Lipstik Dan Make Up Haram?

MEMAKAI LIPSTIK DAN MAKE UP HARAM?

Oleh : Abu Fadhel Majalengka

Memakai lipstik dan make up bagi sebagian wanita, seakan sudah menjadi suatu keharusan. Sebagaimana sebagian laki-laki yang tidak bisa meninggalkan rokoknya.

Memakai lipstik dan make up bisa menjadi terlarang memakainya jika memiliki dua keadaan.

Pertama, Jika Penyebab Kemudharatan

Jika seorang wanita memakai lipstik membuat bibir menjadi kering, pecah-pecah, menghitam atau sesuatu yang lain yang membahayakan dirinya maka memakai lipstik terlarang hukumnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لاَ ضَرَرَ وَلاَ إِضْرَارَ.(رواه ابن ماجة و أحمد و ابن حبان - قال الشيخ الألباني : صحيح).

Tidak boleh menimbulkan bahaya dan tidak boleh menyebabkan bahaya bagi orang lain”  (HR. Ibnu Majah, Ibnu Hiban dan Ahmad – dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu. Berkata Syekh Al Albani  : Hadits Shahih).

Namun apabila lipstiknya terbuat dari bahan-bahan alami yang tidak membahayakan, yang tidak membuat bibir menjadi rusak, maka ini boleh-boleh saja.

Syekh Utsaimin rahimahullah ditanya tentang hukum memakai lipstik bagi wanita, beliau menjawab :

تحمير الشفاه لا بأس به ، لأن الأصل الحل حتى يتبين التحريم ، وهذا التحمير ليس بشي ثابت حتى نقول إنه من جنس الوشم ، والوشم غرز شي من الألوان تحت الجلد ، وهو محرم بل من كبائر الذنوب . ولكن التحمير إن تبين أنه مضر للشفة ، ينشفها ويزيل عنها الرطوبة والدهنية فإنه في مثل هذه الحال ينهى عنه ، وقد أخبرت أنه ربما تنفطر الشفاه منه ، فإذا ثبت هذا فإن الإنسان منهي عن فعل ما يضره . وأما المكياج فإننا ننهي عنه وإن كان يزين الوجه ساعة من الزمان ، لكنه يضره ضررا عظيما ، كما ثبت ذلك طبيا ، فإن المرأة إذا كبرت في السن تغير وجهها تغيرا لا ينفع معه المكياج ولا غيره ، وعليه فإننا ننصح النساء بعدم استعماله لما ثبت فيه من الضرر .

Tidak mengapa memakai pemerah bibir. Karena hukum asal sesuatu itu halal sampai jelas keharamannya. Lipstik ini bukan dari jenis wasym/tato (Sementara untuk tato ini terdapat keterangan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau melaknat wanita yang membuat tato dan wanita yang minta ditato (HR. Al-Bukhari dan Muslim)., karena wasym itu menanam salah satu warna di bawah kulit. Perbuatan ini diharamkan, bahkan termasuk dosa besar.

Akan tetapi bila lipstik tersebut  memberikan mudharat bagi bibir, membuat bibir kering dan kehilangan kelembabannya, maka terlarang. Pernah disampaikan kepada saya, lipstik tersebut terkadang membuat bibir pecah. Bila memang pasti hal yang demikian, maka seorang insan dilarang melakukan perkara yang dapat memudharatkan dirinya.” (Majmu’ah As’ilah Tuhimmu Al-Usrah Al-Muslimah, hal. 35). Sumber :ar.islamway.net/fatwa/3837/ما-حكم-حمرة-الشفاه-والمكياج-للمرأة

Begitu pula make up, untuk pemutih atau pemerah pipi, jika membahayakan, yang membuat pipi atau wajah lama kelamaan menjadi rusak, menghitam misalkan, maka terlarang hukumnya. Akan tetapi jika tidak membahayakan maka boleh.

Berkata syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin rahimahullah :

فالمكياج إذا كان يجملها ولا يضرها فإنه لا بأس به ولا حرج . ولكني سمعت أن المكياج يضر بشرة الوجه وأنه وبالتالي تتغير به بشرة الوجه تغيرا قبيحا قبل زمن تغيرها في الكبر ، وأرجو من النساء أن يسألن الأطباء عن ذلك . فإذا ثبت ذلك كان استعمال المكياج إما محرما أو مكروها علي الأقل ، لأن كل شي يؤدى بالإنسان إلي التشويه والتقبيح فإنه إما محرم وإما مكروه .

Dan mengenai make up, jika hal itu bisa menambah kecantikan dan tidak membahayakannya, maka boleh digunakan. Tetapi saya pernah mendengar, bahwa make up itu membahayakan kulit wajah, mengakibatkan kulit wajah berubah menjadi jelek sebelum masa tuanya.

