Menggapai Derajat Ghuroba
MENGGAPAI DERAJAT GHURABA' (ORANG-ORANG YANG ASING)
Ada orang yang mengklaim sebagian kelompok GHUROBA, namun tidak bersabar dengan perangai, tabiat dan prilaku buruk dan kasar dari kedua orang tuanya, isteri, saudara dan kerabat-kerabatnya.
Bagaimana di katakan GHUROBA (orang yang terasing) yang Nabi shallallahu alaihi wa sallam dikatakan orang yang beruntung kalau tidak memiliki kesabaran menghadapi keburukan akhlak mereka.
Ketika mereka diajak kepada tauhid dan sunnah dan menjauhi syirik dan bid'ah, mereka menentangnya, mereka mengingkarinya, mereka membantahnya, mereka berlaku kasar, mereka memboikot dan lain sebagainya, maka bersabarlah kalau ingin dikatakan orang yang GHUROBA (orang yang terasing).
Berkata Al-Imam Muhammad bin Husain al-Ajurry rahimahullah :
من أحب أن يبلغ مراتب الغرباء، فليصبر على جفاء أبويه وزوجته وإخوانه وقرابته.
"Siapa yang ingin mencapai derajat orang-orang yang GHUROBA (orang yang terasing), maka hendaklah dia bersabar menghadapi perangai kasar kedua orang tuanya, istrinya, saudara-saudaranya, dan kerabatnya." ( Al-Ghuraba', hlm. 38).
Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الدِّينَ بَدَأَ غَرِيبًا وَيَرْجِعُ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ الَّذِينَ يُصْلِحُونَ مَا أَفْسَدَ النَّاسُ مِنْ بَعْدِى مِنْ سُنَّتِى.
“Sesungguhnya Islam muncul dalam keadaan asing, dan akan kembali asing seperti saat kemunculannya. Maka beruntunglah orang-orang yang terasing”. Seseorang bertanya : “Siapakah orang-orang yang asing itu ya Rasulullah ? Beliau menjawab: “Orang-orang yang selalu memperbaiki di saat manusia merusak sunnah-sunnah ku”. (HR. At Tirmidzi. Berkata Abu Isa : Hadits Hasan Shahih).
Abu Fadhel Majalengka
Ada orang yang mengklaim sebagian kelompok GHUROBA, namun tidak bersabar dengan perangai, tabiat dan prilaku buruk dan kasar dari kedua orang tuanya, isteri, saudara dan kerabat-kerabatnya.
Bagaimana di katakan GHUROBA (orang yang terasing) yang Nabi shallallahu alaihi wa sallam dikatakan orang yang beruntung kalau tidak memiliki kesabaran menghadapi keburukan akhlak mereka.
Ketika mereka diajak kepada tauhid dan sunnah dan menjauhi syirik dan bid'ah, mereka menentangnya, mereka mengingkarinya, mereka membantahnya, mereka berlaku kasar, mereka memboikot dan lain sebagainya, maka bersabarlah kalau ingin dikatakan orang yang GHUROBA (orang yang terasing).
Berkata Al-Imam Muhammad bin Husain al-Ajurry rahimahullah :
من أحب أن يبلغ مراتب الغرباء، فليصبر على جفاء أبويه وزوجته وإخوانه وقرابته.
"Siapa yang ingin mencapai derajat orang-orang yang GHUROBA (orang yang terasing), maka hendaklah dia bersabar menghadapi perangai kasar kedua orang tuanya, istrinya, saudara-saudaranya, dan kerabatnya." ( Al-Ghuraba', hlm. 38).
Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الدِّينَ بَدَأَ غَرِيبًا وَيَرْجِعُ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ الَّذِينَ يُصْلِحُونَ مَا أَفْسَدَ النَّاسُ مِنْ بَعْدِى مِنْ سُنَّتِى.
“Sesungguhnya Islam muncul dalam keadaan asing, dan akan kembali asing seperti saat kemunculannya. Maka beruntunglah orang-orang yang terasing”. Seseorang bertanya : “Siapakah orang-orang yang asing itu ya Rasulullah ? Beliau menjawab: “Orang-orang yang selalu memperbaiki di saat manusia merusak sunnah-sunnah ku”. (HR. At Tirmidzi. Berkata Abu Isa : Hadits Hasan Shahih).
Abu Fadhel Majalengka
Komentar
Posting Komentar