Menyebarkan Salam

MENYEBARKAN SALAM

Oleh : Abu Fadhel Majalengka

Penghormatan dalam Islam kepada sesama kaum muslimin adalah dengan mengucapkan Assalamu ‘alaikum (semoga keselamatan atas kamu). Dan di jawab dengan wa alaikumussalam atau wa alaikumussalam warahmatullah. Menjawab dengan yang lebih baik atau balaslah dengan yang serupa.

Allah Ta’ala berfirman :

وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا ...(النساء : 86).

Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa).  Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu. (QS. An Nisa : 86).

Ucapan salam merupakan suatu amalan yang terbaik dalam Islam. Dimana orang Islam yang terbaik adalah orang yang senantiasa memberikan salam kepada orang yang di kenal maupun kepada orang yang tidak dikenal.

Nabi shallallahu’alaihi wa sallam di tanya oleh salah seorang laki-laki :

أَيُّ الإِسْلاَمِ خَيْرٌ

Apa Islam yang terbaik itu?

Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :

تُطْعِمُ الطَّعَامَ وَتَقْرَأُ السَّلاَمَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ ، وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ. (رواه متفق عليه).

Kamu memberi makan dan memberi salam kepada orang yang kamu kenal dan kepada orang kamu tidak kenal. (HR. Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhuma).

Menyebarkan salam merupakan perkara yang disunnahkan. Bahkan ini merupakan perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika pertama kali hijrah ke Madinah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلاَمَ ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ ، وَصِلُوا الأَرْحَامَ ، وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ ، تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلاَمٍ.  (رواه ابن ماجة و الترمذي و ابن حبان - قال الشيخ الألباني : صحيح).

"Hai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makanan, sambunglah kekeluargaan, dan shalatlah di waktu malam dimana manusia sedang tidur, maka engkau semua akan masuk syurga dengan selamat."  (HR. Imam Ibnu Majah, Imama Tirmidzi dan Ibnu Hiban dari Abdullah bin Salam rahiyallahu ‘anhu).

Sedangkan menjawab salam, wajib hukumnya. Jika kita tidak menjawab salam seseorang, maka kita jatuh pada perbuatan dosa.

Ada beberapa kewajiban bagi kaum muslimin yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sampaikan dalam sebuah haditsnya, diantaranya menjawab salam.

عن الْبَرَاء بْن عَازِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قال أمرنا رسول الله صلى الله عليه و سلم بِسَبْعٍ بِعِيَادَةِ الْمَرِيضِ وَاتِّبَاعِ الْجَنَائِزِ وَتَشْمِيتِ الْعَاطِسِ وَرَدِّ السَّلاَمِ وَإِجَابَةِ الدَّاعِي وَإِبْرَارِ الْمُقْسِمِ وَنَصْرِ الْمَظْلُوم  (رواه البخاري).

Dari al-Bara' bin 'Azib radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita semua untuk melakukan tujuh perkara, yaitu menjengguk orang sakit, mengantar jenazah, mengucapkan Yarhamukallah  kepada orang yang bersin jikalau ia mengucapkan: Alhamdulillah, menjawab salam, memenuhi undangan, melaksanakan sumpah, dan membantu orang yang dianiaya,." (HR.  Imam Bukhari).

Saling memberi salam, merupakan suatu amalan yang akan mengantarkan sesama kaum muslimin saling mencintai. Dimana apabila sudah timbul rasa cinta diantara kaum muslimin, sudah pratanda memiliki keimanan yang sempurna. Dan apabila keimanan sudah ada dalam diri kaum muslimin, maka Allah janjikan surga kepada mereka.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

لاَ تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلاَ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا. أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَىْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ (رواه مسلم).

Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman. Dan kalian tidak beriman, sampai kalian saling mencintai. Dan maukah kalian, aku tunjukkan suatu amalan, yang apabila kalian melakukannya kalian akan saling mencintai? Sebarkan salam diantara kalian. (HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhuma).