Saya menyarankan kepada para wanita untuk bertanya kepada para dokter tentang hal ini. Jika berita itu benar, maka menggunakan make up itu menjadi haram atau minimal makruh, karena semua yang mengakibatkan kerusakan, adakalanya haram atau adakalanya makruh. (Majmu’ Fatawa syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin:2/771 – 772 ). Sumber :ar.islamway.net/fatwa/3787/هل-يجوز-للمرأة-استعمال-المكياج-الصناعي-لزوجها

Berkata syaikh Abdullah bin Abdul Aziz bin Baz: rahimahullah :

فما يتعلق بالمساحيق هذا شيء فيه تفصيل: إن كانت هذه المساحيق أشياء مباحة ليس فيها محذور ولا تؤثر ضررا على المرأة في وجهها فلا بأس، أما إن كانت مساحيق من أشياء مسكرة أو أشياء تضر الوجه وتسبب فيه رقعاً سوداً أو أشياء تضر المرأة فإنها لا تجوز؛ لقول النبي - صلى الله عليه وسلم - : (لا ضرر ولا ضرار) فالمؤمن والمؤمنة كلاهما لا يجوز لهما أن يتعاطيا شيئا يضرهما لا في الوجه ولا في غيره من البدن،

Berkaitan dengan penggunaan bedak untuk kaum wanita, maka perlu adanya perincian: 1.Jika berasal dari bahan yang mubah dan tidak memadharatkan wajah kaum wanita maka tidaklah mengapa. 2.Jika berasal dari sesuatu yang memabukkan atau memadharatkan wajah, membuat wajah berbintik hitam dan lain-lainnya maka tidak diperbolehkan,berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam :

لا ضرر ولا ضرار

Tidak boleh menimbulkan bahaya dan tidak boleh menyebabkan bahaya bagi orang lain”  (HR. Ibnu Majah, Ibnu Hiban dan Ahmad).

Seorang mukmin dan mukminah dilarang melakukan sesuatu yang memadharatkan dirinya baik di wajah ataupun yang lainnya dari anggota badannya”. Sumber :http://www.binbaz.org.sa/mat/11118 )

Kedua, Lipstik Dan Make Up Untuk Bersolek Bagi Selain Suaminya

Lipstik dan make Up merupakan perhiasan. Seorang istri memakai lipstik atau make up dari bahan yang tidak membahayakan, dalam rangka berhias untuk suaminya maka ini sesuatu yang dibolehkan.

Akan tetapi jika berhias atau bersoleknya untuk keluar rumah agar dilihat laki-laki lain selain suaminya, maka ini terlarang  hukumnya.

Allah ta‘ala berfirman :

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الأولَى

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu …” (QS. Al-Ahzaab : 33).

Berkata Syaikh ‘Abdur Rahman as-Sa‘di rahimahullah :

: لا تكثرن الخروج متجملات أو متطيبات، كعادة أهل الجاهلية الأولى، الذين لا علم عندهم ولا دين، فكل هذا دفع للشر وأسبابه.

Janganlah kalian (wahai para wanita) sering keluar rumah dengan berhias atau memakai wewangian, sebagaimana kebiasaan wanita-wanita jahiliyah yang dahulu, mereka tidak memiliki pengetahuan (agama) dan iman. Semua ini dalam rangka mencegah keburukan (bagi kaum wanita) dan sebab-sebabnya” (Taisiirul Kariimir Rahmaan).

Syekh Utsaimin rahimahullah ditanya tentang wanita yang berhias untuk suaminya, maka beliau membolehkannya. Ini menunjukkan bahwa jika selain suaminya maka ini perkara yang terlarang, bahkan akan menjadi dosa baginya, karena membuat laki-laki selain suaminya berdosa karena memandang dirinya.

Berkata syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin rahimahullah :

تتجمل المرأة لزوجها في الحدود المشروعة من الأمور التي ينبغي لها أن تقوم بها ، فلأن المرأة كلما تجملت لزوجها كان ذلك أدعي إلي محبته لها وإلي الائتلاف بينهما ، وهذا من مقاصد الشريعة ،

Bersolek bagi seorang wanita untuk menyenangkan hati suaminya, selama masih dalam batasan aturan syariat, merupakan keharusan. Semakin baik seorang istri mempercantik dirinya, maka semakin memancing suaminya untuk kian mencintainya, dan semakin mendukung untuk hidup rukun. Inilah tujuan pembuat syariat, yaitu Allah Azza wa Jalla. (Majmu’ah As’ilah Tuhimmu Al-Usrah Al-Muslimah, hal. 35) Sumber : ar.islamway.net/fatwa/3837/ما-حكم-حمرة-الشفاه-والمكياج-للمرأة




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?