Hak Makhluk Pasti Diambil
HAK MAKHLUK PASTI DIAMBIL
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Jika seseorang dizalimi oleh orang lain, apakah kehormatannya dihancurkan dengan celaan dan fitnahan, hartanya dirampas, dipukul dan ditumpahkan darahnya atau bentuk kezaliman lainnya, maka jangan kuatir, ia akan mendapatkan haknya pada hari kiamat nanti.
Berkata Asy Syaikh Ibnu ‘Utsaiminrahimahullah:
لا تظن أن ما يكون في الدنيا من الظلم سيذهب هباءً، أبداً، حق المخلوق لا بد أن يؤخذ يوم القيامة.
شرح رياض الصالحين: ٤٠/٢
˝Janganlah anda mengira bahwa apa yang terjadi di dunia berupa kezaliman itu akan sirna berterbangan layaknya debu, selama-lamanya tidak. Hak makhluk itu pasti akan diambil kembali oleh pemiliknya pada hari kiamat. (Syarh Riyadhish Shalihin (2/40)).
Orang yang senantiasa menghancurkan kehormatannya orang lain, baik dengan cara mencaci maki, memfitnah, mengumpat, dan lain sebagainya hendaklah bertaubat dan meminta maaf sekarang juga kepada orang dizalimi. Kalau tidak, maka dia akan menjadi orang yang bangkrut di akherat kelak. Karena kebaikan-kebaikannya akan diambil oleh orang yang dia zalimi dan apabila sudah habis kebaikkannya dan belum selesai pembayaran kezalimannya, maka diambillah dosa-dosa orang dizalimi dan dipikulkan kepadanya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ ? قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ. فَقَالَ « إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِى يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِى قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِى النَّارِ (رواه مسلم).
"Apakah kalian tahu siapa orang yang bangkrut itu?" Para sahabat menjawab: "Orang bangkrut di kalangan kita ialah orang yang sudah tidak memiliki dirham atau sesuatu kekanyaan apapun." Beliau Nabi Nabi sholallohu alaihi wasallam lalu bersabda: "Orang rugi dari kalangan ummatku ialah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan shalat, puasa dan zakatnya, tetapi kedatangannya itu dahulunya ketika di dunia pernah mencaci maki si pulan, memfitnah si pulan, makan harta si pulan, mengalirkan darah si pulan tanpa dasar kebenaran, pernah memukul si pulan. Maka orang yang dianiaya itu diberikan kebaikan orang tadi dan yang lain pun diberi kebaikannya pula, Jikalau kebaikan-kebaikannya sudah habis sebelum terlunasi tanggungan maka diambillah dari kesalahan-kesalahan orang-orang yang dianiayanya itu lalu dibebankan kepada orang tersebut, selanjutnya orang itu dilemparkanlah ke dalam neraka." (HR. Muslim).
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لأَحَدٍ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ لاَ يَكُونَ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ. (رواه البخاري).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi Nabi Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam sabdanya: "Barangsiapa yang di sisinya ada sesuatu dari hasil penganiayaan untuk saudaranya, baik yang mengenai kehormatan saudaranya itu atau pun sesuatu yang lain, maka hendaklah meminta kehalalannya sekarang juga semasih di dunia, sebelum tidak berlakunya dinar dan dirham. Jikalau tidak meminta kehalalannya sekarang juga, maka jikalau yang menganiaya itu mempunyai amal shalih, diambillah dari amal shalihnya itu sekadar untuk melunasi penganiayaannya, sedang jikalau tidak mempunyai kebaikan sama sekali, maka diambillah dari keburukan-keburukan orang yang dianiayanya itu, lalu dibebankan kepada yang menganiayanya tadi." (HR. Bukhari).
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Jika seseorang dizalimi oleh orang lain, apakah kehormatannya dihancurkan dengan celaan dan fitnahan, hartanya dirampas, dipukul dan ditumpahkan darahnya atau bentuk kezaliman lainnya, maka jangan kuatir, ia akan mendapatkan haknya pada hari kiamat nanti.
Berkata Asy Syaikh Ibnu ‘Utsaiminrahimahullah:
لا تظن أن ما يكون في الدنيا من الظلم سيذهب هباءً، أبداً، حق المخلوق لا بد أن يؤخذ يوم القيامة.
شرح رياض الصالحين: ٤٠/٢
˝Janganlah anda mengira bahwa apa yang terjadi di dunia berupa kezaliman itu akan sirna berterbangan layaknya debu, selama-lamanya tidak. Hak makhluk itu pasti akan diambil kembali oleh pemiliknya pada hari kiamat. (Syarh Riyadhish Shalihin (2/40)).
Orang yang senantiasa menghancurkan kehormatannya orang lain, baik dengan cara mencaci maki, memfitnah, mengumpat, dan lain sebagainya hendaklah bertaubat dan meminta maaf sekarang juga kepada orang dizalimi. Kalau tidak, maka dia akan menjadi orang yang bangkrut di akherat kelak. Karena kebaikan-kebaikannya akan diambil oleh orang yang dia zalimi dan apabila sudah habis kebaikkannya dan belum selesai pembayaran kezalimannya, maka diambillah dosa-dosa orang dizalimi dan dipikulkan kepadanya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ ? قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ. فَقَالَ « إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِى يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِى قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِى النَّارِ (رواه مسلم).
"Apakah kalian tahu siapa orang yang bangkrut itu?" Para sahabat menjawab: "Orang bangkrut di kalangan kita ialah orang yang sudah tidak memiliki dirham atau sesuatu kekanyaan apapun." Beliau Nabi Nabi sholallohu alaihi wasallam lalu bersabda: "Orang rugi dari kalangan ummatku ialah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan shalat, puasa dan zakatnya, tetapi kedatangannya itu dahulunya ketika di dunia pernah mencaci maki si pulan, memfitnah si pulan, makan harta si pulan, mengalirkan darah si pulan tanpa dasar kebenaran, pernah memukul si pulan. Maka orang yang dianiaya itu diberikan kebaikan orang tadi dan yang lain pun diberi kebaikannya pula, Jikalau kebaikan-kebaikannya sudah habis sebelum terlunasi tanggungan maka diambillah dari kesalahan-kesalahan orang-orang yang dianiayanya itu lalu dibebankan kepada orang tersebut, selanjutnya orang itu dilemparkanlah ke dalam neraka." (HR. Muslim).
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لأَحَدٍ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ لاَ يَكُونَ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ. (رواه البخاري).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi Nabi Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam sabdanya: "Barangsiapa yang di sisinya ada sesuatu dari hasil penganiayaan untuk saudaranya, baik yang mengenai kehormatan saudaranya itu atau pun sesuatu yang lain, maka hendaklah meminta kehalalannya sekarang juga semasih di dunia, sebelum tidak berlakunya dinar dan dirham. Jikalau tidak meminta kehalalannya sekarang juga, maka jikalau yang menganiaya itu mempunyai amal shalih, diambillah dari amal shalihnya itu sekadar untuk melunasi penganiayaannya, sedang jikalau tidak mempunyai kebaikan sama sekali, maka diambillah dari keburukan-keburukan orang yang dianiayanya itu, lalu dibebankan kepada yang menganiayanya tadi." (HR. Bukhari).
Komentar
Posting Komentar