PERSOALAN DONASI

PERSOALAN DONASI 


Menggalang donasi dalam rangka untuk memperkaya diri dan keluarga, ini yang dilarang dan tercela dalam syariat. Hal tersebut diancam dengan ancaman yang keras di akhirat. 

Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ سَأَلَ النَّاسَ لِيُثْرِيَ مَالَهُ كَانَ خُمُوشًا فِي وَجْهِهِ وَرَضْفًا يَأْكُلُهُ مِنْ جَهَنَّمَ... 

“Barangsiapa yang meminta-minta kepada orang lain untuk menumpuk harta maka pada hari kiamat akan ada cakaran di wajahnya dan akan memakan batu panas dari neraka jahanam...(HR. Ath Thabarani dalam Al Kabir .Hadits shahih li ghairihi).

Berkata Al-‘Aini rahimahullah, 

من سَأَلَ النَّاس لأجل التكثر فَهُوَ مَذْمُوم

“Barangsiapa yang meminta-minta kepada orang lain untuk memperkaya diri itulah yang tercela” (Umdatul Qari, 9/56). 

Sedangkan menggalang donasi untuk kemaslahatan agama atau kemaslahatan umum itu diperbolehkan berdasarkan dalil dan fatwa ulama.

Berkata Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhu, 

قَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْفِطْرِ فَصَلَّى فَبَدَأَ بِالصَّلَاةِ ثُمَّ خَطَبَ فَلَمَّا فَرَغَ نَزَلَ فَأَتَى النِّسَاءَ فَذَكَّرَهُنَّ وَهُوَ يَتَوَكَّأُ عَلَى يَدِ بِلَالٍ وَبِلَالٌ بَاسِطٌ ثَوْبَهُ يُلْقِي فِيهِ النِّسَاءُ الصَّدَقَةَ

“Nabi shallallahu alaihi wa sallam berdiri pada hari Idul Fitri. Lalu beliau shalat kemudian berkhutbah. Setelah selesai khutbah beliau turun dan mendatangi kaum wanita. Kemudian beliau mengingatkan mereka dalam keadaan beliau bersandar pada tangan Bilal. Bilal membentangkan bajunya (untuk mengumpulkan harta shadaqah) sehingga kaum wanita melemparkan shadaqah ke baju Bilal.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ فَإِنِّي أُرِيتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ

“Wahai kaum wanita! Bershadaqahlah kalian! Karena aku melihat kalian sebagai kebanyakan penduduk neraka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). 

Berkata Al-Imam Ibnu Bathal rahimahullah, 

وفيه : الشفاعة للمساكين وغيرهم أن يسأل لهم . وفيه : حجة على من كره السؤال لغيره

“Di dalam hadits ini ada penjelasan bahwa Asy-Syafaat untuk kaum miskin dan lainnya adalah dengan memintakan (shadaqah atau infaq) untuk mereka (bukan untuk kepentingan pribadi). Di dalam hadits ini juga terdapat hujjah (bantahan) atas orang yang membenci untuk memintakan (shadaqah atau infaq, pen) untuk orang lain.” (Syarh Al-Bukhari li Ibni Bathal: 1/419).

Berkata Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah, 

وفيه جواز طلب الصدقة من الأغنياء للمحتاجين ولو كان الطالب غير محتاج

“Di dalam hadits ini terdapat pelajaran tentang bolehnya meminta shadaqah dari orang-orang kaya untuk diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Meskipun orang yang meminta shadaqah tidak membutuhkan shadaqah tersebut.” (Fathul Bari: 2/469).

Berkata Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu anhu, 

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا جَاءَهُ السَّائِلُ أَوْ طُلِبَتْ إِلَيْهِ حَاجَةٌ قَالَ اشْفَعُوا تُؤْجَرُوا وَيَقْضِي اللَّهُ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا شَاءَ

“Adalah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam jika didatangi oleh seorang yang meminta (sesuatu) atau beliau dimintai sesuatu yang dibutuhkan maka beliau bersabda: “Berikan syafaat (bantuan) maka kalian akan mendapatkan pahala. Allah akan memutuskan melalui lisan Nabi-Nya shallallahu alaihi wa sallam apa yang dikehendaki.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). 

