Wanita Bekerja Diluar Rumah

WANITA BEKERJA DI LUAR RUMAH

Oleh : Abu Fadhel Majalengka

Wanita bekerja di luar rumah merupakan fenomena yang telah mewabah. Padahal mereka tidak diwajibkan untuk bekerja mencari nafkah.

Seorang ayah yang berkewajiban menafkahi anak gadisnya sampai menikah dan seorang suami yang bertanggungjawab menafkahi anak  isterinya.

Allah Taala berfirman :

وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ

Kewajiban ayah memberi makan dan pakaian (nafkah) kepada para istri dengan cara ma’ruf. (QS. Al-Baqarah : 233)

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah :

وعلى والد الطفل نفقة الوالدات وكسوتهن بالمعروف ، أي : بما جرت به عادة أمثالهن في بلدهن من غير إسراف ولا إقتار ، بحسب قدرته في يساره وتوسطه وإقتاره

Yakni diwajibkan atas orang tua si anak memberi nafkah dan sandang ibu anaknya dengan cara yang makruf, yakni menurut tradisi yang berlaku bagi semisal mereka di negeri yang bersangkutan tanpa berlebih-lebihan, juga tidak terlalu minim. Hal ini disesuaikan dengan kemampuan pihak suami dalam hal kemampuan ekonominya, karena ada yang kaya, ada yang pertengahan, ada pula yang miskin. (Tafsir Ibnu Katsir).

Dari Mu’awiyah al Qusyairi Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Aku bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah hak isteri salah seorang dari kami yang menjadi kewajiban suaminya?”

قَالَ أَنْ تُطْعِمَهَا إِذَا طَعِمْتَ وَتَكْسُوَهَا إِذَا اكْتَسَيْتَ أَوْ اكْتَسَبْتَ وَلَا تَضْرِبْ الْوَجْهَ وَلَا تُقَبِّحْ وَلَا تَهْجُرْ إِلَّا فِي الْبَيْتِ

“Beliau menjawab,”Engkau memberi makan kepadanya, jika engkau makan. Engkau memberi pakaian kepadanya, jika engkau berpakaian. Janganlah engkau pukul wajahnya, janganlah engkau memburukkannya, dan janganlah engkau meninggalkannya kecuali di dalam rumah”. (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah. Berkata Syaikh al Albani : Hadist Hasan Shahih).

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah:

فَاتَّقُوا اللَّهَ فِي النِّسَاءِ فَإِنَّكُمْ أَخَذْتُمُوهُنَّ بِأَمَانِ اللَّهِ وَاسْتَحْلَلْتُمْ فُرُوجَهُنَّ بِكَلِمَةِ اللَّهِ وَلَكُمْ عَلَيْهِنَّ أَنْ لاَ يُوطِئْنَ فُرُشَكُمْ أَحَدًا تَكْرَهُونَهُ فَإِنْ فَعَلْنَ ذَلِكَ فَاضْرِبُوهُنَّ ضَرْبًا غَيْرَ مُبَرِّحٍ وَلَهُنَّ عَلَيْكُمْ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوف

“Bertakwalah kamu kepada Allah tentang para wanita (isteri), karena sesungguhnya kamu telah mengambil mereka dengan amanah Allah, dan kamu telah menghalalkan kemaluan mereka dengan kalimat Allah. Dan kamu memiliki hak yang menjadi kewajiban mereka (para isteri), yaitu mereka tidak memperbolehkan seorangpun yang tidak kamu sukai menginjakkan permadani-permadani kamu. Jika mereka melakukannya, maka pukullah mereka dengan pukulan yang tidak menyakitkan. Dan mereka memiliki hak yang menjadi kewajiban kamu, yaitu (kamu wajib memberi) rizki (makanan) dan pakaian kepada mereka dengan ma’ruf (baik)”. (HR Muslim).

Berkata As-Shan’ani rahimahullah :

وذهب جمهور إلى أن الواجب الإنفاق عليهم إلى أن يبلغ الذكر وتتزوج الأنثى ثم لا نفقة على الأب إلا إذا كانوا زمنى

Mayoritas ulama berpendapat, bahwa kewajiban memberikan nafkah kepada anak itu sampai usia baligh atau sampai menikah bagi anak perempuan. Kemudian setelah itu, tidak ada tanggungan kewajiban nafkah atas bapak, kecuali jika anaknya sakit-sakitan. (Subulus Salam, 2/325).

