Menyelamatkan Generasi
MENYELAMATKAN GENERASI
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Kebiasaan orang-orang Arab di zaman dahulu, mereka menitipkan anak-anak bayi mereka di pedesaan, sebagimana Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam yang dititipkan dan diasuh oleh Bani Sa’ad yang ada di pedesaan sejak umur 7 hari sampai umur kurang lebih 5 tahun.
Diantara hikmahnya, terhindar dari berbagai penyakit, baik pergaulan masyarakat yang sudah diluar batas adab-adab, maupun penyakit fisik yang mudah tertular, udara yang masih segar yang belum tercemar, berbahasa dengan bahasa yang bagus, dan lain sebagainya.
Bagaimana dengan zaman kita sekarang ini, adakah kampung-kampung yang masih seperti itu?
Kalau alamnya mungkin masih banyak yang masih bagus. Bahasanya yang halus dan baik dipastikan ada. Namun akhlak dan pergaulan yang rusak, ini yang sulit kita dapatkan.
Dimana sekarang alat-alat teknologi yang bisa merusak pikiran anak-anak sudah masuk ke rumah-rumah orang, sekalipun di pelosok-pelosok pedesaan. Seperti televisi, HP, Internet dan lain sebagainya.
Lantas bagaimana bisa meminimalisir hal ini? Salah satu jalan dan usaha yang bisa kita lakukan adalah mengirim anak-anak kita di pondok-pondok salaf yang letaknya jauh dari perkotaan.
Disamping mendapatkan udara yang masih segar, anak-anak pun tidak bersentuhan dengan HP, televisi, internet, dan pergaulan yang rusak bisa dihindarkan.
Walaupun demikian, masih ada saja pondok yang kecolongan dengan ulah santrinya yang sedikit bermasalah,seperti menonton tv, main internet, nonton keramaian orang hajatan dan lain sebagainya, namun hal ini di pondok merupakan pelanggaran yang berat, yang bisa-bisa santri dikeluarkan dari pondok, tidak seperti halnya diluar, itu sesuatu yang dianggap biasa dan bukan pelanggaran.
Memasukkan ke pondok pesantren Ini hanya salah satu usaha menyelamatkan anak-anak kita dari pergaulan yang rusak pada zaman sekarang ini. Namun jika mampu mendidik dan mengawasinya sendiri, ini lebih baik.
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Kebiasaan orang-orang Arab di zaman dahulu, mereka menitipkan anak-anak bayi mereka di pedesaan, sebagimana Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam yang dititipkan dan diasuh oleh Bani Sa’ad yang ada di pedesaan sejak umur 7 hari sampai umur kurang lebih 5 tahun.
Diantara hikmahnya, terhindar dari berbagai penyakit, baik pergaulan masyarakat yang sudah diluar batas adab-adab, maupun penyakit fisik yang mudah tertular, udara yang masih segar yang belum tercemar, berbahasa dengan bahasa yang bagus, dan lain sebagainya.
Bagaimana dengan zaman kita sekarang ini, adakah kampung-kampung yang masih seperti itu?
Kalau alamnya mungkin masih banyak yang masih bagus. Bahasanya yang halus dan baik dipastikan ada. Namun akhlak dan pergaulan yang rusak, ini yang sulit kita dapatkan.
Dimana sekarang alat-alat teknologi yang bisa merusak pikiran anak-anak sudah masuk ke rumah-rumah orang, sekalipun di pelosok-pelosok pedesaan. Seperti televisi, HP, Internet dan lain sebagainya.
Lantas bagaimana bisa meminimalisir hal ini? Salah satu jalan dan usaha yang bisa kita lakukan adalah mengirim anak-anak kita di pondok-pondok salaf yang letaknya jauh dari perkotaan.
Disamping mendapatkan udara yang masih segar, anak-anak pun tidak bersentuhan dengan HP, televisi, internet, dan pergaulan yang rusak bisa dihindarkan.
Walaupun demikian, masih ada saja pondok yang kecolongan dengan ulah santrinya yang sedikit bermasalah,seperti menonton tv, main internet, nonton keramaian orang hajatan dan lain sebagainya, namun hal ini di pondok merupakan pelanggaran yang berat, yang bisa-bisa santri dikeluarkan dari pondok, tidak seperti halnya diluar, itu sesuatu yang dianggap biasa dan bukan pelanggaran.
Memasukkan ke pondok pesantren Ini hanya salah satu usaha menyelamatkan anak-anak kita dari pergaulan yang rusak pada zaman sekarang ini. Namun jika mampu mendidik dan mengawasinya sendiri, ini lebih baik.
Komentar
Posting Komentar