Berebut Rizki

TIDAK USAH BEREBUT RIZKI

Oleh : Abu Fadhel Majalengka

Seluruh makhluk yang ada di muka bumi ini, baik itu binatang maupun manusia, sudah ada jatah rizki masing-masing, jangan kuatir rizki diambil orang.

Allah Ta'ala berfirman :

مِنْ دَابَّةٍ فِي الأرْضِ إِلا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz). (QS. Hud : 6).

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah:

Allah Ta'ala menceritakan bahwa Dialah yang menjamin rezeki makhluk­Nya, termasuk semua hewan yang melata di bumi, baik yang kecil, yang besar, yang ada di daratan, maupun yang ada di lautan. (Tafsir Ibnu Katsir).

Kalau itu sudah rizki kita, tidak akan bisa diambil oleh orang lain, begitu pula rizki orang lain tidak bisa kita ambil. Bahkan, makanan yang sudah dimulut kita, kalau itu rizkinya  ayam misalkan, maka makanan yang sudah didepan mulut terjatuh dan disantap ayam.

Mungkin ada sebagian orang yang menghindari rizki, misalkan ada pembagian hewan qurban, dia menghindar untuk tidak mendapatkannya, dia tidak ikut ambil kupon dan mengantri untuk dapat jatah, dia berfikir biarkan orang-orang yang lebih  membutuhkan mendapatkannya. Tetapi karena itu rizkinya, ada saja yang mengantarkan daging kurban ke rumahnya. Sebaliknya ada orang yang sudah mengantri sejak pagi untuk mendapatkan jatah daging kurban, ternyata dagingnya kehabisan, dia pun tidak mendapatkannya.

Dari Jabir radhiyallahu anhu, bersabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:

" ﻟﻮ ﺃﻥ ﺍﺑﻦ ﺁﺩﻡ ﻫﺮﺏ ﻣﻦ ﺭﺯﻗﻪ ﻛﻤﺎ ﻳﻬﺮﺏ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﻮﺕ ﻷﺩﺭﻛﻪ ﺭﺯﻗﻪ ﻛﻤﺎ ﻳﺪﺭﻛﻪ ﺍﻟﻤﻮﺕ"

"Seandainya manusia menghindari dari rizkinya sebagaimana Ia menghindari kematiannya, maka Ia pasti juga akan mendapati rezekinya sebagaimana Ia pasti akan mendapati kematiannya". (Riwayat Abu Nu'aim di Hilyatul Auliya).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِىَ رِزْقَهَا وَإِنْ أَبْطَأَ عَنْهَا فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ خُذُوا مَا حَلَّ وَدَعُوا مَا حَرُمَ

“Wahai manusia bertakwalah kepada Allah dan pilihlah cara yang baik dalam mencari rezeki, karena tidaklah suatu jiwa akan mati hingga terpenuhi rezekinya, walau lambat rezeki tersebut sampai kepadanya, maka bertakwalah kepada Allah dan pilihlah cara yang baik dalam mencari rezeki, ambillah rezeki yang halal dan tinggalkanlah rezeki yang haram” (HR. Ibnu Majah. Berkata Syaikh Al-Albani : Hadits Shahih).

Mungkin kita melihat, ada sebagian orang yang dimudahkan dan dilapangkan rizkinya. Bisnis dan usahanya lancar. Perniagaannya selalu mendapatkan keuntungan. Karir dan pekerjaannya lancar dan melejit tidak ada hambatan dan lain sebagainya.

Ada pula orang yang rizkinya seret. Usaha dan bisnisnya selalu mendapatkan kerugian. Perniagaannya selalu bangkrut. Pekerjaan dan karirnya buntu, tidak ada kenaikan dan lain sebagainya.

Ketahuilah, bahwasanya Allah melebihkan sebagian kita atas sebagian yang lain dalam hal rizki. Dan Allah melapangkan dan menyempitkan rizki bagi siapa yang dikehendaki-Nya.

Allah Ta'ala berfirman:

وَاللَّهُ فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ فِي الرِّزْقِ

“Dan Allah melebihkan sebahagian kalian dari sebagian yang lain dalam hal rezeki” (QS. An-Nahl: 71).

