Materi Kajian 2
MATERI KAJIAN 2
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Keutamaan Menuntut Ilmu Dan Orang Yang Berilmu
Keutamaan menuntut ilmu agama begitu banyak, baik yang terdapat di dalam al quran, as sunnah ataupun perkataan-perkataan para salaf. Diantaranya :
Pertama, Mengangkat Derajat.
Dengan ilmu agama, seseorang akan terangkat derajat dan kemuliannya. Jangankan ilmu agama, ilmu dunia saja, seseorang beda pangkat, derajat, jabatan dan penghasilannya karena ilmunya.
Allah Ta'ala berfirman :
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ. ( المجادلة :11 ).
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS. Al Mujadalah : 11).
نَرْفَعُ دَرَجَاتٍ مَنْ نَشَاءُ وَفَوْقَ كُلِّ ذِي عِلْمٍ عَلِيمٌ. (يوسف:76). قَالَ زَيْدُ بْنُ أسْلَمَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ :" بِالْعِلْمِ "
Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki: dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui. (QS. Yusuf : 76).
Berkata Zaid bin Aslam radhiyalla-hu ‘anhu : “Dengan Ilmu.”
Kedua, Orang Yang Berilmu Berbeda Dengan Orang Yang Tidak Berilmu.
Orang yang berilmu, tidak sama dengan orang yang tidak berilmu. Contoh kecil misalkan, seorang ahli bangunan, dia akan mempu membuat pondasi rumah yang kokoh, kuat dan lurus. Beda dengan orang yang tidak tahu ilmu bangunan, pondasi tidak akan kokoh dan kuat, karena tidak paham komposisi campuran semen dan pasirnya. Pondasinya miring sana sini, karena tidak paham cara mengukur dan menimbang yang benar.
Allah Ta'ala berfirman :
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ. ( الزمر: 9).
Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (QS Az Zumar : 9).
Ketiga, Doa Yang Senantiasa Dipanjatkan.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam di dalam doanya selalu meminta kepada Allah Ta'ala agar ditambahkan ilmu, bukan meminta bertambah harta, bertambah anak dan lain sebagainya. Ini menujukkan betapa mulianya ilmu.
Allah Ta'ala berfirman :
وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا. (طه :114).
Dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." (QS. Thaha : 114).
Keempat, Orang Yang Takut Kepada Allah.
Seseorang, jika bertambah ilmu agamanya, terutama ilmu mengenal Allah, akan semakin takut kepada Allah. Semakin takut dengan azab Allah. Dan semakin takut berbuat maksiat. Inilah ulama yang sesungguhnya.
Allah Ta'ala berfirman :
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ.(فاطر:28 ).
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. (QS. Fathir : 28).
Kelima, Dimudahkan Jalannya Ke Surga
Dengan ilmu, seseorang dimudahkan jalannya menuju surga. Karena dengan ilmu, dia bisa mengetahui mana yang haq dan mana yang bathil, mana yang haram dan mana yang halal, mana yang sunnah dan mana yang bid'ah, mana yang tauhid dan mana yang syirik dan mana jalan yang menyampaikannya ke surga dan mana yang menyampaikannya ke neraka.
Bahkan orang yang mendatangi majlis ilmu, akan diberikan rahmat dan ketenangan, dikelilingi para malaikat dan Allah menyebut-nyebutnya dihadapkan para malaikat sebagai bentuk pujian. Bahkan seluruh makhluk yang ada di langit dan di bumi memintakan ampunan bagi orang yang berilmu.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ. (رواه مسلم).
Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu (agama) Allah mudahkan (dengan ilmu tersebut) jalannya ke surga. Dan tidaklah berkumpul suatu kaum di rumah-rumah Allah (masjid-masjid) mereka membaca kitab Allah (al qur’an) dan saling mempelajari diantara mereka, kecuali ketenangan turun kepada mereka, rahmat Allah mendatangi mereka, malaikat menggelilingi mereka, dan Allah menyebut-nyebut (memuji-muji) mereka (yang berkumpul menuntut ilmu) dihadapan para malaikat. (HR. Muslim).
