Saya Tidak Tahu

SAYA TIDAK TAHU

Oleh : Abu Fadhel Majalengka

Ketika salah seorang ustadz  mengatakan tidak tahu wallahu 'alam tentang suatu masalah yang ditanyakan kepadanya, beliau di bully habis-habisan dengan  berbagai ucapan yang sifatnya meremehkan dan merendahkan. Padahal perkataan SAYA TIDAK TAHU, merupakan bagian dari ilmu.

Berkata Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu :

من العلم ان تقول فيما لا تعلم لا أعلم

Termasuk bagian dari ilmu kamu mengatakan apa yang tidak kamu ketahui, saya tidak tahu. (HR. Bukhari).

"Berkata Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu :

يا أَيَّهَا الناس اتَّقُوا اللَّهَ من عَلِمَ مِنْكُمْ شيئاً فَلْيَقُلْ بِمَا يَعْلَمُ وَمَنْ لم يَعْلَمْ فَلْيَقُلْ الله أَعْلَمُ فإنه أَعْلَمُ لِأَحَدِكُمْ أَنْ يَقُولَ لِمَا لَا يَعْلَمُ الله أَعْلَمُ فإن اللَّهَ عز وجل قال لِنَبِيِّهِ صلى الله عليه و سلم: قُلْ ما أَسْأَلُكُمْ عليه من أَجْرٍ وما أنا من الْمُتَكَلِّفِينَ

"Wahai manusia, takutlah kepada Allah, barangsiapa di antara kalian yang mengetahui sesuatu maka katakanlah sesuatu yang dia ketahui saja dan barangsiapa yang tidak mengetahui maka katakanlah: "Allah a'lam (Allah lebih mengetahui)", karena sesungguhnya orang yang paling berilmu dari kalian adalah seseorang yang mengatakan terhadap apa yang dia tidak ketahui: "Allah a'lam (Allah lebih mengetahui)", sesungguhnya Allah telah berfirman kepada nabi-Nya shallallahu 'alaihi wasallam: "Katakanlah (hai Muhammad): "Aku tidak meminta upah sedikit pun kepadamu atas dakwahku; dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan." QS. Shaad: 86". (HR. Bukhari dan Muslim).

Berkata Syeikh 'Utsaimin rahimahullah  :

وقال ابن مسعود رضي الله عنه : أيها الناس من سئل عن علم يعلمه فليقل به ومن لم يكن عنده علم فليقل الله أعلم. [كتاب العلم صـ ٥٩]

Dan Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata :

"Wahai manusia, barangsiapa yang ditanya tentang sebuah ilmu yang ia mengetahuinya, hendaklah ia jawab.

Dan barangsiapa yang tidak memiliki ilmu, maka hendaklah ia mengatakan اللّٰه أعلم (Allah yang lebih mengetahui). (Kitab Al 'Ilm hal. 59).

Beginilah sifat dan ciri para salaf ahlussunnah wal jamaah, jika tidak tahu tentang suatu permasalahan, mereka mengatakan, "Saya tidak tahu, wallahu a'lam."

Berkata AthThahawi rahimahullah :

ونقول: الله أعلم، فيما اشتبه علينا علمه

“Kami (Ahlussunnah wal Jama’ah) mengatakan, ‘Allahu a’lam terhadap perkara yang samar bagi kami. (Aqidah Ath-Thahawiyah).

Berkata Syaikh Shalih bin Fauzan hafizhahullah :

هذه مسألة عظيمة، وهي مسألة العلم فالإنسان لا يقول ما لا يعلم، إن علم شيئاً قال به، وإن جهل شيئاً فلا يقول به، ولا يقول في أمور الدين والعبادات ولا يدخل فيها بغير علم، بل يتوقف، ويقول: الله أعلم.

والإمام مالك إمام دار الهجرة، جاءه رجل فسأله عن أربعين مسألة، فأجاب عن أربع منها، وقال في الباقي: لا أدري، فقال الرجل: أنا جئتك من كذا وكذا على راحلتي وتقول: لا أدري؟ قال له الإمام: اركب راحلتك، وارجع إلى البلد الذي جئت منه، وقل: سألت مالكاً فقال: لا أدري!!

والنبي صلى الله عليه وسلم إذا سئل عن شيء لم ينزل عليه فيه وحي فإنه ينتظر حتى ينزل عليه وحي، كذلك الصحابة إذا سألهم رسول الله صلى الله عليه وسلم عن شيء لا يعلمونه قالوا: “الله ورسوله أعلم”، لا يتخرصون. فهذا الباب عظيم وخطير، والله عز وجل جعل القول عليه بغير علم مرتبة فوق الشرك به سبحانه وتعالى : (قل إنما حرم ربي الفواحش ما ظهر منها وما بطن والإثم والبغي بغير الحق وأن تشركوا بالله ما لم ينزل به سلطاناً وأن تقولوا على الله ما لا تعلمون) [الأعراف:33]، وقال سبحانه: (ولا تقف ما ليس لك به علم إن السمع والبصر والفؤاد كل أولئك كان عنه مسئولاً) [الإسراء:36].

