PERINTIS KEBURUKAN
PERINTIS KEBURUKAN
Jika seseorang, mengawali perbuatan kemungkaran, kemaksiatan, kejahatan, kesesatan, kesyirikan atau amalan bid'ah, kemudian diikuti atau ditiru oleh orang banyak, maka dia akan mendapatkan dosa jariyah yang terus mengalir dan terus bertumpuk sekalipun dia sudah berada dalam kubur.
Seorang anak Adam, yang memulai pertama kali melakukan pembunuhan, maka setiap kali ada pembunuhan, dia pun mendapatkan dosa dari pembunuhan tersebut tanpa mengurangi dosa orang yang membunuh.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تُقْتَلُ نَفْسٌ ظُلْمًا إِلَّا كَانَ عَلَى ابْنِ آدَمَ الأَوَّلِ كِفْلٌ مِنْ دَمِهَا
“Tidak ada satu jiwa yang terbunuh secara zalim, melainkan anak adam yang pertama kali membunuh akan mendapatkan dosa karena pertumpahan darah itu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
وَمَنْ سَنَّ فِـي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِـّئَةً ، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ
Dan barangsiapa yang memberikan contoh kejelekan, maka ia akan mendapatkan dosa perbuatan tersebut serta dosa orang-orang yang mengikutinya (sampai hari kiamat) tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun. (HR. Muslim).
Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
Dan barangsiapa mengajak (manusia) kepada kesesatan maka ia mendapatkan dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun. (HR. Muslim).
Allâh Ta'ala berfirman:
وَلَيَحْمِلُنَّ أَثْقَالَهُمْ وَأَثْقَالًا مَعَ أَثْقَالِهِمْ ۖ وَلَيُسْأَلُنَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَمَّا كَانُوا يَفْتَرُونَ
Dan mereka benar-benar akan memikul dosa-dosa mereka sendiri, dan dosa-dosa yang lain bersama dosa mereka dan pada hari Kiamat mereka pasti akan ditanya tentang kebohongan yang selalu mereka ada-adakan.” [QS. Al-‘Ankabût :13]
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah:
إخبار عن الدعاة إلى الكفر والضلالة ، أنهم يوم القيامة يحملون أوزار أنفسهم ، وأوزارا أخر بسبب من أضلوا من الناس ، من غير أن ينقص من أوزار أولئك شيئا
Ini menceritakan keadaan para penyeru kekafiran dan kesesatan, bahwa kelak di hari kiamat mereka memikul beban dosa-dosa mereka sendiri, juga beban-beban dosa lain disebabkan mereka telah menyesatkan orang lain, tanpa mengurangi dosa mereka yang telah disesatkannya barang sedikit pun. (Tafsir Ibnu Katsir).
Dan Allah Ta'ala berfirman:
لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۙ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ
Mereka pada hari kiamat memikul dosa-dosanya sendiri secara sempurna, dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, alangkah buruknya (dosa) yang mereka pikul itu. [QS. An-Nahl :25]
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah:
Yaitu sesungguhnya Kami menetapkan atas mereka untuk mengatakan hal tersebut yang menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya berikut dosa-dosa orang-orang yang mengikuti dan menyetujui mereka. Dengan kata lain, mereka memperoleh dosa-dosa diri mereka dan dosa menyesatkan orang lain yang mengikuti jejak mereka. Di dalam sebuah hadis disebutkan:
Barang siapa yang menyeru kepada hidayah (petunjuk), dia akan beroleh pahalanya semisal dengan pahala orang-orang yang mengikuti jejaknya, tanpa mengurangi pahala mereka barang sedikit pun. Dan barang siapa yang menyeru kepada kesesatan, dia akan mendapatkan dosanya semisal dengan dosa orang-orang yang mengikuti jejaknya, tanpa mengurangi dosa mereka barang sedikit pun. (HR. Muslim). (Tafsir Ibnu Katsir).
Berkata Mujahid rahimahullah:
يحملون أثقالهم: ذنوبهم وذنوب من أطاعهم، ولا يخفف عمن أطاعهم من العذاب شيئًا
Mereka memikul beban dosa-dosa mereka berikut dosa orang-orang yang mengikuti jejak mereka, tanpa mengurangi azab yang diterima oleh orang-orang yang taat kepada mereka barang sedikit pun. (Tafsir Ibnu Katsir).
Ada juga orang yang menulis sebuah tulisan atau sebuah buku yang mengandung kemaksiatan, kemungkaran, kesesatan atau kebid’ahan kemudian yang membaca tulisan atau buku itu terpengaruh dan mengamalkan apa yang ada di dalam tulisan atau buku tersebut, maka yang menulis tulisan atau kitab tersebut akan mendapatkan transferan dosa walaupun dia telah meninggal dunia.
