BERQURBAN AYAM
BERQURBAN AYAM
Yang qurban pakai ayam di hari raya idul adha, kalau sekiranya tidak punya unta, sapi, domba atau kambing ada juga rujukan dalil dan pendapat ulamanya. Mereka berdalih dengan sebuah perkataan yang katanya dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma,
عن ابن عباس رضي الله عنهما: "أنه يكفي في الأضحية إراقة الدم ولو من دجاجة وأوز"
كما قاله الميداني، وكان شيخنا يأمر الفقير بتقليده ويقيس على الأضحية العقيقة، ويقول لمن ولد له مولود: عق بالديكة على مذهب ابن عباس اهـ باجوري.
“Dari Ibnu Abbas bahwa sesungguhnya kurban itu cukup dengan mengalirkan darah walaupun dari ayam atau angsa."
Sebagaimana yang dikemukakan al-Maidani. Sedangkan guru kami rahimahullah menganjurkan orang fakir untuk bertaklid atau mengikuti pendapat tersebut. Beliau menganalogikan akikah dengan kurban, dan mengatakan boleh bagi orang yang memiliki anak untuk berakikah dengan ayam jantan menurut mazhab Ibnu Abbas.” (Hasyiyah Baijuri).
Dari Suwaid bin Ghaflah rahimahullah berkata,
سمعت بلالا يقول ما أبالي لو ضحيت بديك
Aku mendengar Bilal mengatakan, “Aku tidak peduli andai aku berkurban dengan ayam jantan. Riwayat Abdur Rozzak.
Berkata Ibnu Hazm rahimahullah (yang terkenal dengan sebutan Madzhab Adz-Dzahiri),
والأضحية جائزة بكل حيوان يؤكل لحمه من ذي أربع، أو طائر، كالفرس، والإبل، وبقر الوحش، والديك، وسائر الطير والحيوان الحلال أكله، والأفضل في كل ذلك ما طاب لحمه وكثر وغلا ثمنه
Udhhiyah (qurban) boleh dengan setiap hewan yang dagingnya boleh dimakan. Dari Dzi Arba' (hewan berkaki empat (unta, sapi, kambing dan domba)) atau burung, kuda, unta, banteng, ayam jantan dan semua jenis burung. Dan hewan yang halal memakannya. Yang utama hewan yang dagingnya baik, gemuk dan mahal harganya. (Al-Muhalla).
> Atsar dari Ibnu Abbas dan Bilal, yang dijadikan dalil bolehnya berqurban dengan ayam, seandainya itu Shahih maksudnya adalah bahwa qurban tidak wajib. Dan uang senilai ayam, itu lebih baik disedekahkan dari pada berqurban dengan ayam.
Berkata Ibn ‘Abd al-Bar rahimahullah
ومعلوم أن ابن عباس إنما قصد بقوله، أن الضحية ليست بواجبة، وأن اللحم الذي ابتاعه بدرهمين أغناه عن الأضحى، إعلاما منه بأن الضحية غير واجبة ولا لازمة، وكذلك معنى الخبر عن بلال لو صح، وبالله التوفيق
Dan suatu yang sedia diketahui bahwa Ibnu 'Abbas, sesungguhnya memaksudkan dengan perkataannya itu bahwa udhiyyah bukanlah satu kewajiban. Dan daging yang dibeli dengan dua dirham telah memadai (untuk dimakan dan diberi kepada fakir miskin pada hari raya adha), sebagai pemberitahuan dari beliau bahwa korban bukanlah satu kewajiban dan bukan kemestian. Demikianlah makna yang dimaksudkan dari riwayat Bilal yang melakukan perkara yang sama jika riwayat itu sahih. (Al-Istizkar).