Wanita boleh bekerja diluar rumah dengan syarat yang sangat ketat. Bila syarat-syaratnya terpenuhi, silahkan bekerja diluar rumah.

Berkata Syekh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin rahimahullah :

المجال العملي للمرأة أن تعمل بما يختص به النساء مثل أن تعمل في تعليم البنات سواء كان ذلك عملا إداريّاً أو فنيّاً , وأن تعمل في بيتها في خياطة ثياب النساء وما أشبه ذلك , وأما العمل في مجالات تختص بالرجال ، فإنه لا يجوز لها أن تعمل حيث إنه يستلزم الاختلاط بالرجال ، وهي فتنة عظيمة يجب الحذر منها , ويجب أن يعلم أن النبي صلى الله عليه وسلم ثبت عنه أنه قال : (ما تركت بعدي فتنة أضر على الرجال من النساء وأن فتنة بني إسرائيل كانت في النساء) ، فعلى المرء أن يجنب أهله مواقع الفتن وأسبابها بكل حال " انتهى .
" فتاوى المرأة المسلمة " ( 2 / 981 )

“Peluang kerja bagi wanita adalah bekerja pada tempat yang khusus bagi wanita, seperti bekerja mendidik pelajar-pelajar puteri, apakah pekerjaan administrative ataupun teknis, atau dia bekerja di rumahnya seperti menjahit baju dan semacamnya. Adapun bekerja di medan yang khusus laki-laki, maka tidak boleh baginya bekerja yang membuatnya campur baur dengan laki-laki. Ini merupakan fitnah besar yang wajib dihindari. Wajib baginya mengetahui bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda : “Tidak ada fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki sepeninggalku selain wanita, dan sesungguhnya fitnah Bani Israil dahulu adalah wanita.”

Maka hendaknya seseorang menjauhkan keluarganya dari tempat-tempat fitnah dan segala sebabnya, apapun kondisinya.  (Fatawa Al-Mar’ah Al-Muslimah, 2/981).

Berkata Syeikh Muhammad Al Munajed hafidzohullôh :

يجوز للمرأة أن تخرج من بيتها للعمل ، إذا توفرت الضوابط التالية :
- أن تكون محتاجة إلى العمل ، لتوفير الأموال اللازمة لها ، لكونها لا تجد من ينفق عليها .
- أن يكون العمل مناسبا لطبيعتها متلائما مع تكوينها وخلقتها ، كالتطبيب والتمريض والتدريس والخياطة ونحو ذلك .
- أن يكون العمل في مجال نسائي ، لا اختلاط فيه بالرجال الأجانب عنها .
- أن تكون المرأة في عملها ملتزمة بالحجاب الشرعي .
- ألا يؤدي عملها إلى سفرها بلا محرم .
- ألا يكون في خروجها إلى العمل ارتكاب لمحرم ، كالخلوة مع السائق ، أو وضع الطيب بحيث يشمها أجنبي عنها .
- ألا يكون في ذلك تضييع لما هو أوجب عليها من رعاية بيتها ، والقيام بشئون زوجها وأولادها .

Wanita dibolehkan keluar untuk bekerja jika memenuhi ketentuan berikut ini;

1.  Membutuhkan pekerjaan untuk mendapatkan uang pokok, apabila tidak ada orang yang    mensuplai dana

2. Pekerjaannya sesuai dengan tabiat dan fitrah biologisnya, seperti pengobatan, perawat, mengajar, menjahit dan semacamnya.

3. Pekerjaannya di tempat para wanita dan tidak bercampur dengan laki-laki non mahram.

4.  Konsisten dengan hijab syar’i.

5.  Pekerjaannya tidak menyebabkannya pergi tanpa mahram.

6. Jangan sampai tugasnya membuatnya terjerumus dalam perkara haram seperti berduaan dengan supir atau memakai wewangian yang dapat dicium orang asing

7.  Jangan sampai mengurangi apa yang seharusnya dia tunaikan dari kewajiban menjaga rumah dan melaksanakan kewajiban urusan suami dan anak-anaknya. Sumber :https://islamqa.info/ar/136529

Itulah syarat-syarat yang harus dipenuhi bagi wanita yang ingin bekerja di luar rumah.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hasil Dari Demonstrasi Dan Pemberontakan

KENAPA KAMU DIAM?

Royalti Di Akhirat