MAHAR MAHAL DIPERBOLEHKAN

MAHAR MAHAL DIPERBOLEHKAN 

Mahar yang mahal, itu diperbolehkan dalam islam, selama keduanya ridha. Karena hal ini dicontohkan oleh Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam yang memberikan mahar kepada istri-istrinya tergolong cukup tinggi. 

Berkata Aisyah radhiyallahu anha :

كَانَ صِدَاقُهُ لأَزْوَاجِهِ ثِنْتَى عَشْرَةَ أوْقِيَةً وَنَشًّا قَالَ: قَالَتْ: أتَدْرِى مَا النَّشُّ ؟. قَالَ: قُلْتُ: لاَ! قَالَتْ: نِصْفُ أوْقِيَةٍ ؛ فَتِلْكَ خَمْسُمِائَةِ دِرْهَمٍ. فَهَذَا صِدَاقُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لأَزْوَاجِهِ.

"Mahar Rasulullah kepada para isteri beliau adalah 12 Uqiyah dan satu nasy". Aisyah berkata, "Tahukah engkau apakah nash itu?". Abdur Rahman berkata, "Tidak". Aisyah berkata, "Setengah Uuqiyah". Jadi semuanya 500 dirham. Inilah mahar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kepada para isteri beliau. (HR. Muslim). 

Satu dirham itu, kalau dirupiahkan untuk hari ini seharga sekitar Rp. 65.339 (http://kurs.dollar.web.id/harga-logammulia-antam.php). Berarti kalau 500 dirham sekitar Rp. 32.669.500. Itulah jumlah mahar Beliau kepada masing-masing isterinya. 

Mahar yang cukup tinggi bukan hanya sunnah Nabi, tetapi juga sunnah sahabat. Ada seorang sahabat yang memberikan mahar berupa kebun yang cukup luas kepada istrinya. Ketika isterinya gugat cerai, maka maharnya dikembalikan. 

Berkata Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma :

أَنَّ امْرَأَةَ ثَابِتِ بْنِ قَيْسٍ أَتَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ ثَابِتُ بْنُ قَيْسٍ مَا أَعْتِبُ عَلَيْهِ فِي خُلُقٍ وَلا دِينٍ ، وَلَكِنِّي أَكْرَهُ الْكُفْرَ فِي الْإِسْلَامِ

فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَتَرُدِّينَ عَلَيْهِ حَدِيقَتَهُ ؟ قَالَتْ : نَعَمْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اقْبَلْ الْحَدِيقَةَ وَطَلِّقْهَا تَطْلِيقَةً

Bahwasannya istri Tsabit bin Qais datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lalu bertanya : “Wahai Rasulullah, tidaklah aku mencela Tsabit bin Qais atas agama atau pun akhlaknya, akan tetapi aku khawatir kekufuran dalam Islam.”, (maksudnya beliau minta khulu’). Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab : “Apakah kamu mau mengembalikan kebun miliknya itu?”, (maksudnya, kebun yang dulunya menjadi mahar). Maka wanita tersebut menjawab, ‘iya, akan saya kembalikan’. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan kepada tsabit bin qais “Terimalah Kebun tersebut dan ceraikan istri mu’ ”

(HR. Al-Bukhari). 

Kalau memilki kemampuan, berikan mahar kepada isteri dengan mahar yang layak dan bernilai. Jika tidak memiliki kemampuan, ya sekemampuannya saja. Yang mampunya hanya bisa sarung saja satu buah, ya silahkan. Atau hanya cincin dari besi, itu pun tidak mengapa. Bahkan seharga mengajarkan alquran kepada isterinya, itu pun boleh. Yang menjadi masalah, apakah calon isterinya atau calon mertuanya terima tidak mahar seperti itu. 