Berkata Al-Hafizh Ibnu Abdil Barr rahimahullah, 

قد قال صلى الله عليه وسلم:” اشفعوا تؤجروا وفيه إطلاق السؤال لغيره والله أعلم

“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Berikan syafaat (bantuan) maka kalian akan mendapatkan pahala.” Di dalam hadits ini ada pemutlakan meminta (shadaqah dan lain-lain) untuk kepentingan orang lain. Wallahu a’lam.” (At-Tamhid lima fil Muwaththa’ minal Ma’ani wal Asanid: 4/122).

Berkata Al-Imam Ibnu Bathal rahimahullah, 

الشفاعة فى الصدقة وسائر أفعال البر، مرغب فيها، مندوب إليها، ألا ترى قوله ( صلى الله عليه وسلم ) : ( اشفعوا تؤجروا )، فندب أمته إلى السعى فى حوائج الناس، وشرط الأجر على ذلك،

“Memberikan syafaat (bantuan) dalam perkara shadaqah (agar terkumpul dan tersalurkan) dan perkara kebaikan lainnya adalah disukai dan dianjurkan. Apakah kamu tidak melihat sabda beliau shallallahu’alaihi wa sallam (“Berikan syafaat (bantuan) maka kalian akan mendapatkan pahala.”). Maka beliau menganjurkan umat beliau untuk berusaha memenuhi kebutuhan manusia dan menjanjikan pahala atas perbuatan ini.” (Syarh Al-Bukhari li Ibni Bathal : 3/434)

Al-Lajnah Ad-Daimah lil Buhuts wal Ifta’ Saudi Arabiyyah pernah ditanya:

هل يجوز للمسلم أن يطلب المساعدة لبناء مسجد أو مدرسة من المسلم، لماذا؟

“Bolehkah meminta bantuan dari seorang muslim untuk membangun masjid atau madrasah?”

Mereka menjawab, 

يجوز ذلك؛ لأن هذا من التعاون على البر والتقوى، قال تعالى: { وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ }

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم.

“Perkara tersebut diperbolehkan, karena termasuk dalam tolong-menolong di atas kebaikan dan taqwa. Allah U berfirman: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. Al-Maidah: 2).

Wabillahit taufiq wa shallallahu ala Nabiyyina Muhammad wa alihi washahbihi wasallam. (Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah Al-Majmu’atul Ula nomer: 6192(6/242)). 

Itulah dalil, penjelasan dan fatwa para ulama tentang bolehnya menggalang donasi. Yang menjadi persoalan sekarang, orang yang menggalang dana umat atau lembaga yang mengumpulkan donasinya. 

Untuk itu bagi kaum muslimin yang hendak menyalurkan hartanya untuk kepentingan agama dan umat, agar lebih selektif dan disalurkan di lembaga-lembaga yang kredibel, amanah, jujur dan terpercaya. 

Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi’i rahimahullah ditanya, 

يقوم بعض الأئمة في المساجد بجمع التبرعات لصالح المسلمين في الشيشان أو البوسنة والهرسك وإيصالها إلى الجمعيات لكي توصلها إلى الشيشان والبوسنة والهرسك فما حكم ذلك أي إيصالها إلى الجمعيات ومن ثم إلى محلها المعلوم ؟

Sebagian imam masjid menggalang donasi untuk kemaslahatan masjid di Checnya, Bosnia dan Herzegovina. Dan mereka menyalurkan donasinya melalui yayasan-yayasan yang bisa menyampaikannya ke Checnya, Bosnia dan Herzegovina. Apa hukum penggalangan donasi melalui yayasan seperti ini, lebih lagi jika tempat penyalurannya sudah diketahui?

