Memajang Foto Wanita Di Facebook

MEMAJANG FOTO WANITA

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Munajjid  hafidzohullôh ditanya :

السؤال:

ما حكم وضع الفتاة لصورتها على صفحة الفيس بوك ، خصوصا وأن بعض الأخوات المحجبات تعتقد أن وضع صور لهن بالحجاب مسألة غير ممنوعة شرعا ، فهل من توضيح حتى أستطيع نصحهن ؟ و شكرا

• Pertanyaan:

Apa hukumnya wanita memajang fotonya pada Facebook, khususnya sebagian wanita berhijab meyakini bahwa memajang foto mereka dengan memakai hijab itu tidak terlarang secara syar’i, apakah ada penjelasan agar aku dapat menasehati mereka? Terimakasih.

الجواب:
الحمد لله:
وضع الفتاة لصورتها على صفحات الفيس بوك أو المنتديات والمواقع الإلكترونية محرم ، وذلك لأمور عدة :
أولا : أن ذلك مناف للستر الذي أمرت به المرأة في الكتاب والسنة ، فإذا كان الله عز وجل قال في حق أشرف النساء وأبعدهن عن الريبة وهن نساؤه صلى الله عليه وسلم : (وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ) ، وقال سبحانه : (يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا) الأحزاب/59 ، ونهى عز وجل المرأة أن تخضع في القول ، فقال تعالى : (يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقّيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَعْرُوفًا) الأحزاب/32 .
فشرع سبحانه وتعالى على نسائه صلى الله عليه وسلم وعلى نساء المؤمنين عامة الحجاب تطهيرا لقلوب المؤمنات ورفعة لهن عن مواطن الفتنة والتهمة ، وتحصينا لفروجهن وفروج عباده المؤمنين ، فإذا عُلم ذلك اتضح أن وضع المرأة صورتها يراها البر والفاجر في مثل هذه المواقع مما ينافي ويعارض شرعه سبحانه وتعالى .
ثانيا : أن ذلك باب فتنة وشر للمرأة ولمن يشاهدها ، فكم سمعنا وقرأنا عن قصص مؤلمة بسبب ذلك ، فكم من طاهرة عفيفة وقعت في حبائل من لا يخافون الله من الفجرة الذين يغرونها بلفظ منمق وكلام معسول ووعود تطول ، حتى إذا قضوا منها حاجتهم قلبوا لها ظهر المجن ، فلم يبق لها من ذلك إلا الخيبة والحسرة والخسران ، وربما فضيحة الدارين ، والعياذ بالله .
وكم من فاجر تلاعب بتلك الصور ودبلجها بوسائل حديثة ، فإذا وجه الشريفة يوضع على جسد فاجرة وبائعة هوى رخيصة ، فحينئذ تعض أصابع الندم بما جنت على نفسها وأهلها ، ولات ساعة مندم .
ثالثا : ما ذكرت من أن بعض الأخوات المحجباب تعتقد أن وضع صور لهن بالحجاب غير ممنوع شرعا ، إن كان مرادك بالحجاب الحجاب الشرعي الساتر للوجه الذي لا يبدو معه وجه المرأة ، فمثل هذا غير ممنوع شرعا ، خاصة عند الحاجة إليه ؛ لكن هذا – قطعا - غير مراد ، لأنه غير نافع لصاحبه ، فما قيمة وضع صورة لسواد لا يبدو منه شيء ؟!
وأما إن كان المراد بذلك وضع صورة المرأة وقد كشفت وجهها ، ولو سترت بدنها كله ؛ فقد بينا لك ما فيه من المفاسد التي تكفي للمنع منه ، حتى ولو لم نقل بوجوب ستر المرأة لوجهها ؛ فكيف إذا كان ذلك واجبا ؟! إن الإثم هنا يكون مضاعفا ، والخطر أشد ؛ وهي بهذا تخرق ما اعتاده نساء المؤمنات في عصورهن .
قال الغزالي رحمه الله في "إحياء علوم الدين" ( 2/53 ) : " لم يزل الرجال على ممر الأزمان مكشوفي الوجوه ، والنساء يخرجن متنقبات .. " انتهى . ونحوه في "فتح الباري" ( 9/337) .
وقال الحافظ ابن حجر رحمه الله في "فتح الباري" ( 9/ 424): " ولم تزل عادة النساء قديما وحديثا يسترن وجوههن عن الأجانب " انتهى .
ثم إن كل ذي لب يعلم أن مجمع الحسن والفتنة في المرأة هو وجهها ، وهو الذي يستشرف الرجال لمعرفته ، وبه يقاس جمال المرأة من عدمه ، فنشر الصورة على الوجه المذكور فتح لباب فتنتها والفتنة بها ، وابتذالها وابتذال صورتها ، حين تكون مباحة لكل طالب وراغب .

والله أعلم

Beliau menjawab :

• Jawaban:

Alhamdulillah …

Wanita memajang fotonya pada Facebook atau jejaring social lainnya di internet, hukumnya adalah HARAM, berdasarkan beberapa hal:

YANG PERTAMA:

Hal tersebut meniadakan “as-satr” (hijab/tertutupnya wanita) yang mana Al-Qur’an & As-Sunnah telah memerintahkan wanita untuk menjaganya.