يا أخي، يسعك أن تقول: لا أدري، ومن قال: لا أدري، فقد أجاب، ولا تتخرص وتخوض في أحكام الشرع بغير بصيرة، وقول: لا أدري، فيما لا تعلم، ليس نقصاً فيك، بل العكس، هو كمال؛ لأنه ورع وتقوى، والناس يحمدونك على هذا

Hal ini merupakan pembahasan yang agung yaitu seputar ilmu. Seseorang hendaklah ia tidak berbicara tentang sesuatu yang ia tidak memiliki ilmu tentangnya. Jika dia mengetahui sesuatu tentangnya hendaklah ia berbicara sebatas keilmuannya namun apabila ia tidak mengetahuinya maka hendaklah ia tidak mengatakan sesuatu tentangnya. Tidak boleh berbicara dalam masalah agama tanpa ilmu namun hendaklah ia diam dan mengatakan ‘Allahu a’lam.(Syariah Aqidah Ath-Thahawiyah).

Bahkan kalau ada seorang ustadz yang menjawab semua pertanyaan, walaupun dia menjawab dengan logika dan akalnya bukan dengan dalil, maka inilah ustadz yang gila, sesat dan menyesatkan.

Berkata "Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu :

إن الذي يُفْتِي النَّاسَ في كل ما يستفتي لَمَجْنُونٌ

"Sesungguhnya yang berfatwa kepada manusia di setiap apa yang ditanyakan kepadanya, adalah benar-benar orang gila". (HR. Ad-Darimi dan Ath-Thabarani - Hadits Shahih).

Berkata Ibnu Umar radhiyallahu anhuma, bersabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam :

فَيُفْتُون برأيهم ، فَيَضِلُّون ويُضِلُّون

“Maka mereka berfatwa dengan (semata-mata) akal mereka sehingga mereka sesat dan menyesatkan.” (HR. Al-Bukhari no. 7307)

Nasehat untuk diri sendiri dan siapa saja yang mengambil manfaat dari tulisan ini, katakan wallahu a'lam saya tidak tahu kepada perkara yang tidak ada ilmu tentangnya. Jangan hiraukan cemoohan dan olokan orang. Katakan sebagaimana yang dikatakan para salaf, SAYA TIDAK TAHU WALLAHU A'LAM, karena perkataan ini lebih baik dan lebih selamat.

Imam Malik rahimahullah pernah ditanya beberapa pertanyaan, lalu beliau diam. Padahal sang penanya telah mengabiskan waktu enam bulan perjalanan, untuk datang kepada beliau. Lalu orang itu berkata, “Kalau engkau tidak menjawab, apa yang akan kusampaikan kepada masyarakat di kampungku nanti?”.

قال: «تقول لهم: قال مالك: لا أُحْسِن»

Al Imam Malik rahimahullah mengatakan, “Kau katakan pada mereka; Malik berkata,  ‘Aku tidak tahu jawabannya”.  (Hilyatul Aulia 6/323).

"Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma pernah ditanya oleh seseorang tentang sebuah permasalahan, beliau menjawab:

لا علم لي بها، فلمَّا أدبر الرجل قال ابن عمر: نِعْمَ ما قال ابن عمر!! سُئِلَ عَمَّا لا يعلم فقال: لا علم لي بها

"Saya tidak ada ilmu tentang permasalahan itu", ketika orang tersebut berpaling, Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma berkata: "Sungguh baik perkataan Ibnu Umar!!, ditanya tentang sesuatu yang dia tidak ketahui maka dia mengatakan: "Saya tidak ada ilmu tentang permasalahan itu". (HR. ad-Darimy dan al-Hakim).

Dan Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma pernah ditanya tentang sesuatu, lalu beliau menjawab :

لا ادري ثم قال أتريدون أن تجعلوا ظهورنا جسوراً لكم في نار جهنم، أن تقولوا أفتانا ابن عمر بهذا

Saya tidak tahu, kemudian beliau berkata: "Apakah kalian ingin menjadikan punggung kami jembatan bagi kalian di neraka Jahannam, kalian mengatakan: "Ibnu Umar telah berfatwa dengan ini". (Tarikh Dimasyq (31/hal. 168)
Ibnu Asakir).


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?