Dari Suwaid bin Ghaflah rahimahullah berkata,
سمعت بلالا يقول ما أبالي لو ضحيت بديك ولأن أتصدق بثمنها على يتيم أو مغبر أحب إلي من أن أضحي بها
Aku mendengar Bilal mengatakan, “Aku tidak peduli andai aku berkurban dengan ayam jantan. Andai uang untuk beli ayam jantan tersebut KUSEDEKAHKAN kepada anak yatim atau orang miskin itu LEBIH AKU SUKAI dari pada kugunakan untuk beli AYAM JAGO lalu BERQURBAN dengannya” [Riwayat Abdurrazzaq dalam al Mushannaf no 8156, Syaikh Abul Hasan al Ma’ribi mengatakan ‘sanadnya shahih’]. Sumber : https://al-maktaba.org/book/31615/30732
Dalil yang kuat dan didukung oleh pendapat jumhur ulama, binatang yang boleh menjadi hewan qurban hanyalah bahimatul an'am (unta, sapi dan kambing (domba).
Allah Ta’ala berfirman :
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنسَكًا لِّيَذْكُرُواْ اسْمَ اللَّهِ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِّن بَهِيمَةِ الاَْنْعَامِ
“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka”. (QS. al Hajj: 34)
Berkata As-Syaukani rahimahullah :
وفيه إشارة إلى أن القربان لا يكون إلا من الأنعام دون غيرها
Di dalamnya ada isyarat bahwa berqurban tidak bisa kecuali dengan Al An’am, tidak bisa selainnya (Fathu Al-Qodir, vol.3 hlm 647)
Dan beliau berkata :
بهيمة الأنعام وهي الإبل والبقر والغنم
Bahimatul An’am adalah unta, sapi dan kambing (Fathu Al-Qodir, vol.3 hlm 642).
Berkata As-Syafi’I rahimahullah :
الضَّحَايَا الْجَذَعُ من الضَّأْنِ والثنى من الْمَعْزِ وَالْإِبِلِ وَالْبَقَرِ وَلَا يَكُونُ شَيْءٌ دُونَ هذا ضَحِيَّةً
Hewan-hewan kurban adalah Jadza’ah dari domba dan Tsaniyy dari kambing, unta dan sapi. Hewan apapun selain ini tidak bisa menjadi hewan kurban (Al-Umm, vol 2 hlm 223).
> Sedangkan pendapat Ibnu Hazam rahimahullah bertentangan dan menyelisihi pendapat ijma ulama.
Berkata Imam Nawawi rahimahullah,
"أجمع العلماء على أنه لا تجزى الضحية بغير الإبل والبقر والغنم".[شرح صحيح مسلم: 13/117].
Para ulama telah berijma bahwasannya tidak boleh berqurban dengan selain unta, sapi dan kambing (domba). (Syarah Shahih Muslim 13/117).
Berkata Imam Mawardi rahimahullah,
أما الضحايا فلا تجوز إلا من النعم لأمرين :
أحدهما : قول الله تعالى : أحلت لكم بهيمة الأنعام [ المائدة : 1 ] .
والثاني : أنه لما اختصت بوجوب الزكاة اختصت الأضحية ، لأنها قربة ، والنعم هي الإبل والبقر والغنم
Adapun berqurban tidak sah kecuali dari hewan ternak karena dua hal, pertama, karena Allah Ta’ala berfirman, dihalalkan bagimu dari hewan ternak (al-Ma’idah :1) kedua, seperti halnya hewan ternak itu dikhususkan dalam zakat begitupula dikhususkan untuk berkurban karena hal itu merupakan sarana untuk bertaqarrub sedangkan hewan ternak adalah unta, sapi, dan kambing.” (‘al-Hawi al-Kabir’).