Sahabat Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma merupakan seorang sahabat yang senantiasa mengamalkan amalan salam ini. Bahkan kalau beliau masuk pasar, semua orang yang dia jumpai di pasar, dia ucapkan salam.

Thufail bin bin Ubay bin Ka'ab  menceritakan, "Jika kita pergi ke pasar, maka tidaklah Abdullah bin Umar itu melalui seorang penjual loak ataupun penjual dagangan apapun juga, tidak pula melalui seseorang miskin, kecuali ia pasti memberi salam padanya."

At-Thufail juga menceritakan :

"Pada suatu hari saya datang lagi ke tempat Abdullah bin Umar, lalu ia meminta supaya saya mengikutinya ke pasar. Saya berkata: "Apa yang akan engkau kerjakan di pasar, sedangkan engkau tidak akan berjualan dan tidak pula menanyakan harga sesuatu barang untuk membelinya, tidak pula mencari kerja di pasar, dan juga tidak perlu duduk-duduk di tempat-tempat nongkrong dalam pasar." Saya berkata pula: "Duduk sajalah di sini dengan kami dan kita dapat ngobrol-ngobrol." Abdullah Bin Umar radhiyallahu anhuma berkata :

يَا أَبَا بَطْنٍ وَكَانَ الطُّفَيْلُ ذَا بَطْن- إِنَّمَا نَغْدُو مِنْ أَجْلِ السَّلاَمِ ، نُسَلِّمُ عَلَى مَنْ لَقِيَنَا.

"Hai Abu Bathn" (si perut besar- at-Thufail mempunyai perut besar), kita pergi ke pasar itu untuk menyebarkan salam dan kita mengucapkan salam kepada siapa saja yang kita jumpai."  (HR. Imam Malik dalam kitab Al-Muwaththa' dengan isnad shahih. Berkata Syekh Al Albani : Hadits Shahih).

Lihat bagaimana sahabat Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma mengamalkan amalan salam ini, sampai dia pergi ke pasar hanya sekedar untuk menyebarkan salam.

Lantas bagaimana dengan orang-orang yang mau mengganti ucapan “Assalamu’alaikum” dengan ucapan selamat pagi, selamat siang, selamat sore dan selamat malam. Atau dengan menggunakan penghormatan memakai bahasa daerah masing-masing. Inilah propaganda yang dipopulerkan oleh orang-orang islam liberal, yang tergabung dalam kelompok Jaringan Islam Liberal, yang saat ini ganti baju dengan mendengungkan islam nusantara.

Orang yang mengucapkan salam seperti itu tidak akan mendapatkan keutamaan-keutamaan salam yang Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sampaikan dalam hadits-haditsnya, sebagaimana penulis tuangkan dalam bahasan salam di atas.

Islam yang universal ini akan terasa sempit bila mengamalkan ajaran orang-orang seperti itu.

Coba kita bayangkan, kalau orang jawa atau orang sunda ketemu orang bugis, lantas mengucapkan salam penghormatan dengan salam penghormatan orang jawa atau sunda, orang bugis bila ketemu orang betawi mengucapkan salam penghormatan orang bugis, orang aceh mengucapkan salam kepada orang padang, dengan ucapan salam penghormatan orang aceh dan lain sebagainya, tentulah orang tidak akan mengerti dan tidak akan mendapatkan pahala.

Apalagi kalau ketemu orang islam Inggris, Amerika, Japan, Cina, dan bangsa-bangsa lain di dunia ini, kemudian kita ucapkan selamat pagi, tentu orang-orang tersebut akan bertanya-tanya, ngomong apa orang ini. Coba kalau kita ucapkan assalamu’alaikum kepada mereka, pasti mereka akan menjawabnya. Ini menunjukkan keuniversalan islam.

Islam ini universal, tidak ada islam yang dinusantarakan, tidak ada islam dimalaysiakan, tidak ada islam diamerikakan dan lain sebagainya. Cukuplah satu islam yang dibawa Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan yang dipahami dan diamalkan para sahabat dan generasi terbaik setelahnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?