– Yang mana Allah memerintahkan hal tersebut kepada para wanita yang paling mulia & paling jauh dari fitnah, yaitu para istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

(وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ) ،

Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. (Cara yang demikian) itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. (QS. Al-Ahzab: 53).

(Maka bagaimana dengan wanita-wanita selain mereka? –pen).

– Allah ta’ala berfirman:

(يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا) الأحزاب/59 ،

Artinya: Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal (sebagai wanita baik-baik), karena itu mereka tidak diganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab: 59).

– Allah ‘Azza wa Jalla melarang wanita untuk berlemah lembut dalam berbicara (kepada laki-laki yang bukan mahram –pen),

Allah ta’ala berfirman:

(يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقّيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَعْرُوفًا) الأحزاب/32 .

Wahai istri-istri Nabi! Kamu tidak seperti perempuan-perempuan yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk (melemah lembutkan suara) dalam berbicara sehingga bangkitlah nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik. (QS. Al-ahzab: 32)

– Allah ta’ala mensyari’atkan (mewajibkan) HIJAB kepada para istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan kepada istri-istri kaum mu’minin (orang-orang yang beriman) secara umum, dalam rangka MENJAGA KESUCIAN wanita-wanita yang beriman dan mengangkat mereka agar tidak menjadi fitnah (godaan bagi laki-laki), serta dalam rangka MENJAGA KEMALUAN mereka & hamba-hamba-Nya yang beriman.

– Jika hal tersebut sudah kita ketahui, maka jelaslah bahwa ketika wanita memajang fotonya, yang dapat dilihat oleh orang yang baik maupun orang yang keji pada jejaring social seperti ini, maka hal ini bertentangan dengan syari’at-Nya subhanahu wa ta’ala.

YANG KEDUA:

Hal ini (Wanita memajang fotonya –pen) membuka pintu fitnah (godaan untuk laki-laki) dan pintu kejelekan bagi wanita dan bagi yang menyaksikannya.Betapa banyak yang kita dengar & kita lihat tentang kisah yang tragis dengan sebab hal itu, betapa banyak wanita suci & baik-baik terjerat perangkap laki-laki yang tidak takut kepada Allah di antara orang-orang yang keji, yang menipu wanita dengan perkataan indah & ucapan semanis madu serta janji-janji muluk. Sehingga apabila mereka telah mendapatkan apa yang mereka inginkan, mereka berbalik membenci sang wanita. Maka tak ada yang tersisa bagi wanita tersebut selain kekecewaan, kerugian, & penyesalan, bahkan bisa menjadi ‘Aib di dunia & akhirat, kita berlindung kepada Allah dari hal tersebut.Betapa banyak orang-orang keji yang mempermainkan foto-foto wanita & mengeditnya dengan cara modern, wajah wanita baik-baik diletakkan pada badan wanita keji yang memperdagangkan tubuhnya dengan harga murah. Ketika hal ini terjadi, sang wanita hanya bisa menggigit jari menyesali terhadap kejahatan yang dilakukan terhadap dirinya & keluarganya, maka tiada berguna lagi waktu penyesalan.

YANG KETIGA:

Apa yang anda sebutkan bahwa sebagian akhwat (wanita) yag berhijab meyakini bahwa memajang foto dengan memakai hijab itu tidak terlarang secara syar’i, jika yang anda maksud adalah HIJAB SYAR’I yang MENUTUPI SELURUH WAJAH dan TIDAK MENAMPAKKAN APAPUN YANG ADA PADA WAJAH WANITA (misalnya MATA –pen), maka hal ini tidak terlarang secara syar’i, khususnya jika ada keperluan, namun tentu saja hal ini BUKAN yang dimaksud, karena hal ini TIDAK BERMANFA’AT bagi pemilik foto tersebut, apa gunanya memajang foto kain hitam (penutup wajah –pen) yang tidak tampak apapun?

Adapun jika yang dimaksud adalah wanita memajang fotonya dengan menampakkan wajahnya, walaupun dia menutup seluruh badannya, sungguh kami telah menjelaskan kepada anda tentang kerusakan yang terdapat padanya, yang mana hal itu sudah cukup menjadikannya terlarang jika kami tidak mewajibkan menutup wajah wanita, maka bagaimanakah jika hal tersebut wajib?

Tentu saja dalam hal ini dosanya berlipat, dan bahayanya lebih besar. Jika wanita (yang berhijab sempurna dengan menutup wajahnya –pen) memajang fotonya dengan menampakkan wajahnya, maka dia telah mempermalukan kebiasaan wanita mu’minat pada zaman mereka.

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata dalam kitabnya “Fathul Baarii” (9/424) :

“Senantiasa menjadi kebiasaan wanita muslimah zaman dahulu maupun zaman sekarang MENUTUP WAJAHNYA dari Ajaanib (laki-laki asing / bukan mahramnya).”

Kemudian orang yang berakal tahu bahwa terkumpulnya kecantikan dan godaan wanita adalah pada wajahnya, dan wajah wanitalah yang ingin dilihat oleh para laki-laki, maka wajah wanita & foto wanita menjadi tidak berharga ketika dapat dilihat oleh siapa saja laki-laki yang ingin melihatnya.

Wallahu a’lam.

Sumber : https://islamqa.info/ar/165186

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?