Sedikit Dampak Buruk Media

SEDIKIT DAMPAK BURUK MEDIA 

Oleh : Abu Fadhel Majalengka

Maraknya media dakwah sunnah saat ini, baik yang berupa media massa, media elektronik, media sosial, maupun majalah, buletin dan buku-buku, sesuatu yang membahagiakan dan patut disyukuri. Banyak kaum muslimin yang mendapatkan hidayah sunnah berkat media-media tersebut.

Namun dibalik itu semua, yang seharusnya memacu diri untuk lebih semangat mendatangi majlis ilmu, justru sebagian orang semakin malas menghadirinya. Mereka mencukupkan diri dengan menuntut ilmu lewat media-media tersebut.

Memang ilmu agama bertambah, namun mereka menyelisihi sunnah.  Dan mereka tidak menteladani para salaf, dimana mereka berjalan untuk menghadiri majlis ilmu.

Rasulullah shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

مَن سلَك طريقًا يطلُبُ فيه عِلْمًا، سلَك اللهُ به طريقًا مِن طُرُقِ الجَنَّةِ

“Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya untuk menuju surga” (HR. At Tirmidzi dan  Abu Daud. Berkata Syeikh Al Albani : Hadist Shahih).

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَبْتَغِى فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِى السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِى الأَرْضِ حَتَّى الْحِيتَانُ فِى الْمَاءِ. (سنن الترمذي - قال الشيخ الألباني : صحيح).

"Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan untuknya suatu jalan untuk menuju surga, dan sesungguhnya para malaikat itu meletakkan sayap-sayapnya kepada orang yang menuntut ilmu karena ridha, dan sesungguhnya orang alim itu dimohonkan pengampunan untuknya oleh semua penghuni  langit dan bumi, sampaipun ikan-ikan yang ada di dalam air.  (HR. Tirmidzi, Berkata Syekh Al Albani : Hadits Shahih).

Mereka juga (yang mencukupkan diri dengan belajar ilmu lewat media) tidak mendapatkan keutamaan menuntut ilmu agama di majlis-majlis ilmu yang diselenggarakan di masjid-masjid Allah, berupa ketenangan, rahmat dan doa malaikat.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَه

“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid) membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), mereka akan dinaungi rahmat, mereka akan dilingkupi para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi para makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya” (HR. Muslim).

Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يُعَلِّمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حَجَّتُهُ

“Barangsiapa yang berangkat ke masjid, tidaklah yang ia inginkan hanyalah untuk belajar kebaikan atau mengajarkan kebaikan, ia akan mendapatkan pahala haji yang sempurna hajinya.” (HR. Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir. Berkata Syaikh Al-Albani  : Hadist hasan shahih).

Amirul Mukminin 'Umar bin Al Khaththab radhiyallahu 'anhu berkata :

"إﻥ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻟﻴﺨﺮﺝ ﻣﻦ ﻣﻨﺰﻟﻪ ﻭﻋﻠﻴﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺬﻧﻮﺏ ﻣﺜﻞ ﺟﺒﺎﻝ ﺗﻬﺎﻣﺔ، ﻓﺈﺫﺍ ﺳﻤﻊ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺧﺎﻑ ﻭﺭﺟﻊ ﻭﺗﺎﺏ، ﻓﺎﻧﺼﺮﻑ إﻟﻰ ﻣﻨﺰﻟﻪ ﻭﻟﻴﺲ ﻋﻠﻴﻪ ﺫﻧﺐ، ﻓﻼ‌ ﺗﻔﺎﺭﻗﻮﺍ ﻣﺠﺎﻟﺲ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ". [ﻣﻔﺘﺎﺡ ﺩﺍﺭ ﺍﻟﺴﻌﺎﺩﺓ (١٢٢/١)]

"Sungguh seseorang keluar dari rumahnya dalam keadaan memiliki dosa sebesar gunung tihamah, lalu ia mendengarkan ilmu, ia pun merasa takut dan kembali lantas ia pun bertaubat, maka ia pulang ke rumahnya dalam keadaan tidak memiliki dosa.  Maka janganlah kalian meninggalkan majelis para ulama." (Miftah Daris Sa'adah (1/122).

Dan yang lebih membahagiakan lagi ketika dalam majlis ilmu, bisa  ketemu dan berjumpa dengan para ikhwan. Mereka manusia yang paling berharga. Bahkan lebih berharga dari pada keluarga.

Para ikhwan senantiasa mengingatkan tentang akhirat, sedangkan keluarga hanya mengingatkan kepada dunia. Namun kalau para ikhwan itu hanya membicarakan dunia, tidak mengingatkan tentang akhirat, maka ketahuilah, dia bukanlah seorang ikhwan sejati.

Berkata Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah :

إخواننا أغلى عندنا من أهلنا, فأهلون يذكروننا الدنيا, وإخواننا يذكروننا بالأخرة

"Ikhwan itu  bagi kami lebih berharga daripada keluarga. Keluarga hanya akan mengingatkan kita kepada dunia, sedangkan ikhwan akan mengingatkan kita kepada akhirat." (Zhahirah Dha'fil Iman, hal. 15).

Yang terpenting dari itu semua, jika seseorang mati dalam keadaan menuntut ilmu agama, maka seseorang tersebut memiliki tanda orang yang husnul khatimah.

Berkata Al-Hafizh Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah :

‏ من مات طالباً للعلم فهو من علامات حسن الخاتمة. ‏لأنه مات على طاعة عظيمة

Siapa yang mati dalam keadaan menuntut ilmu, maka ia berada dalam tanda husnul khatimah (mati yang baik) karena ia telah mati dalam ketaatan yang sangat besar. (Thalabul Ilmi).

Semoga dengan tulisan ini memacu diri kita semua untuk lebih bersemangat dan bersungguh-sungguh menghadiri majlis ilmu dengan niat ikhlas karena Allah dan untuk menghilangkan kebodohan dalam diri kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?