MENYIBUKKAN DIRI DENGAN ILMU
MENYIBUKKAN DIRI DENGAN ILMU
Ada sebagian orang, kesibukannya mencari dunia sampai-sampai melalaikannya dalam menuntut ilmu agama. Waktunya terasa sempit, bahkan tidak ada waktu sama sekali untuk menghadiri majlis ilmu.
Padahal mencari dunia itu tidak ada habis-habisnya. Semakin dunia dikejar, semakin lari dunia. Selesai urusan yang satu, datang lagi urusan yang lain. Terus berlanjut seperti itu. Akhirnya lelah dan capai, tidak sempat memperdalam ilmu agama.
Syaikh Muqbil bin Hadi al-Madkhali rahimahullah berkata:
الذّي أنصَح بِه نَفسِي وكُل أحَّد أنْ يَشغَل نفسَهُ بالعِلم، وهُمومُ الدُنيّا ليْس لَها نِهايَة، وإيَّاكُم أن تَشتغِلوا بمَشاكِل الحَياة، لَو اشْتغَلنَا بِها لَما استَطعْنا أنْ نَطلُب عِلمًا .
"Nasihat saya kepada diri saya pribadi dan setiap orang adalah agar menyibukkan dirinya dengan ilmu agama. Keinginan-keinginan dunia itu tidak ada ujungnya. Hati-hati kalian, (jangan) sampai tersibukkan dengan berbagai permasalahan dunia. Andaikan kita tersibukkan dengan dunia, pasti kita tidak akan bisa mencari ilmu agama."
(Al-Basyair fii as-Sima' al-Mubasyir 21).
الذّي أنصَح بِه نَفسِي وكُل أحَّد أنْ يَشغَل نفسَهُ بالعِلم، وهُمومُ الدُنيّا ليْس لَها نِهايَة، وإيَّاكُم أن تَشتغِلوا بمَشاكِل الحَياة، لَو اشْتغَلنَا بِها لَما استَطعْنا أنْ نَطلُب عِلمًا .
"Nasihat saya kepada diri saya pribadi dan setiap orang adalah agar menyibukkan dirinya dengan ilmu agama. Keinginan-keinginan dunia itu tidak ada ujungnya. Hati-hati kalian, (jangan) sampai tersibukkan dengan berbagai permasalahan dunia. Andaikan kita tersibukkan dengan dunia, pasti kita tidak akan bisa mencari ilmu agama."
(Al-Basyair fii as-Sima' al-Mubasyir 21).
Berkata Al Hasan Al Bashri Rahimahullah,
إياكم وما شغل من الدنيا، فإن الدنيا كثيرة الأشغال، لا يفتح رجل على نفسه باب شغل إلا أوشك ذلك الباب أن يفتح عليه عشرة أبواب
“Janganlah kalian sibuk dengan urusan dunia, karena dunia itu sangatlah menyibukkan. Tidaklah seseorang membukakan satu pintu kesibukan untuk dirinya, melainkan akan terbuka baginya sepuluh pintu kesibukan lainnya.” (Hilyatul Auliyaa’, II/153).
Seseorang yang tidak merasakan pahitnya menuntut ilmu. Lelahnya duduk dalam majlis ilmu. Susahnya menghapal wajan-wajan sharaf dan memahami nahwu. Beratnya menghapal alquran dan hadits dan ilmu lainnya, maka dia akan merasakan HINANYA KEBODOHAN di sepanjang hidupnya.
Berkata Al Imam Syafi’i rahimahullah dalam syairnya,
Berkata Al Imam Syafi’i rahimahullah dalam syairnya,
مَنْ لَمْ يَذُقْ مُرَّ التَّعَلُّمِ سَاعَة تَجَرَّعَ ذُلُّ الْجَهْلِ طُوْلَ حَيَاتِهِ وَ مَنْ فَاتَهُ التَّعْلِيْمُ وَقْتَ شَبَابِهِ فَكَبِّرْ عَلَيْهِ أَرْبَعًا لِوَفَاتِهِ
Barangsiapa yang tidak pernah merasakan pahitnya menuntut ilmu, maka dia akan merasakan hinanya kebodohan di sepanjang hidupnya
Barangsiapa yang tidak menuntut ilmu di masa mudanya, maka bertakbirlah empat kali, karena sungguh dirinya telah mati. (Diwan al Imam asy Syafi’i, Dar al Kutub al ’Ilmiyah).
AFM
Copas dari berbagai sumber
Komentar
Posting Komentar