Berkata Imam Khatib asy-Syirbini rahimahullah,
( ولا تصح ) أي الأضحية ، قال الشارح : من حيث التضحية بها : أي لا من حيث حل ذبحها وأكل لحمها ونحو ذلك ( إلا من ) ( إبل وبقر وغنم ) بسائر أنواعها بالإجماع ، وقال تعالى : { لكل أمة جعلنا منسكا ليذكروا اسم الله على ما رزقهم من بهيمة الأنعام } ولم ينقل عنه صلى الله عليه وسلم ولا عن أصحابه التضحية بغيرها ، ولأن التضحية عبادة تتعلق بالحيوان فتختص بالنعم كالزكاة ، فلا يجزئ غير النعم من بقر الوحش وغيره والظباء وغيرها
“Dan tidaklah sah berqurban itu (dari segi penyembelihannya bukan dari halalnya dagingnya) kecuali dari unta, sapi, atau kambing dengan berbagai jenisnya secara ijma' hal ini dikarenakan firman Allah Ta'ala, ”Dan bagi setiap umat kami syariatkan penyembelihan (qurban), agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang dikaruniakan kepada mereka yang berupa hewan ternak” (al-Hajj : 34) , dan tidak ada riwayat dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya berqurban selain dengannya, dan juga karena qurban adalah ibadah yang berhubungan dengan hewan maka dari itu dikhususkan dengan hewan ternak seperti dalam zakat. Maka dari itu tidaklah sah berqurban selain dengan hewan ternak seperti banteng, kijang dan selainnya. (Mughni al-Muhtaj).
Selain bertentangan dengan ijma ulama, juga bertentangan dengan pendapat madzhab yang empat.
Berkata Al-Kasani rahimahullah (Madzhab Hanafi)
أما جنسه فهو أن يكون من الأجناس الثلاثة الغنم أو الإبل أو البقر، ويدخل في كل جنس نوعه والذكر والأنثى منه والخصي والفحل لانطلاق اسم الجنس على ذلك، والمعز نوع من الغنم، والجاموس نوع من البقر بدليل أنه يضم ذلك إلى الغنم والبقر في باب الزكاة ولا يجوز في الأضاحي شيء من الوحش
Adapun jenisnya (hewan qurban) hendaknya dengan kambing, unta atau sapi. Dan masuk di dalamnya setiap jenis macamnya, jantan dan betina. Hewan domba termasuk juga jenis dari kambing, kerbau juga termasuk jenis dari sapi. dan tidak boleh berqurban dengan hewan yang liar. (Badai’ ash-shonai’).
Berkata Al Qarafi rahimahullah (Madzhab Malik).
يختص بالغنم الابل والبقر والغنم. والإبل دون الوحش كان له نظير من النعم أم لا لقوله تعالى : على ما رزقهم من بهيمة الأنعام. الحج
(Berqurban) khusus dengan unta, sapi dan kambing. Dan unta, bukan (unta) liar. Diantara berbagai nikmat baginya. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta'ala (atas apa yang Allah rizkikan kepada mereka yaitu berupa binatang ternak). (Adz-Dzakhirah).
Berkata Imam Nawawi rahimahullah (Madzhab Asy-Syafi’i).
فشرط المجزئ في الاضحية أن يكون من الانعام وهي الابل والبقر والغنم سواء في ذلك جميع أنواع الابل من البخاتي والعراب وجميع أنواع البقر من الجواميس والعراب والدربانية وجميع أنواع الغنم من الضأن والمعز وانواعهما ولا يجزئ غير الانعام من بقر الوحش وحميره والضبا وغيرها بلا خلاف
Maka yarat diperbolehkannya hewan kurban adalah hewan tersebut merupakan hewan ternak, yaitu unta, sapi dan kambing. Termasuk segala jenis unta, seperti al-bakhati (unta yang memiliki dua punuk) atau al-‘irab (berpunuk satu), juga segala jenis sapi, seperti kerbau, al-‘irab, al-darbaniyah (sapi yang tipis kuku dan kulitnya serta memiliki punuk), begitu juga dengan segala jenis kambing, seperti domba/biri-biri, atau kambing lain. Dan tidak diperbolehkan berkurban selain dengan hewan-hewan ternak yang telah disebutkan, baik berupa hasil kawin silang antara sapi dan keledai ataupun hewan lain. Hal ini tidak diperdebatkan oleh para ulama. (al-Majmū’ Syarḥ Muhazzab).