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَبْتَغِى فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِى السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِى الأَرْضِ حَتَّى الْحِيتَانُ فِى الْمَاءِ. (سنن الترمذي - قال الشيخ الألباني : صحيح).
"Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan untuknya suatu jalan untuk menuju surga, dan sesungguhnya para malaikat itu meletakkan sayap-sayapnya kepada orang yang menuntut ilmu karena ridha, dan sesungguhnya orang alim itu dimohonkan pengampunan untuknya oleh semua penghuni langit dan bumi, sampaipun ikan-ikan yang ada di dalam air. (HR. Tirmidzi, Berkata Syekh Al Albani : Hadits Shahih).
Keenam, Lebih Utama Daripada Ahlul Ibadah
Orang yang berilmu, lebih baik daripada ahli ibadah yang tidak berilmu. Ahli ibadah yang tidak berilmu, beramal ibadahnya berdasarkan akal dan perasaannya, bukan berdasarkan ilmu, bukan berdasarkan dalil, sedangkan orang yang berilmu beramal ibadahnya berdasarkan dalil, walaupun secara kuantitas, kalah dengan ahli ibadah.
Orang yang berilmu juga merupakan pewaris para Nabi. Nabi tidak mewariskan harta, pangkat dan jabatan, tetapi mereka mewariskan ilmu.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
وَفَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ إِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلاَ دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ. (سنن الترمذي - قال الشيخ الألباني : صحيح).
Keutamaan orang alim atas orang yang beribadat itu adalah seperti keutamaan bulan atas bintang-bintang yang lain. Sesungguhnya para alim ulama adalah pewarisnya para Nabi, sesungguhnya para Nabi itu tidak mewariskan dinar ataupun dirham, mereka itu mewariskan ilmu. Maka barangsiapa dapat mengambil ilmu itu, maka ia telah mengambil dengan bagian yang banyak sekali." (HR. Tirmidzi, Berkata Syekh Al Albani : Hadits Shahih).
Ketujuh, Allah Pahamkan Agamanya.
Seseorang akan mendapatkan kebaikan yang banyak dari Allah Ta'ala jika dia paham dalam perkara agama. Karena orang yang berilmu dan paham perkara agama, akan diterima dan diberikan balasan pahala, karena amal ibadahnya sesuai dengan yang dicontohkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan dibarengi dengan keikhlasan.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ (متفق عليه) .
Barangsiapa yang Allah inginkan baginya kebaikan, Allah pahamkan dalam agamanya. (HR. Bukhari dan Muslim).
Kedelapan, Allah, para Malaikat dan Seluruh Penghuni Langit dan Bumi Bershalawat.
Allah Ta'ala dan para malaikat bershalawat kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam, begitu pula kepada orang yang berilmu yang mengajarkan ilmunya.
فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِى عَلَى أَدْنَاكُمْ . ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ حَتَّى النَّمْلَةَ فِى جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ لنَّاسِ الْخَيْرَ. ( رواه الترمذي - قال الشيخ الألباني : صحيح).
Keutamaan seorang yang berilmu, atas seorang ahli ibadah, seperti keutamaanku atas orang yang paling rendah diantara kalian. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya Allah, para malaikat, penduduk langit dan bumi, semut-semut yang ada di sarangnya, dan ikan-ikan, sungguh mereka bershalawat atas orang yang mengajarkan kebaikan. (HR. Tirmidzi. Berkata Syekh Al Albani : Hadits Shahih).
Kesembilan, Manusia Yang Terbaik
Manusia yang terbaik, bukan yang paling banyak hartanya, paling bagus rumah dan kendaraannya, paling luas tanahnya, paling tinggi jabatannya, tetapi yang terbaik diantara kalian kaum muslimin, adalah orang yang mempelajari al Qur’an dan yang mengajarkannya.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ. (رواه البخاري).
Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari al Qur’an dan yang mengajarkannya. (HR. Bukhari).
