Kebahagiaan Dan Kesuksesan
KEBAHAGIAN DAN KESUKSESAN
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Semua orang menginginkan hidup bahagia dan sukses. Namun kadang untuk mendapatkannya salah jalannya.
Sebagian orang mencari kebahagian lewat kekayaan. Mereka kira kalau kaya raya akan bahagia. Ada juga yang mencari kebahagian lewat jabatan. Mereka kira kalau tinggi jabatannya akan bahagia. Ada pula sebagian orang mencari kebahagian dengan banyaknya anak buah. Mereka kira kalau banyak anak buahnya, mereka akan bahagia. Dan lain sebagainya.
Padahal itu semua hanya kebahagian yang semu. Coba tanya konglomerat yang kaya raya, pejabat tinggi negara atau komandan yang banyak anak buahnya, apakah mereka bahagia?
Sesungguhnya kebahagiaan yang sebenarnya bagi seseorang, adalah apa-apa yang dikatakan Ibnul Qayyim rahimahullah.
Berkata Imam Ibnul Qayyim rahimahullah :
من علامات السعادة والفلاح أن العبد كلما زيد في علمه زيد في تواضعه ورحمته وكلما زيد في عمله زيد في خوفه وحذره .وكلما زيد في عمره نقص من حرصه. وكلما زيد في ماله زيد في سخائه وبذله . وكلما زيد في قدره وجاهه زيد في قربه من الناس وقضاء حوائجهم والتواضع لهم
Diantara tanda-tanda kebahagiaan dan kesuksesan adalah bahwa sesungguhnya seorang hamba ketika bertambah ilmunya, maka bertambah pula sifat tawadhunya dan belas kasih sayangnya. Setiap kali bertambah 'amalnya, maka bertambah pula rasa takutnya dan kehati-hatiannya.
Setiap bertambah umurnya, maka berkuranglah sifat rakus dan tamaknya terhadap dunia. Setiap bertambah hartanya, maka bertambah pula dalam hal kemurah hatiannya dan pengorbanannya.
Setiap kali bertambah dalam hal kedudukannya dan kemegahannya, maka bertambah pula kedekatannya kepada manusia dan pemenuhan kebutuhan mereka dan sifat tawadhu kepada mereka. (Al Fawaid).
Sifat-sifat di atas bisa didapatkan jika seseorang itu mengikuti apa yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan berpegang teguh dengan apa yang ditempuh para salaf.
Berkata Ibnu Taimiyah rahimahullah :
" أسعد الناس في الدنيا والآخرة: أتبعهم للرسول صلى الله عليه وسلم باطنا وظاهرا".
الإخنائية 500
" Manusia yang paling bahagia di dunia dan akhirat adalah mereka yang paling mengikuti Rasulullah shallallahu alaihi wasallam baik secara tersembunyi dan terang-terangan ". ( Ikhnaiyah 500 ).
Berkata Al-Imam Malik bin Anas rahimahullah :
فالسعيد من تمسك بما كان عليه السلف، واجتنب ما أحدثه الخلف.
Maka orang yang bahagia adalah orang yang berpegang teguh dengan apa yang ditempuh oleh salaf (pendahulu umat ini) dan menjauhi apa yang diada-adakan oleh khalaf (orang-orang yang datang belakangan).” (Fathul Bari jilid 13 hlm. 253).
Lihatlah kehidupan orang yang berpegang teguh dengan sunnah dan mengikuti para salaf, hidupnya tenang, tentram, damai dan bahagia.
Mereka tidak sibuk berebut dan mengejar dunia. Mereka sibuk berlomba mengejar akhirat. Dengan sikap seperti ini, justru dunia yang mengejarnya. Dunia akan datang dengan hina dina.
عن أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ كَانَتْ الْآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ وَمَنْ كَانَتْ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهُ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا مَا قُدِّرَ لَهُ
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa akhirat menjadi tujuannya (niatnya), niscaya Allâh akan menjadikan kekayaannya di dalam hatinya, Dia akan mengumpulkan segala urusannya yang tercerai-berai, dan dunia datang kepadanya dalam keadaan hina. Dan barangsiapa dunia menjadi tujuannya (niatnya), niscaya Allâh akan menjadikan kefakiran berada di depan matanya, Dia akan mencerai-beraikan segala urusannya yang menyatu, dan tidak datang kepadanya dari dunia kecuali sekadar yang telah ditakdirkan baginya”. [HR Tirmidzi. Berkata Syaikh al-Albani : Hadist Shahîh lighairihi).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman :
يَا ابْنَ آدَمَ ! تَـفَـرَّغْ لِـعِـبَـادَتِـيْ أَمْـلَأْ صَدْرَكَ غِـنًـى وَأَسُدَّ فَقْرَكَ ، وَإِنْ لَـمْ تَفْعَلْ مَلَأْتُ يَدَيْكَ شُغْلًا وَلَـمْ أَسُدَّ فَقْرَكَ
‘Wahai anak Adam! Luangkanlah waktumu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan (kecukupan) dan Aku tutup kefakiranmu. Jika engkau tidak melakukannya, maka Aku penuhi kedua tanganmu dengan kesibukan dan Aku tidak akan tutup kefakiranmu.’” (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah. Berkata Syaikh al-Albani : Hadist Shahîh).