Beliau menjawab, 

إذا كان مأموناً والجمعيات مأمونة فأمر طيب ، فيجوز لما يفعله بعض إخواننا بنجد جزاهم الله خيراً يجمعون أموالاً للبوسنة والهرسك ويقولون نحن لا نجمع أموالاً على أنها تقام هناك دولة إسلامية لكن للمنكوبين وللنساء العاريات فنشري لهن حجاباً .

“Jika bisa dipercaya dan yayasan tersebut bisa dipercaya, maka ini perbuatan yang baik. Maka hukumnya boleh sebagaimana yang dilakukan sebagian saudara kita di Najd -semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan- mereka menggalang dana untuk Bosnia dan Herzegovina. Dan mereka mengatakan: kami tidak menggalang dana untuk mendirikan negara Islam di sana, namun para korban yang menderita dan untuk para wanita yang tersingkap auratnya sehingga kami bisa membelikan mereka hijab”.

فإذا أمن على إيصال المال فذاك ، أما إذا كانوا قد سموا مدير الجمعية البوسنة ، وسموا نائبه الهرسك ويدعون الناس تبرعوا للبوسنة والهرسك وسنوصلها للبوسنة والهرسك ووصلها إلى مدير الجمعية ، وإلى نائبه .

فالأحسن للشخص إذا كان لديه مال أن يرسل رسولاً خاصاً ليصلها إلى هنالك من أجل أن يصل إلى أهله أو يرسل به إلى الأخوة المأمونين الذين ليسوا بحزبيين في نجد وفي القصيم الذين يهمهم أمر الإسلام والمسلمين ويجمعون أموالاً فذاك

“Jadi jika bisa dipercaya, maka demikianlah hukumnya (boleh). Adapun jika mereka menyebutkan (donasi akan diserahkan pada) mudir di suatu yayasan Bosnia, atau perwakilan yayasan di Herzegovina, lalu mengajak orang untuk berdonasi untuk Bosnia dan Herzegovina dan akan diserahkan melalui mudir yayasan atau perwakilan yayasan (maka jangan lakukan).

Yang lebih baik, jika seseorang punya harta (untuk berdonasi) hendaknya ia kirimkan kepada utusan khusus yang ada di sana sehingga si utusan ini bisa menyampaikan donasinya kepada keluarganya sendiri atau kepada para ikhwah yang bisa dipercaya, yang bukan termasuk aktivis hizbiyyun. Di Najd dan di Qashim, yang pada ikhwah ini punya perhatian pada urusan Islam dan kaum Muslimin dan mereka mengumpulkan donasi di sana”.

المهم أن هذه وظيفة الحزبيين ، على ماذا تقوم الحزبيات ؟ الشيخ يُعطى سيارة من أجل أن يصوت لهم ، من أين لهم قيمة سيارة ؟! ، وآخر يحتاج إلى بناء بيت يُبنى له بيت ، وآخر يحتاج إلى زوجة زوجة بكذا وكذا نزوجه ، وهكذا من أين تأتي هذه الأموال ؟

“Yang penting, ketahuilah perbuatan orang-orang hizbiyyin tersebut. Dari mana hizb (ormas) mereka bisa berdiri? Seorang Syaikh diberi fasilitas mobil agar bisa ikut pemilu. Darimana dana untuk beli mobil ini? Yang lainnya, butuh untuk membangun kantor ormas. Yang lainnya, butuh untuk menikahkan ini dan itu. Darimana dana-dana ini berasal?” (Sumber: https://www.muqbel.net/fatwa.php?fatwa_id=2577). 

Jika ada kasus lembaga penggalang dana umat yang tidak amanah dan tidak jujur, hal ini mencoreng, mengotori dan menurunkan kepercayaan masyarakat yang akan menyalurkan dananya untuk kepentingan agama dan umat. 

Namun ketahuilah, masih ada lembaga atau yayasan-yayasan yang amanah, jujur dan terpercaya. 

AFM 

Copas dari berbagai sumber

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?