Insya Allah bersambung ke materi kajian 3
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Keutamaan Menuntut Ilmu Dan Orang Yang Berilmu
Keutamaan menuntut ilmu agama begitu banyak, baik yang terdapat di dalam al quran, as sunnah ataupun perkataan-perkataan para salaf. Diantaranya :
Pertama, Mengangkat Derajat.
Dengan ilmu agama, seseorang akan terangkat derajat dan kemuliannya. Jangankan ilmu agama, ilmu dunia saja, seseorang beda pangkat, derajat, jabatan dan penghasilannya karena ilmunya.
Allah Ta'ala berfirman :
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ. ( المجادلة :11 ).
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS. Al Mujadalah : 11).
نَرْفَعُ دَرَجَاتٍ مَنْ نَشَاءُ وَفَوْقَ كُلِّ ذِي عِلْمٍ عَلِيمٌ. (يوسف:76). قَالَ زَيْدُ بْنُ أسْلَمَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ :" بِالْعِلْمِ "
Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki: dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui. (QS. Yusuf : 76).
Berkata Zaid bin Aslam radhiyalla-hu ‘anhu : “Dengan Ilmu.”
Kedua, Orang Yang Berilmu Berbeda Dengan Orang Yang Tidak Berilmu.
Orang yang berilmu, tidak sama dengan orang yang tidak berilmu. Contoh kecil misalkan, seorang ahli bangunan, dia akan mempu membuat pondasi rumah yang kokoh, kuat dan lurus. Beda dengan orang yang tidak tahu ilmu bangunan, pondasi tidak akan kokoh dan kuat, karena tidak paham komposisi campuran semen dan pasirnya. Pondasinya miring sana sini, karena tidak paham cara mengukur dan menimbang yang benar.
Allah Ta'ala berfirman :
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ. ( الزمر: 9).
Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (QS Az Zumar : 9).
Ketiga, Doa Yang Senantiasa Dipanjatkan.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam di dalam doanya selalu meminta kepada Allah Ta'ala agar ditambahkan ilmu, bukan meminta bertambah harta, bertambah anak dan lain sebagainya. Ini menujukkan betapa mulianya ilmu.
Allah Ta'ala berfirman :
وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا. (طه :114).
Dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." (QS. Thaha : 114).
Keempat, Orang Yang Takut Kepada Allah.
Seseorang, jika bertambah ilmu agamanya, terutama ilmu mengenal Allah, akan semakin takut kepada Allah. Semakin takut dengan azab Allah. Dan semakin takut berbuat maksiat. Inilah ulama yang sesungguhnya.
Allah Ta'ala berfirman :
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ.(فاطر:28 ).
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. (QS. Fathir : 28).
Kelima, Dimudahkan Jalannya Ke Surga
Dengan ilmu, seseorang dimudahkan jalannya menuju surga. Karena dengan ilmu, dia bisa mengetahui mana yang haq dan mana yang bathil, mana yang haram dan mana yang halal, mana yang sunnah dan mana yang bid'ah, mana yang tauhid dan mana yang syirik dan mana jalan yang menyampaikannya ke surga dan mana yang menyampaikannya ke neraka.
Bahkan orang yang mendatangi majlis ilmu, akan diberikan rahmat dan ketenangan, dikelilingi para malaikat dan Allah menyebut-nyebutnya dihadapkan para malaikat sebagai bentuk pujian. Bahkan seluruh makhluk yang ada di langit dan di bumi memintakan ampunan bagi orang yang berilmu.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ. (رواه مسلم).
Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu (agama) Allah mudahkan (dengan ilmu tersebut) jalannya ke surga. Dan tidaklah berkumpul suatu kaum di rumah-rumah Allah (masjid-masjid) mereka membaca kitab Allah (al qur’an) dan saling mempelajari diantara mereka, kecuali ketenangan turun kepada mereka, rahmat Allah mendatangi mereka, malaikat menggelilingi mereka, dan Allah menyebut-nyebut (memuji-muji) mereka (yang berkumpul menuntut ilmu) dihadapan para malaikat. (HR. Muslim).
