan, sudah seyogyanya sebagai hamba menyembah dan beribadah hanya kepada Allah semata, tidak menyekutukannya dengan menyembah dan beribadah kepada selainNya. Inilah hakikat tauhid uluhiyyah yang penulis akan bahas dalam risalah ini.

Definisi Tauhid Uluhiyyah

Berkata Syeikh Sholeh Al Fauzan hafidzohullôh :

توحيد الألوهية هو: إفراد اللهِ وحدَه بالعبادة دون سواه. شرح العقيدة الواسطية

Tauhid Uluhiyyah adalah mengesahkan ibadah hanya kepada Allah semata tidak kepada selainNya. (Syarah Al Akidah Al Wasithiyah).

Berkata Syeikh Muhammad Sholeh Al Munajed hafidzohullôh :

توحيد الألوهية هو : إفراد الله تعالى بجميع أنواع العبادة الظاهرة والباطنة قولا وعملا ، ونفي العبادة عن كل ما سوى الله

Tauhid uluhiyyah adalah mengesakan Allah dengan segala bentuk ibadah yang nampak maupun tersembunyi, dengan ucapan maupun amalan, serta mentiadakan segala bentuk ibadah kepada selain Allah. (Al Islam As Sual Al Jawab No 49030).

Tauhid uluhiyyah merupakan inti dakwah para Nabi dan Rasul. Mereka menyeru dengan seruan yang sama. Mengajak umat manusia untuk menyembah beribadah hanya kepada Allah semata dan tidak menyekutukannya. Tidak beribadah dan menyembah kepada selain Allah.

Allah Ta'ala berfirman :

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اُعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ}

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), "Sembahlah Allah (saja)dan jauhilah Tagut itu.”(An-Nahl:36).

Dan Allah Ta'ala berfirman :

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلا يُوحَى إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلا أَنَا فَاعْبُدُونِ

Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya, "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku!" (QS. Al-Anbiya: 25)

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah :

فكل نبي بعثه الله يدعو إلى عبادة الله وحده لا شريك له ، والفطرة شاهدة بذلك أيضا ، والمشركون لا برهان لهم ، وحجتهم داحضة عند ربهم ، وعليهم غضب ، ولهم عذاب شديد .

Setiap nabi yang diutus oleh Allah menyeru manusia untuk menyembah Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, dan fitrah manusia membenarkan hal ini. Orang-orang musyrik tidak mempunyai bukti dan hujah buat alasan mereka di hadapan Tuhannya kelak di hari kemudian, dan bagi mereka murka Allah dan azab yang pedih. (Tafsir Ibnu Katsir).

Perhatikan kisah Nabi Nuh, Hud, Shaleh, Syuaib, Ibrahim, Musa, Isa dan nabi-nabi yang lain sampai kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam, mereka mengajak kaumnya untuk menyembah kepada Allah semata.

Allah Ta'ala berfirman :

يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ}

Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagi kalian selain-Nya. Sesungguhnya (kalau kalian tidak menyembah Allah), aku takut kalian akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat). (QS. Al-A'raf: 59, 65, 73, 85).

Dan Allah Ta'ala berfirman :

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا

Sembahlah Allah dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. (QS. An Bisa 36).

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah :

يأمر تبارك وتعالى بعبادته وحده لا شريك له; فإنه هو الخالق الرازق المنعم المتفضل على خلقه في جميع الآنات والحالات ، فهو المستحق منهم أن يوحدوه ، ولا يشركوا به شيئا من مخلوقاته ، كما قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لمعاذ :

" أتدري ما حق الله على العباد ؟ " قال : الله ورسوله أعلم . قال : " أن يعبدوه ولا يشركوا به شيئا " ، ثم قال : " أتدري ما حق العباد على الله إذا فعلوا ذلك ؟ ألا يعذبهم

Allah Tabaroka Wa Ta'ala memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya agar menyembah Dia semata, tiada sekutu bagi Dia. Karena sesungguhnya Dialah Yang Maha Pencipta, Maha Pemberi rezeki, Yang memberi nikmat, Yang memberikan karunia kepada makhluk-Nya dalam semua waktu dan keadaan. Dialah Yang berhak untuk disembah oleh mereka dengan mengesakan-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun dari makhluk-Nya. Seperti yang disebutkan di dalam sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam kepada Mu'az ibnu Jabal radhiyallahu anhu :

"Tahukah kamu, apakah hak Allah atas hamba-hamba-Nya?" Mu'az menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Nabi Saw. bersabda, "Hendaknya mereka menyembah-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun." Antara lain Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda pula: Tahukah kamu, apakah hak hamba-hamba Allah atas Allah, apabila mereka mengerjakan hal tersebut? Yaitu Dia tidak akan mengazab mereka. (HR. Bukhari dan Muslim). (Tafsir Ibnu Katsir).

Memiliki tauhid rububiyyah, dengan menyakini Allah pencipta, pemberi rizki, yang mematikan dan menghidupkan, yang memberikan manfaat dan mudharat dan yang mengatur segala urusan, seseorang tidak lantas menjadi seorang muslim. Ucapkan syahadat dan buktikan dengan menyembah beribadah hanya kepada Allah semata dan tidak menyekutukannya. Itulah hakikat tauhid uluhiyyah.

Allah Ta'ala berfirman :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (21) الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنزلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Hai manusia, sembahlah Tuhan kalian Yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, agar kalian bertakwa. Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagi kalian dan langit sebagai atap dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untuk kalian. Karena itu, janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kalian mengetahui. (QS. Al Baqarah 21-22).

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah :

ومضمونه : أنه الخالق الرازق مالك الدار ، وساكنيها ، ورازقهم ، فبهذا يستحق أن يعبد وحده ولا يشرك به غيره ؛ ولهذا قال : ( فلا تجعلوا لله أندادا وأنتم تعلمون )

Kesimpulan makna yang dikandung ayat ini ialah bahwa Allah adalah Yang Menciptakan, Yang memberi rezeki, Yang memiliki rumah ini serta para penghuninya, dan Yang memberi rezeki kepada. Karena itu, Dia sematalah Yang harus disembah dan tidak boleh mempersekutukan-Nya dengan selain-Nya, sebagaimana yang dinyatakan di dalam ayat lain:

{فَلا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ}

Karena itu, janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kalian mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 22). (Tafsir Ibnu Katsir).

Insya Allah bersambung ke materi kajian 14

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?