Berkata Sahal bin Sa'ad radhiyallahu anha, bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam didatangi seorang wanita, dia berkata :

ياَرَسُولَ اللهِ إِنّيِ وَهَبْتُ نَفْسِي لَكَ. فَقَامَتْ قِيَامًا طَوِيْلاً. فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ: يَارَسُولَ اللهِ زَوِّجْنِيْهَا إِنْ لَـمْ يَكُنْ لَكَ بِهَا حَاجَة. فَقَالَ رَسُولُ اللهِ : هَلْ عِنْدَكَ مِنْ شَيْءٍ تُصْدِقُهَا اِيَّاهُ؟ فَقَالَ: مَا عِنْدِيْ اِلاَّ اِزَارِيْ هذَا. فَقَالَ النَّبِيُّ اِنْ اَعْطَيْتَهَا اِزَارَكَ جَلَسْتَ لاَ اِزَارَ لَكَ فَالْتَمِسْ شَيْئًا. فَقَالَ: مَا اَجِدُ شَيْئًا. فَقَالَ: اِلْتَمِسْ وَلَوْ خَاتَمًا مِنْ حَدِيْدٍ. فَالْتَمَسَ فَلَمْ يَجِدْ شَيْئًا. فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ : هَلْ مَعَكَ مِنَ اْلقُرْآنِ شَيْئٌ؟ قَالَ: نَعَمْ. سُوْرَةُ كَذَا وَسُوْرَةُ كَذَا لِسُوَرٍ يُسَمِّيْهَا. فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ : قَدْ زَوَّجْتُكَهَا بِمَا مَعَكَ مِنَ اْلقُرْآنِ

,"Ya Rasulullah kuserahkan diriku untukmu", Wanita itu berdiri lama lalu berdirilah seorang laki-laki yang berkata," Ya Rasulullah kawinkan dengan aku saja jika kamu tidak ingin menikahinya". Rasulullah berkata," Punyakah kamu sesuatu untuk dijadikan mahar? dia berkata, "Tidak kecuali hanya sarungku ini" Nabi menjawab, "Apabila kau berikan sarungmu itu maka kau tidak akan punya sarung lagi, carilah sesuatu". Dia berkata," Aku tidak mendapatkan sesuatupun". Rasulullah berkata, " Carilah walau cincin dari besi". Dia mencarinya lagi dan tidak juga mendapatkan apa-apa. Lalu Nabi berkata lagi," Apakah kamu menghafal qur'an?". Dia menjawab, "Ya surat ini dan itu" sambil menyebutkan surat yang dihafalnya. Berkatalah Nabi, "Aku telah menikahkan kalian berdua dengan mahar hafalan qur'anmu" (Riwayat Bukhari Muslim).

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

اِنْطَلِقْ لَقَدْ زَوَّجْتُكَهَا فَعَلِّمْهَا مِنَ اْلقُرْآنِ

“Pergilah, sungguh aku telah menikahkan kamu dengannya, maka ajarilah dia dengan Al-Qur’an”. Riwayat Muslim. 

Berkata An-Nawawi rahimahullah,

في هذا الحديث أنه يجوز أن يكون الصداق قليلا وكثيرا مما يتمول إذا تراضى به الزوجان، لأن خاتم الحديد في نهاية من القلة، وهذا مذهب الشافعي وهو مذهب جماهير العلماء من السلف والخلف

“Hadits ini menunjukkan bahwa mahar itu boleh sedikit (bernilai rendah) dan boleh juga banyak (bernilai tinggi) apabila kedua pasangan saling ridha, karena cincin dari besi menunjukkan nilai mahar yang murah. Inilah pendapat dalam madzhab Syafi’i dan juga pendapat jumhur ulama dari salaf dan khalaf.” (Syarh Shahih Muslim 9/190)

Kesimpulannya, mahar yang mahal atau yang murah, kedua-duanya diperbolehkan dalam syariat selama kedua-duanya ridha. 

Yang menjadi persoalan dizaman sekarang ini, jadi tidaknya seseorang menikah, kebanyakan bukan karena nilai maharnya, tetapi berapa uang pestanya. Uang pesta inilah yang menjadi tawar menawar kedua belah pihak dibeberapa daerah tertentu, kalau sepakat jumlah uang pestanya, jadi menikah, kalau tidak, batallah pernikahan. 

Semoga dimudahkan bagi para jomblower untuk mendapatkan pasangan hidupnya. Jangan sampai menjomblo sepanjang hayat dikandung badan. 


AFM

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?