Dalam kitab Faidhul Qadir dikatakan :
نسخ العلم النافع له أجره وأجر من قرأه أو كتبه أو عمل ما يقي خطه، وناسخ ما فيه إثم: عليه وزره ووزر ما عمل به ما بقي خطه
“Orang yang menyalin (menulis) ilmu yang bermanfaat baginya pahalanya dan pahala orang yang membaca, yang menulisnya kembali, dan yang mengamalkannya selama tulisan tersebut masih ada. Begitu juga dengan orang yang menyalin (menulis) sesuatu yang mengandung dosa, ia akan mendapatkan dosa dan dosa orang yang mengamalkannya selama tulisan tersebut masih ada.” (Faidhul Qadir, terbitan Darul Kutub ‘Ilmiyyah, Juz 1: 561).
Untuk itulah janganlah bangga menjadi pencetus kemaksiatan, kemungkaran, kesesatan atau kebid’ahan. Dan jangan pula bergaya dengan mengatakan kepada pengikutnya, "Jangan ragu kalian mengamalkan amalan ini, kalau keliru dan dosa, saya yang akan pikul dosa kalian."
Perkataannya ini sama betul dengan perkataan orang-orang jahiliyah terdahulu di zaman Nabi shallallahu alaihi wa sallam bahwa dia akan memikul dosa orang yang mengikutinya, padahal dosanya sendiri tidak akan sanggup memikulnya.
Allah Ta'ala berfirman:
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلَّذِينَ آمَنُوا اتَّبِعُوا سَبِيلَنَا وَلْنَحْمِلْ خَطَايَاكُمْ وَمَا هُمْ بِحَامِلِينَ مِنْ خَطَايَاهُمْ مِنْ شَيْءٍ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ
Dan berkatalah orang-orang kafir kepada orang-orang yang beriman, "Ikutilah jalan kami, dan nanti kami akan memikul dosa-dosamu," dan mereka (sendiri) sedikit pun tidak (sanggup) memikul dosa-dosa mereka. Sesungguhnya mereka adalah benar-benar orang pendusta. (QS. Al Ankabut : 12).
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah:
Allah Ta'ala berfirman, menceritakan perihal orang-orang kafir Quraisy, bahwa mereka mengatakan kepada orang-orang yang beriman dari kalangan mereka yang mengikuti jalan hidayah, "Berbaliklah (murtadlah) kalian dari agama kalian, lalu kembali kepada agama kami dan mengikuti jalan kami."
Dan nanti kami akan memikul dosa-dosamu. (Al-'Ankabut: 12)
Maksudnya, jika kalian mempunyai dosa-dosa dalam kemurtadan kalian, maka kamilah yang akan menanggungnya. Hal ini sama dengan perkataan seseorang, "Lakukanlah ini, dosamu akulah yang menanggungnya." Allah Ta'ala menjawab ucapan mereka seraya mendustakannya:
Dan mereka (sendiri) sedikit pun tidak (sanggup) memikul dosa-dosa mereka. Sesungguhnya mereka adalah benar-benar orang pendusta. (QS. Al-'Ankabut: 12)
Yakni dusta dalam ucapan mereka yang menyatakan bahwa mereka sanggup memikul beban dosa-dosa orang-orang yang mereka suruh untuk murtad dari agamanya. Karena sesungguhnya tiada seorang pun yang sanggup memikul dosa orang lain. (Tafsir Ibnu Katsir).
Bagaimana cara menghapus dosa tersebut atau menghentikan dosa jariyah? Maka hendaklaklah bertaubat, merevisi omongan, perbuatan atau tulisannya yang menyesatkan dan mencegah atau memperingatkan orang untuk melakukan perbuatan tersebut.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
التَّائِبُ مِنْ الذَّنْبِ كَمَنْ لَا ذَنْبَ لَهُ
"Orang yang bertaubat dari dosa, bagaikan seorang yang tidak berdosa." (HR. Ibnu Majah : 4240 )
Dalam kitab Faidhul Qadir dikatakan
كيف التوبة مما تولد وليس من فعله والمرء إنما يتوب مما فعله اختيارا قلنا يحصل بالندم ودفعه عن الغير ما أمكن
“Bagaimana caranya bertaubat dari dosa disebabkan mengajak orang melakukan kemaksiatan ketika sudah banyak yang melakukannya? Sesungguhnya dia bertaubat dengan apa yang dia lakukan, menyesalinya dan mencegah orang lain melakukannya sebisa mungkin.” (Faidhul Qadir, terbitan Darul Kutub ‘Ilmiyyah, Juz 6: 162).
AFM
Copas dari berbagai sumber
Komentar
Posting Komentar