Dan Allah Ta'ala berfirman:

اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

“Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS. Al-‘Ankabuut: 62).

Dengan demikian, tidak usah kita iri dan hasad dengan sesuatu yang Allah berikan kepada orang lain. Tugas kita hanya berusaha untuk mencari nafkah dan hasilnya di serahkan kepada Allah Ta'ala, apakah mendapatkan rizki atau tidak.

Allah Ta'ala berfirman:

فَانْتَشِرُوا فِي الأرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ

Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah (QS. Al-Jumu'ah: 10)

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah:

Setelah mereka dilarang melakukan transaksi sesudah seruan yang memerintahkan mereka untuk berkumpul, kemudian diizinkanlah bagi mereka sesudah itu untuk bertebaran di muka bumi dalam rangka mencari karunia Allah, seperti apa yang dilakukan oleh Irak ibnu Malik radhiyallahu anhu apabila dia telah selesai dari salat Jumatnya, maka ia berdiri di pintu masjid, lalu berdoa:

اللَّهُمَّ إِنِّي أجبتُ دعوتَك، وصليتُ فريضتك، وانتشرت كما أمرتني، فَارْزُقْنِي مِنْ فَضْلِكَ، وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّازِقِين
َ
Ya Allah, sesungguhnya aku menyukai seruanmu, dan aku telah kerjakan salat yang Engkau fardukan serta aku akan menebar sebagaimana yang telah Engkau perintahkan, maka berilah daku rezeki dari karunia-Mu, dan Engkau adalah sebaik-baik Pemberi rezeki. Riwayat Imam Ibnu Abu Hatim.

Telah diriwayatkan pula dari sebagian ulama Salaf bahwa ia pernah mengatakan, "Barang siapa yang melakukan jual beli pada hari Jumat sesudah menunaikan salat Jumat, maka Allah Ta'ala akan memberkahi jual belinya sebanyak tujuh puluh kali, karena ada firman Allah Ta'ala yang mengatakan:

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الأرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ

'Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah' (Al-Jumu'ah: 10). (Tafsir Ibnu Katsir).

Bagi orang yang seret rizkinya dan ingin dimudahkan dan dilancarkan rizkinya, maka tingkatkan ketakwaan dan tawakal, dipastikan rizki lancar.  Kalau masih seret juga, berarti ketakwaan dan tawakkalnya yang perlu dipertanyakan.

Allah Ta'ala berfirman:

{وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ}

Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (Ath-Thalaq: 2-3)

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah:

Barang siapa yang bertakwa kepada Allah dalam semua apa yang diperintahkan kepadanya dan meninggalkan semua apa yang dilarang baginya, maka Allah akan menjadikan baginyajalan keluar dari urusannya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Yakni dari arah yang tidak terdetik dalam hatinya. (Tafsir Ibnu Katsir).

Disamping itu pula, perbanyak istigfar, dijamin dimudahkan segala urusannya dan dilapangan rizkinya.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَكْثَرَ مِنْ الِاسْتِغْفَارِ؛ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ”

“Barang siapa memperbanyak istighfar; niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.” ( HR. Ahmad. Berkata  Ahmad Syakir : Hadits Shahih ).

Allah Ta'ala berfirman:

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّاراً . يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَاراً . وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَاراً.

“Aku (Nabi Nuh) berkata (pada mereka), “Beristighfarlah kepada Rabb kalian, sungguh Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan kepada kalian hujan yang lebat dari langit. Dan Dia akan memperbanyak harta serta anak-anakmu, juga mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu.” (QS. Nuh: 10-12 )

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah :

Semuanya itu dengan syarat apabila kamu bertobat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya serta taat kepada-Nya, maka Dia akan memperbanyak rezeki kalian dan menyirami kalian dengan keberkahan dari langit dan menumbuhkan bagi kalian keberkahan bumi sehingga bumi menjadi subur menumbuhkan tanamannya, dan menyuburkan bagi kalian air susu ternak kalian dan memberimu banyak harta dan anak-anak dan menjadikan bagi kalian kebun-kebun yang di dalamnya terdapat berbagai macam buah-buahan dan di tengah-tengah (celah-celah)nya dibelahkan bagi kalian sungai-sungai yang mengalir. (Tafsir Ibnu Katsir).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?