Membangun Patung Makhluk Bernyawa

MEMBANGUN PATUNG MAKHLUK BERNYAWA

Oleh : Abu Fadhel Majalengka

Zaman dahulu kala, orang membuat patung hanya khusus untuk orang-orang muslim yang shaleh saja. Awalnya untuk mengenang jasa dan pengorbanan mereka. Yang pada akhirnya, patung-patung tersebut disembah oleh anak keturunan mereka.

Tidak seperti halnya orang-orang di  zaman sekarang ini, mereka membuat patung bukan hanya orang shaleh saja, orang kafir, orang fasik, ahlul maksiat, dewa, binatang dan lain sebagainya mereka buat.

Berkata Ibnu Abbas Radhiallahu 'anhuma :

صارت الأوثان التي كانت في قوم نوح في العرب بعد أما ( ود ) كانت لكلب بدومة الجندل وأما ( سواع ) كانت لهذيل وأما ( يغوث ) فكانت لمراد ثم لبني غطيف بالجوف عند سبأ وأما ( يعوق ) فكانت لهمدان وأما ( نسر ) فكانت لحمير لآل ذي الكلاع أسماء رجال صالحين من قوم نوح فلما هلكوا أوحى الشيطان إلى قومهم أن انصبوا إلى مجالسهم التي كانوا يجلسون أنصابا وسموها بأسمائهم ففعلوا فلم تعبد حتى إذا هلك أولئك وتنسخ العلم عبدت . رواه البخاري ( 4636 ) .

"Berhala-berhala yang dahulu ada di kalangan umat Nabi Nuh, akhirnya berpindah ke negeri Arab pada masa selanjutnya. Adapun berhala Wudd, ada di Daumatul Jandal. Berhala Suwaa', ada di kalangan Bani Hudzail. Sementara Yaghuts ada di kalangan Bani Ghatthaf di daerah Jauf di Saba. Ya'uq adalah milik Bani Hamdaan. Sementara berhala Nashr menjadi milik Humair, dari keluarga Dzil Kilaa'. Mereka pada asalnya adalah orang-orang shalih dari umat Nabi Nuh. Setelah mereka meninggal dunia, syetan membisikkan kepada kaumnya agar membuat patung mereka di majelis-majelis yang biasa mereka hadiri, menamakan patung-patung itu dengan nama mereka. Merekapun mengerjakan apa yang dibisikkan oleh syetan tersebut. Pada awalnya, patung-patung itu tidaklah disembah. Tetapi setelah mereka meninggal dunia pula, ilmu tentang perkara itupun sudah tidak diketahui lagi, akhirnya patung-patung itupun disembah. (HR. Al-Bukhari).

Berkata Syaikul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah :

وأيضا فإن اللات كان سبب عبادتها تعظيم قبر رجل صالح كان هناك . " اقتضاء الصراط المستقيم " ( 2 / 333 ) .وقال : وهذه العلة - أي : التعظيم - التي لأجلها نهى الشارع هي التي أوقعت كثيراً من الأمم إما في الشرك الأكبر أو فيما دونه من الشرك . " الاقتضاء " ( 2 / 334 ) .

"Demikian juga halnya dengan Al-Laata. Sebab ia disembah adalah pengaggungan terhadap kuburan orang yang dianggap shalih yang menjadi kebiasaan di kala itu." ( Iqtidhaa-ush Shiratil Mustaqiem II : 333 ).

Beliau melanjutkan:

"Sebab ini (yakni pengagungan) yang akhirnya menjadi alasan syariat melarang membuat patung. Itulah yang telah menjerumuskan banyak umat ke dalam syirik besar, atau syirik yang lebih kecil dari itu." (Shiratil Mustaqiem II : 334).

Patung merupakan jalan menuju kesyirikan. Orang-orang jahiliyah di zaman Nabi shallallahu alaihi wa sallam menyembah patung, disebabkan nenek-nenek moyang mereka membuat patung-patung tersebut.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam sangat marah dengan patung-patung tersebut,  ketika Nabi shallallahu alaihi wa sallam memasuki kota mekkah, Beliau langsung menusuk patung-patung yang ada disekitar Ka'bah dengan kayu.

Berkata Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu anhu :

دخل النبي صلى الله عليه وسلم مكة وحول الكعبة ثلاث مائة وستون نصبا فجعل يطعنها بعود في يده وجعل يقول { جاء الحق وزهق الباطل } الآية .  رواه البخاري ( 2346 ) ومسلم ( 1781 ) .

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah masuk kota Mekkah. Kala itu disekitar Ka'bah terdapat tiga ratus enam puluh patung. Beliau langsung menusuk patung-patung itu dengan kayu seraya bersabda: "Telah datang kebenaran, dan hancurlah kebatilan.." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Nabi shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan untuk menghancurkan patung, bukan untuk membangun patung. Tetapi sebagian kaum muslimin malahan membangun patung-patung dengan biaya yang tidak sedikit. Sudah mengeluarkan dana yang banyak, menentang dan mendurhakai perintah Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan juga kedepannya mengundang orang-orang untuk berbuat syirik.

Berkata  Abul Hayyaz Al-Asadi rahimahullah :

قال لي علي بن أبي طالب : ألا أبعثك على ما بعثني عليه رسول الله صلى الله عليه وسلم ؟ أن لا تدع تمثالا إلا طمسته ولا قبرا مشرفا إلا سويته وفي رواية ( ولا صورة إلا طمستها ) .  رواه مسلم ( 969 ) .

Ali bin Abi Thalib Radhiallahu 'anhu pernah berkata: Aku akan mengutusmu sebagaimana dahulu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengutusku. Tugasmu adalah: setiap kali engkau mendapatkan patung, hendaknya engkau menghancurkannya. Dan setiap engkau mendapatkan kuburan yang ditinggikan, hendaknya engkau meratakannya dengan tanah." Dalam riwayat lain: "Dan setiap engkau mendapatkan lukisan benda hidup, hendaknya engkaupun menghancurkannya." (HR. Al-Muslim).

Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah :

والتماثيل جمع تمثال وهو الصور الممثلة . " الفوائد " ( ص 196 ) .

"Tamatsil dalam bahasa Arab adalah jamak dari kata timsal, yakni gambar tiga dimensi (patung dan sejenisnya)."  ( Al-Fawa-id hal. 196).

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah :

فأمره بمحو التمثالين الصورة الممثلة على صورة الميت و التمثال الشاخص المشرف فوق قبره فإن الشرك يحصل بهذا و بهذا . " مجموع الفتاوى " ( 17 / 462 ) .

"Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan segala gambar tiga dimensi yakni patung dari orang mati, atau patung yang dibangun di atas kuburan agar dihancurkan, karena keduanya dapat menimbulkan kemusyrikan." (Majmu' Al-Fatawa 462 : 17).

Sungguh sangat memprihatinkan kondisi negeri kita ini,  patung-patung yang lama masih banyak berdiri tegak dan sebagian sudah dusembah-sembah, ditambah lagi dengan patung-patung baru yang terus bermunculan.

Semoga Allah Ta'ala memberikan kekuatan dan pertolongan kepada kita semua yang mendakwahkan tauhid, agar tauhid tegak dan kesyirikan sirna di negeri tercinta ini, agar Allah Ta'ala menurunkan keberkahanNya.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?