Materi Ramadhan 7

Materi Ramadhan Ketujuh

Oleh : Abu Fadhel Majalengka

Yang Tidak Diwajibkan Berpuasa

1. Orang gila.

عَنْ عَائِشَةَ رضى الله عنها عَنِ  النَّبِيِّ  صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلاَثَةٍ عَنِ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ وَعَنِ الصَّغِيرِ حَتَّى يَكْبِرَ وَعَنِ الْمَجْنُونِ حَتَّى يَعْقِلَ أَوْ يُفِيقَ. ( رواه أبو داود و ابن ماجة و أحمد و النسائي. قال الشيخ الألباني : صحيح).

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda : Diangkat pena dari tiga orang, dari orang tidur sampai dia terbangun, anak kecil sampai dia dewasa (baligh), orang gila sampai dia berakal atau sadar kembali. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, Ahmad dan An Nasai. Berkata Syekh Al Albani : Hadits Shahih).

عَنْ  عَائِشَةَ  رضى  الله عنها أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلاَثَةٍ عَنِ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ وَعَنِ الْمُبْتَلَى حَتَّى يَبْرَأَ وَعَنِ الصَّبِىِّ حَتَّى يَكْبَرَ. ( رواه أبو داود و ابن ماجة و أحمد و النسائي.قال الشيخ الألباني: صحيح).

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam Beliau bersabda : Diangkat pena dari tiga hal, orang yang tidur sampai terbangun, orang yang gila sampai sembuh dan anak-anak sampai dia dewasa (baligh). (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, Ahmad dan An Nasai. Berkata Syekh Al Albani : Hadits Shahih).

2. Anak-anak yang belum baligh.
Dalilnya hadits di atas.

3. Wanita Haid dan Nifas.

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم  أَلَيْسَ  إِذَا حَاضَتْ لَمْ تُصَلِّ وَلَمْ تَصُمْ فَذَلِكَ نُقْصَانُ دِينِهَا. (رواه البخاري).

Dari Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu dia berkata, bersabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bukankah apabila seorang wanita haid tidak shalat dan tidak puasa, itulah kekurangannya dalam agama. (HR. Bukhari).

عَنْ مُعَاذَةَ  قَالَتْ  سَأَلْتُ  عَائِشَةَ  فَقُلْتُ  مَابَالُ  الْحَائِضِ تَقْضِى الصَّوْمَ وَلاَ تَقْضِى الصَّلاَةَ فَقَالَتْ أَحَرُورِيَّةٌ أَنْتِ قُلْتُ لَسْتُ بِحَرُورِيَّةٍ  وَلَكِنِّى أَسْأَلُ. قَالَتْ كَانَ يُصِيبُنَا ذَلِكَ فَنُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّوْمِ وَلاَ نُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّلاَةِ. (رواه مسلم).

Dari Mu’adzah, dia berkata : Saya bertanya kepada Aisyah radhiyallahu ‘anha, apakah orang yang haid mengqodha (mengganti) puasa dan tidak mengqodho shalat ? Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata : Apakah engkau haruriyyah (khawarij) ? Saya menjawab : Saya bukan haruriyyah, akan tetapi saya hanya bertanya. Dia (Aisyah  radhiyallahu ‘anha) berkata : Kami mengalami seperti itu, maka kami di perintahkan untuk mengqodha puasa dan tidak mengqodha shalat. (HR. Muslim).

4. Safar (berpergian).

أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ (البقرة : 184).

(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. (Al Baqarah : 184).

عَنْ عَائِشَةَ رضى الله عنها أَنَّهَا قَالَتْ سَأَلَ حَمْزَةُ بْنُ عَمْرٍو الأَسْلَمِىُّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَنِ الصِّيَامِ فِى السَّفَرِ فَقَالَ إِنْ شِئْتَ فَصُمْ وَإِنْ شِئْتَ فَأَفْطِرْ.(رواه البخاري ومسلم).

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata, Hamzah bin ‘Amr al Aslamiy bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang puasa di perjalanan, lalu dia bersabda : Jika kamu mau berpuasa, puasalah, jika kamu mau berbuka, berbukalah. (HR. Bukhari dan Muslim).

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ : كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم فِي سَفَرٍ فَرَأَى زِحَامًا وَرَجُلاً قَدْ ظُلِّلَ عَلَيْهِ فَقَالَ مَا هَذَا فَقَالُوا صَائِمٌ فَقَالَ لَيْسَ مِنَ الْبِرِّ  الصَّوْمُ  فِي السَّفَرِ. (رواه البخاري ومسلم).

Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam suatu perjalanan, lalu dia melihat keadaan seorang laki-laki yang berteduh (karena kelelahan), maka Beliau bertanya : Kenapa ini ?Mereka (para sahabat) menjawab : Dia lagi puasa. Lalu Beliau bersabda : Tidak ada kebaikan orang berpuasa ketika safar (berpergian). (HR. Bukhari dan Muslim).