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَبْتَغِى فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِى السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِى الأَرْضِ حَتَّى الْحِيتَانُ فِى الْمَاءِ. (سنن الترمذي - قال الشيخ الألباني : صحيح).
"Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan untuknya suatu jalan untuk menuju surga, dan sesungguhnya para malaikat itu meletakkan sayap-sayapnya kepada orang yang menuntut ilmu karena ridha, dan sesungguhnya orang alim itu dimohonkan pengampunan untuknya oleh semua penghuni langit dan bumi, sampaipun ikan-ikan yang ada di dalam air. (HR. Tirmidzi, Berkata Syekh Al Albani : Hadits Shahih).
Keenam, Lebih Utama Daripada Ahlul Ibadah
Orang yang berilmu, lebih baik daripada ahli ibadah yang tidak berilmu. Ahli ibadah yang tidak berilmu, beramal ibadahnya berdasarkan akal dan perasaannya, bukan berdasarkan ilmu, bukan berdasarkan dalil, sedangkan orang yang berilmu beramal ibadahnya berdasarkan dalil, walaupun secara kuantitas, kalah dengan ahli ibadah.
Orang yang berilmu juga merupakan pewaris para Nabi. Nabi tidak mewariskan harta, pangkat dan jabatan, tetapi mereka mewariskan ilmu.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
وَفَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ إِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلاَ دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ. (سنن الترمذي - قال الشيخ الألباني : صحيح).
Keutamaan orang alim atas orang yang beribadat itu adalah seperti keutamaan bulan atas bintang-bintang yang lain. Sesungguhnya para alim ulama adalah pewarisnya para Nabi, sesungguhnya para Nabi itu tidak mewariskan dinar ataupun dirham, mereka itu mewariskan ilmu. Maka barangsiapa dapat mengambil ilmu itu, maka ia telah mengambil dengan bagian yang banyak sekali." (HR. Tirmidzi, Berkata Syekh Al Albani : Hadits Shahih).
Ketujuh, Allah Pahamkan Agamanya.
Seseorang akan mendapatkan kebaikan yang banyak dari Allah Ta'ala jika dia paham dalam perkara agama. Karena orang yang berilmu dan paham perkara agama, akan diterima dan diberikan balasan pahala, karena amal ibadahnya sesuai dengan yang dicontohkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan dibarengi dengan keikhlasan.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ (متفق عليه) .
Barangsiapa yang Allah inginkan baginya kebaikan, Allah pahamkan dalam agamanya. (HR. Bukhari dan Muslim).
Kedelapan, Allah, para Malaikat dan Seluruh Penghuni Langit dan Bumi Bershalawat.
Allah Ta'ala dan para malaikat bershalawat kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam, begitu pula kepada orang yang berilmu yang mengajarkan ilmunya.
فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِى عَلَى أَدْنَاكُمْ . ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ حَتَّى النَّمْلَةَ فِى جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ لنَّاسِ الْخَيْرَ. ( رواه الترمذي - قال الشيخ الألباني : صحيح).
Keutamaan seorang yang berilmu, atas seorang ahli ibadah, seperti keutamaanku atas orang yang paling rendah diantara kalian. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya Allah, para malaikat, penduduk langit dan bumi, semut-semut yang ada di sarangnya, dan ikan-ikan, sungguh mereka bershalawat atas orang yang mengajarkan kebaikan. (HR. Tirmidzi. Berkata Syekh Al Albani : Hadits Shahih).
Kesembilan, Manusia Yang Terbaik
Manusia yang terbaik, bukan yang paling banyak hartanya, paling bagus rumah dan kendaraannya, paling luas tanahnya, paling tinggi jabatannya, tetapi yang terbaik diantara kalian kaum muslimin, adalah orang yang mempelajari al Qur’an dan yang mengajarkannya.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ. (رواه البخاري).
Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari al Qur’an dan yang mengajarkannya. (HR. Bukhari).
Insya Allah bersambung ke materi kajian 3
Komentar
Posting Komentar