Dan beliau juga berkata,
"فشرط المجزئ في الأضحية أن يكون من الأنعام ، وهي الإبل والبقر والغنم, سواء في ذلك جميع أنواع الإبل, وجميع أنواع البقر, وجميع أنواع الغنم من الضأن والمعز وأنواعهما, ولا يجزئ غير الأنعام من بقر الوحش وحميره وغيرها بلا خلاف, وسواء الذكر والأنثى من جميع ذلك, ولا خلاف في شيء من هذا عندنا".
Maka Syarat dibolehkan dalam kurban, hewan kurban harus berasal dari hewan ternak yaitu unta, sapi dan kambing. Termasuk pula berbagai jenis unta, semua jenis sapi dan semua jenis kambing yaitu domba, ma’iz dan sejenisnya. Sedangkan selain hewan ternak seperti rusa dan keledai tidaklah sah sebagai hewan qurban tanpa ada perselisihan di antara para ulama.
Begitu juga sah berqurban dengan hewan jantan dan betina dari semua hewan ternak tadi. Tidak ada khilaf sama sekali mengenai hal ini menurut kami.” (Al Majmu’ 8 / 393).
Berkata Ibnu Qudamah rahimahullah (Madzhab Hambali),
ولا يجزئ في الأضحية غير بهيمة الأنعام، وإن كان أحد أبويه وحشيا لم يجزئ أيضا
Dan tidak boleh didalam berqurban dengan selain bahimatul an'am (unta, sapi dan kambing). Begitu juga tidak sah jika salah satu dari hewan itu buas atau liar. Tidak boleh juga. (Al-Mughni).
Di dalam kitab “Fathul Qadir”: 9/97 disebutkan,
لا تصح التضحية بالحوت أو الفرس أو الظباء أو الدجاج , لأن من شروط الأضحية : أن تكون من بهيمة الأنعام ، وهي الإبل والبقر والغنم بسائر أنواعها , لقوله تعالى : ( وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الأَنْعَامِ ) .
وَلَمْ يُنْقَلْ عَنْهُ صلى الله عليه وسلم وَلا عَنْ أحد من أَصْحَابِهِ التَّضْحِيَةُ بِغَيْرِهَا .
Tidak sah berkurban dengan ikan paus, kuda, Dhab (hewan padang pasir), atau ayam; karena di antara syarat kurban adalah harus dari binatang ternak, yaitu; unta, sapi dan kambing, dengan semua jenisnya, berdasarkan firman Allah –Ta’ala-:
“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka”. (QS. Al Hajj: 34)
Tidak ada riwayat dari Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- juga dari para sahabat beliau bahwa mereka berkurban dengan selain binatang ternak. (Fathul Qadir: 9/97). Sumber Al Islam Sual Wa Jawab No 71275.
Berkata Syekh Utsaimin rahimahulloh,
الجنس الذي يضحي به : بهيمة الأنعام فقط ، لقوله تعالى : ( وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنسَكًا لِيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَى مَا رَزَقَهُم مِّن بَهِيمَةِ الأَنْعَامِ ) الحـج/34 . وبهيمة الأنعام هي الإبل والبقر والغنم من ضأن ومعز , وجزم به ابن كثير وقال : قاله الحسن وقتادة وغير واحد , قال ابن جرير : وكذلك هو عند العرب اهـ .أحكام الأضحية والزكاة
Jenis hewan yang boleh dijadikan kurban adalah binatang ternak saja, berdasarkan firman Allah –Ta’ala-:
“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka”. (QS. Al Hajj: 34)
Binatang ternak itu adalah unta, sapi dan kambing dan sejenisnya, demikian pernyataan Ibnu Katsir, dan beliau berkata: inilah pendapat Hasan dan Qatadah dan lainnya. Ibnu Jarir berkata: “Demikian itu pernyataan orang Arab”. (Ahkamul Udhhiyah Waz Zakat). Sumber Al Islam Sual Wa Jawab No 71275.
AFM
Copas dari berbagai sumber
Komentar
Posting Komentar