عَنْ حَمْزَةَ بْنِ عَمْرٍو الأَسْلَمِىِّ - رضى الله عنه - أَنَّهُ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَجِدُ بِى قُوَّةً عَلَى الصِّيَامِ فِى السَّفَرِ فَهَلْ عَلَىَّ جُنَاحٌ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « هِىَ رُخْصَةٌ مِنَ اللَّهِ فَمَنْ أَخَذَ بِهَا فَحَسَنٌ وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ  يَصُومَ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْهِ. (رواه مسلم).

Dari Hamzah Ibnu Amar al-Islamy radhiyallahu 'anhu bahwa dia berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku kuat shaum dalam perjalanan, apakah aku berdosa? Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ia adalah keringanan dari Allah, barangsiapa yang mengambil keringanan itu maka hal itu baik dan barangsiapa senang untuk shaum, maka ia tidak berdosa." (HR. Muslim).

Para ulama menerangkan tentang hadits di atas, bahwa jika perjalanan itu mudah dan ringan, tidak berat, maka puasa lebih utama, tapi kalau perjalanan itu melelahkan dan berat, maka berbuka itu lebih utama.

6. Kakek dan nenek yang sudah sepuh.

قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ رضى الله عنهما لَيْسَتْ بِمَنْسُوخَةٍ هُوَ الشَّيْخُ الْكَبِيرُ وَالْمَرْأَةُ الْكَبِيرَةُ لَا يَسْتَطِيعَانِ أَنْ يَصُومَا فَيُطْعِمَانِ مَكَانَ كُلِّ يَوْمٍ مِسْكِينًا. (رواه البخاري).

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata :  bukankah pengganti bagi kakek dan nenek yang sudah tua yang tidak kuat berpuasa memberi makan setiap harinya satu orang miskin (HR. Bukhari).

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضى الله عنهما قَالَ رُخِّصَ لِلشَّيْخِ الْكَبِيرِ أَنْ يُفْطِرَ وَيُطْعِمَ عَنْ كُلِّ يَوْمٍ مِسْكِينًا ، وَلاَ قَضَاءَ عَلَيْهِ.  (رواه الدار قطني و البيهقي و الحاكم. قال الدار قطني : هَذَا إِسْنَادٌ صَحِيحٌ).

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata : Diberikan keringanan bagi kakek yang sudah tua tidak berpuasa, dan memberikan makan orang miskin setiap harinya, dan tidak ada qodho (mengganti puasa baginya). (HR. Ad Daru Qathni, al Baihaqi, dan al Hakim. Berkata Ad Daru Qathni : Hadits Isnad Shahih).

7.  Wanita hamil dan orang sakit.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضى الله عنه...فَأَتَيْتُ  رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَوَجَدْتُهُ يَتَغَدَّى فَقَالَ : ادْنُ فَكُلْ.  فَقُلْتُ إِنِّى صَائِمٌ. فَقَالَ ادْنُ أُحَدِّثْكَ عَنِ الصَّوْمِ أَوِ الصِّيَامِ إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى وَضَعَ عَنِ الْمُسَافِرِ الصَّوْمَ وَشَطْرَ الصَّلاَةِ وَعَنِ الْحَامِلِ أَوِ الْمُرْضِعِ الصَّوْمَ أَوِ الصِّيَامَ. .(رواه الترمذي و ابن ماجة. قال الشيخ الألباني : حسن صحيح).

Dari Anas bin Malik radhiyallahu....lalu saya (Ibnu Abbas) datang kepada Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu saya mendapatinya dia sedang makan pagi. Lalu Beliau berkata : mendekat dan makanlah! Lalu saya berkata , saya sedang puasa. Lalu Beliau berkata : Mendekatlah, saya mau bicara tentang puasa denganmu. Sesungguhnya Allah Ta’ala menghilangkan pada musafir separuh shalat dan menghilangkan separuh puasa bagi wanita hamil dan menyusui. (HR. Tirmidzi  dan Ibnu Majah. Berkata Syekh Al Albani : Hadits Hasan Shahih).

Para ulama menjelaskan tentang hadits ini, bahwa musafir boleh mengqashar shalat, yang empat menjadi dua, ini artinya separuh shalat. Dan wanita hamil dan menyusui boleh tidak berpuasa dan menggantinya di bulan lain.

Catatan :
1. Bagi musafir (orang dalam perjalanan), orang yang sakit, wanita haid dan nifas, orang hamil dan menyusui adalah mengqodha (mengganti puasa) saja di waktu lain.

2. Bagi laki-laki dan perempuan yang sudah sepuh dan sakit menahun (sakit yang tidak sembuh-sembuh) baginya fidyah, yakni memberi makan satu orang miskin setiap hari. Atau mengumpulkan sejumlah orang miskin untuk diberinya makan sebanyak puasa yang ditinggalkannya. Misalkan dia tidak berpuasa selama 30 hari, lalu dia mengundang 30 orang miskin untuk memberinya makan, ini pun boleh. Dan fidyah tidak boleh diganti dengan uang.

Insya Allah bersambung ke materi kedelapan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?