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Semua orang menginginkan hidup bahagia dan sukses. Namun kadang untuk mendapatkannya salah jalannya.
Sebagian orang mencari kebahagian lewat kekayaan. Mereka kira kalau kaya raya akan bahagia. Ada juga yang mencari kebahagian lewat jabatan. Mereka kira kalau tinggi jabatannya akan bahagia. Ada pula sebagian orang mencari kebahagian dengan banyaknya anak buah. Mereka kira kalau banyak anak buahnya, mereka akan bahagia. Dan lain sebagainya.
Padahal itu semua hanya kebahagian yang semu. Coba tanya konglomerat yang kaya raya, pejabat tinggi negara atau komandan yang banyak anak buahnya, apakah mereka bahagia?
Sesungguhnya kebahagiaan yang sebenarnya bagi seseorang, adalah apa-apa yang dikatakan Ibnul Qayyim rahimahullah.
Berkata Imam Ibnul Qayyim rahimahullah :
من علامات السعادة والفلاح أن العبد كلما زيد في علمه زيد في تواضعه ورحمته وكلما زيد في عمله زيد في خوفه وحذره .وكلما زيد في عمره نقص من حرصه. وكلما زيد في ماله زيد في سخائه وبذله . وكلما زيد في قدره وجاهه زيد في قربه من الناس وقضاء حوائجهم والتواضع لهم
Diantara tanda-tanda kebahagiaan dan kesuksesan adalah bahwa sesungguhnya seorang hamba ketika bertambah ilmunya, maka bertambah pula sifat tawadhunya dan belas kasih sayangnya. Setiap kali bertambah 'amalnya, maka bertambah pula rasa takutnya dan kehati-hatiannya.
Setiap bertambah umurnya, maka berkuranglah sifat rakus dan tamaknya terhadap dunia. Setiap bertambah hartanya, maka bertambah pula dalam hal kemurah hatiannya dan pengorbanannya.
Setiap kali bertambah dalam hal kedudukannya dan kemegahannya, maka bertambah pula kedekatannya kepada manusia dan pemenuhan kebutuhan mereka dan sifat tawadhu kepada mereka. (Al Fawaid).
Sifat-sifat di atas bisa didapatkan jika seseorang itu mengikuti apa yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan berpegang teguh dengan apa yang ditempuh para salaf.
Berkata Ibnu Taimiyah rahimahullah :
" أسعد الناس في الدنيا والآخرة: أتبعهم للرسول صلى الله عليه وسلم باطنا وظاهرا".
الإخنائية 500
" Manusia yang paling bahagia di dunia dan akhirat adalah mereka yang paling mengikuti Rasulullah shallallahu alaihi wasallam baik secara tersembunyi dan terang-terangan ". ( Ikhnaiyah 500 ).
Berkata Al-Imam Malik bin Anas rahimahullah :
فالسعيد من تمسك بما كان عليه السلف، واجتنب ما أحدثه الخلف.
Maka orang yang bahagia adalah orang yang berpegang teguh dengan apa yang ditempuh oleh salaf (pendahulu umat ini) dan menjauhi apa yang diada-adakan oleh khalaf (orang-orang yang datang belakangan).” (Fathul Bari jilid 13 hlm. 253).
Lihatlah kehidupan orang yang berpegang teguh dengan sunnah dan mengikuti para salaf, hidupnya tenang, tentram, damai dan bahagia.
Mereka tidak sibuk berebut dan mengejar dunia. Mereka sibuk berlomba mengejar akhirat. Dengan sikap seperti ini, justru dunia yang mengejarnya. Dunia akan datang dengan hina dina.
عن أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ كَانَتْ الْآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ وَمَنْ كَانَتْ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهُ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا مَا قُدِّرَ لَهُ
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa akhirat menjadi tujuannya (niatnya), niscaya Allâh akan menjadikan kekayaannya di dalam hatinya, Dia akan mengumpulkan segala urusannya yang tercerai-berai, dan dunia datang kepadanya dalam keadaan hina. Dan barangsiapa dunia menjadi tujuannya (niatnya), niscaya Allâh akan menjadikan kefakiran berada di depan matanya, Dia akan mencerai-beraikan segala urusannya yang menyatu, dan tidak datang kepadanya dari dunia kecuali sekadar yang telah ditakdirkan baginya”. [HR Tirmidzi. Berkata Syaikh al-Albani : Hadist Shahîh lighairihi).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman :
يَا ابْنَ آدَمَ ! تَـفَـرَّغْ لِـعِـبَـادَتِـيْ أَمْـلَأْ صَدْرَكَ غِـنًـى وَأَسُدَّ فَقْرَكَ ، وَإِنْ لَـمْ تَفْعَلْ مَلَأْتُ يَدَيْكَ شُغْلًا وَلَـمْ أَسُدَّ فَقْرَكَ
‘Wahai anak Adam! Luangkanlah waktumu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan (kecukupan) dan Aku tutup kefakiranmu. Jika engkau tidak melakukannya, maka Aku penuhi kedua tanganmu dengan kesibukan dan Aku tidak akan tutup kefakiranmu.’” (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah. Berkata Syaikh al-Albani : Hadist Shahîh).
Komentar
Posting Komentar