PRIORITASKAN DAKWAH TAUHID DAN AKHLAK

PRIORITASKAN DAKWAH TAUHID DAN AKHLAK


Nabi Nuh alaihi salam, mendakwahkan tauhid kepada kaumnya beratus tahun lamanya. Begitu pula Nabiyullah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam mendakwahkan tauhid pertama kali kepada umatnya. Untuk itu, memulailah dengan dakwah tauhid. Perbaiki aqidah terlebih dahulu sebelum yang lainnya. 

Berkata Syaikh al-Albani rahimahullah,

فقد لبث نوح في قومه ألف سنة إلا خمسين عاماً يصرف وقته وجل اهتمامه للدعوة إلى التوحيد. ويقتضي ذلك منا أن نبدأ بما بدأ به نبينا صلى الله عليه وسلم وهو إصلاح ما فسد من عقائد المسلمين أولاً

Sungguh Nabi Nuh telah tinggal di tengah kaumnya selama 950 tahun. Dia meluangkan waktunya dan segenap perhatiannya untuk mendakwahkan tauhid. Maka ini menuntut kita untuk memulai dakwah dengan apa yang dilakukan oleh Nabi kita shallallahu alaihi wa sallam, yaitu memperbaiki kerusakan aqidah kaum muslimin terlebih dahulu.  (At-Tauhid awwalan yaa Du’atal Islam 5). 

Kalau dakwah tauhid sudah berjalan, problem berikutnya adalah memperbaiki akhlak. 

Syekh Al Albani rahimahullah, pada awalnya beliau mengatakan bahwa problem utama umat ini adalah perkara tauhid yang rusak. Namun ternyata setelah masalah tauhid, ada problem berikutnya yang rusak, yakni masalah akhlak. Mayoritas umat pada saat ini tidak BERAKHLAK dengan akhlak islami yang benar. 

Berkata Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah :

أنا ألاحظ مع الأسف أن الناس اليوم يهتمون بالجانب الأول ألا وهو العلم ولا يهتمون بالجانب الآخر ألا وهو الأخلاق والسلوك
فإذا كان النبي صلى الله عليه واله وسلم يكاد يحصر دعوته من اجل محاسن الأخلاق ومكارمها حينما يأتي بأداة الحصر فيقول: (إنما بُعثت لأتمم مكارم الأخلاق) , فإنما ذلك يعني أن مكارم الأخلاق جزء أساسي من دعوة الرسول عليه الصلاة والسلام.

"Aku perhatikan, sangat disesalkan bahwa manusia pada hari ini mementingkan sisi pertama, yaitu ilmu, namun tidak mementingkan sisi yang lain, yaitu akhlak dan tata krama.

Apabila dulu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam nyaris membatasi dakwah beliau dalam rangka akhlak yang baik dan mulia, tatkala beliau menyatakannya dengan ungkapan pembatasan  dalam sabda beliau,

"Hanyalah aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia."

Sabda beliau itu tidak lain menunjukkan bahwa akhlak yang mulia merupakan bagian asasi (mendasar) dari dakwah Rasulullah 'alaihi ash-shalatu wa as-sallam.

والواقع أنني كنت في ابتداء طلبي للعلم وهداية الله عز وجل إياي إلى التوحيد الخالص واطلاعي على ما يعيشه العالم الإسلامي من البعد عن هذا التوحيد,

كنت أظن أن المشكلة في العالم الإسلامي إنما هي فقط ابتعادهم عن فهمهم لحقيقة معنى لا اله إلا الله .

Pada kenyataannya sejak awal aku memulai menuntut ilmu dan Allah memberi hidayah kepadaku Tauhid yang murni, dan aku tahu kondisi kehidupan alam Islami yang jauh dari tuntunan Tauhid, ketika itu aku memandang bahwa  problem pada Alam Islami hanyalah karena mereka jauh dari memahami hakekat makna "Laailaaha illallah".

ولكني مع الزمن صرت أتبيّن أن هناك مشكلة أخرى في هذا العالم تُضاف إلى المشكلة الأولى الأساسية - ألا وهي بُعدهم عن التوحيد - المشكلة

Namun bersama dengan waktu, menjadi jelas bagiku bahwa di sana ada problem lain di Alam Islami ini, tambahan dari problem asasi yang pertama yaitu jauhnya umat dari TAUHID.

الأخرى: أنهم أكثرهم لا يتخلقون بأخلاق الإسلام الصحيحة إلا بقدر زهيد... فتاوى جدة شريط 34 (د. 4:38) 

Problem lainnya adalah : mayoritas umat tidak BERAKHLAK dengan akhlak islami yang benar, kecuali dalam jumlah yang terbatas." (Fatawa Jeddah, Kaset no. 34 (4:38)). 

Makanya ada orang yang salafi hanya pada aqidahnya saja, namun akhlaknya jauh dari salafi, bahkan bukan akhlak seorang salafi. 

Berkata Asy Syaikh Al Albani rahimahulloh :

قد يکون الشخص سلفيا في عقيدته، ولکنه ليس سلفيا في تربيته و سلوکه

" Terkadang seseorang itu salafi pada aqidahnya namun tidak salafy pada tarbiyahnya dan akhlaknya." (Silsilah Al huda wan Nur 781).

Maka tidaklah heran dan jangan salahkan, jika Allah Ta'ala tidak menurunkan pertolongannya yang hanya bermodalkan aqidahnya saja yang salafi, sedangkan manhajnya dan akhlaknya jauh dari salafiyyah. 

Berkata Syeikh Al Albani rahimahullah :

عندما تكون العقيدة سلفية والمنهج سلفي والاخلاق سلفية عندئذ يفرح المؤمن بنصر الله

Manakala akidahnya salafiyyah, manhajnya salafi dan akhlaknya salafiyyah, dengan demikian orang yang beriman akan bergembira dengan (turunnya) pertolongan Allah. Sumber : https://www.djelfa.info/vb/showthread.php?t=808840&page=3&styleid=16 

Untuk itulah, bukan hanya dakwah tauhid yang hanya difokuskan, tetapi juga dakwah memperbaiki akhlak juga harus menjadi prioritas berikutnya. 

AFM 

Copas dari berbagai sumber 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?