Dunia Adalah Penjara
DUNIA ADALAH PENJARA
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ ، وَجَنَّةُ الكَافِرِ
“Dunia adalah penjara bagi orang yang beriman dan surga bagi orang kafir.” (HR. Muslim)
Bagi orang yang beriman, dunia ini penjara, kenapa demikian? Karena seorang mukmin mesti menahan diri dari berbagai syahwat yang diharamkan dan dimakruhkan dan juga seorang mukmin diperintah untuk melakukan berbagai macam ketaatan.
Berkata Imam Nawawi rahimahullah tentang hadist di atas :
أن كل مؤمن مسجون ممنوع في الدنيا من الشهوات المحرمة والمكروهة مكلف بفعل الطاعات الشاقة فإذا مات استراح من هذا وانقلب إلى ما أعد الله تعالى له من النعيم الدائم والراحة الخالصة من النقصان .
“Sesungguhnya setiap orang mukmin terpenjara di dunia karena mesti menahan diri dari berbagai syahwat yang diharamkan dan dimakruhkan. Orang mukmin juga diperintah untuk melakukan ketaatan. Ketika ia mati, barulah ia rehat dari hal itu. Kemudian ia akan memperoleh apa yang telah Allah janjikan dengan kenikmatan dunia yang kekal, mendapati peristirahatan yang jauh dari sifat kurang. (Syarah Shahih Muslim).
Abu Fadhel Majalengka
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ ، وَجَنَّةُ الكَافِرِ
“Dunia adalah penjara bagi orang yang beriman dan surga bagi orang kafir.” (HR. Muslim)
Bagi orang yang beriman, dunia ini penjara, kenapa demikian? Karena seorang mukmin mesti menahan diri dari berbagai syahwat yang diharamkan dan dimakruhkan dan juga seorang mukmin diperintah untuk melakukan berbagai macam ketaatan.
Berkata Imam Nawawi rahimahullah tentang hadist di atas :
أن كل مؤمن مسجون ممنوع في الدنيا من الشهوات المحرمة والمكروهة مكلف بفعل الطاعات الشاقة فإذا مات استراح من هذا وانقلب إلى ما أعد الله تعالى له من النعيم الدائم والراحة الخالصة من النقصان .
“Sesungguhnya setiap orang mukmin terpenjara di dunia karena mesti menahan diri dari berbagai syahwat yang diharamkan dan dimakruhkan. Orang mukmin juga diperintah untuk melakukan ketaatan. Ketika ia mati, barulah ia rehat dari hal itu. Kemudian ia akan memperoleh apa yang telah Allah janjikan dengan kenikmatan dunia yang kekal, mendapati peristirahatan yang jauh dari sifat kurang. (Syarah Shahih Muslim).
Abu Fadhel Majalengka
Komentar
Posting Komentar