Materi Qurban 6
MATERI QURBAN 6
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Adab Menyembelih Qurban
Menyembelih hewan qurban harus dengan cara yang baik, yang sesuai dengan yang disyariatkan. Diantara cara-cara yang disyariatkan adalah :
Pertama, Menajamkan Pisau
Menggunakan apa saja, yang penting tajam dan bisa mengalirkan darah diperbolehkan, bahkan pakai batu sekalipun, asalkan tidak menggunakan gigi dan kuku.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللهَ كَتَبَ اْلإِحْسَانَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ. فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ. وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذِّبْحَ. وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ. فَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ.
‘Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat baik kepada segala sesuatu. Apabila engkau membunuh, maka hendaklah membunuh dengan cara yang baik, dan jika engkau menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang baik, dan hendaknya seorang menajamkan pisau dan menenangkan hewan sembelihannya itu.’” (HR. Muslim).
Dari Ka’ab bin Malik Radhiyallahu ‘anhu:
أَنَّ امْرَأَةً ذَبَحَتْ شَاةً بِحَجَرٍ، فَسُئِلَ النَّبِيُّ صلى اللَّه عليه وسل عَنْ ذلِكَ فَأَمَرَ بِأَكْلِهَا.
“Bahwasanya ada seorang wanita menyembelih kambing dengan batu, kemudian hal itu ditanyakan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau pun memerintahkan untuk memakannya.” (HR. Bukhari).
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
مَا أَنْهَرَ الدَّمَ وَذُكِرَ اسْمُ اللهِ فَكُلْ، لَيْسَ الظُّفُرَ وَالسِّنَّ أَمَّا الظُّفُرُ فَمُدَى الْحَبَشَةِ، وَأَمَّا السِّنُّ فَعَظْمٌ.
‘Apa saja yang dapat mengalihkan darah dan disebut Nama Allah, maka makanlah, asalkan tidak menggunakan kuku dan gigi. Adapun kuku adalah pisaunya orang Habasyah sedangkan gigi merupakan tulang.’” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kedua, Jangan Mengasah Pisau Dekat Hewan Qurban
Ulama menganjurkan ketika mengasah pisau, hendaklah menjauh dari hewan qurban. Namun dalil rujukannya lemah.
Berkata Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma :
أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِحَدِّ الشِّفَارِ ، وَأَنْ تُوَارَى عَنِ الْبَهَائِمِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk mengasah pisau, tanpa memperlihatkannya kepada hewan.” (HR. Ibnu Majah. Berkata Syeikh Al Albani : Hadist Dhoif).
Ketiga, Menghadap Kiblat
Dianjurkan untuk menghadapkan hewan qurban ke arah kiblat. Ulama mengatakan, ini bukan syarat penyembelihan, seandainya menghadap ke arah lain tetap sah penyembelihannya.
Berkata Jabir Bin Abdullah radhiyallahu anhu :
ذَبَحَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الذَّبْحِ كَبْشَيْنِ أَقْرَنَيْنِ أَمْلَحَيْنِ مُوجَأَيْنِ، فَلَمَّا وَجَّهَهُمَا
Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menyembelih dua ekor kambing kibas yang kedua-duanya memiliki sepasang tanduk yang indah, berwarna belang putih hitam, dan memiliki dua buah pelir pada hari penyembelihan. Setelah keduanya dihadapkan ke kiblat, (HR. Abu Daud. Berkata Syeikh Al Albani : Hadist Shahih).
Berkata Nafi' rahimahullah :
أَنَّ اِبْنَ عُمَرَ كَانَ يَكْرَهُ أَنْ يَأْكُلَ ذَبِيْحَةَ ذَبْحِهِ لِغَيْرِ القِبْلَةِ.
“Sesungguhnya Ibnu Umar tidak suka memakan daging hewan yang disembelih dengan tidak menghadap kiblat. (HR. ‘Abdur Razzaq - Sanad Hadist shahih).
Berkata Imam an-Nawawi rahimahullah :
استقبال الذابح القبلة وتوجيه الذبيحة إليها وهذا مستحب في كل ذبيحة لكنه في الهدى والاضحية اشد استحبابا لان الاستقبال في العبادات مستحب وفي بعضها واجب وفي كيفية توجيهها ثلاثة أوجه حكاها الرافعي (أصحها) يوجه مذبحها إلى القبلة ولا يوجه وجهها ليمكنه هو ايضا الاستقبال
Orang yang menyembelih untuk menghadap qiblat, dan hendaknya dia juga mengarahkan hewan qurban agar menghadap qiblat. Hal ini disunnahkan untuk semua sembelihan, tetapi khusus untuk hewan hadyu dan qurban lebih ditekankan lagi, karena menghadap qiblat dalam ibadah adalah dianjurkan, bahkan sebagiannya diwajibkan. Adapun cara menghadapkan hewan qurban ke arah qiblat ada tiga pendapat, yang paling benar adalah menghadapkan tempat disembelihnya hewan tersebut (yaitu lehernya ) ke arah kiblat dan tidak menghadapkan wajah hewan tersebut, supaya penyembelihnya juga bisa menghadap kiblat. “ al-Majmu’ ( 8/408 ).
Keempat, Letak Tangan Dan Kaki Yang Akan Menyembelih
Kaki kanan menginjak lambung hewan qurban, tangan kiri memegang kepala hewan qurban dan tangan kanan memegang pisau.
Anas bin Malik Radliallahu anhu
أن النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضَحَّى بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ فَرَأَيْتُهُ وَاضِعًا قَدَمَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا يُسَمِّي وَيُكَبِّرُ فَذَبَحَهُمَا بِيَدِهِ
“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam menyembelih dua ekor domba yang amat gemuk maka aku melihat beliau meletakkan kaki beliau yang mulya pada lambung domba tadi seraya mengucapkan basmalah dan bertakbir lalu menyembelih keduanya dengan tangan beliau yang mulya.” (HR Bukhari dan Muslim ).
Berkata Aisyah radhiyallahu anha :
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَمَرَ بِكَبْشٍ أَقْرَنَ يَطَأُ فِى سَوَادٍ وَيَبْرُكُ فِى سَوَادٍ وَيَنْظُرُ فِى سَوَادٍ فَأُتِىَ بِهِ لِيُضَحِّىَ بِهِ فَقَالَ لَهَا « يَا عَائِشَةُ هَلُمِّى الْمُدْيَةَ ».ثُمَّ قَالَ « اشْحَذِيهَا بِحَجَرٍ ». فَفَعَلَتْ ثُمَّ أَخَذَهَا وَأَخَذَ الْكَبْشَ فَأَضْجَعَهُ ثُمَّ ذَبَحَهُ ثُمَّ قَالَ « بِاسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَمِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ ». ثُمَّ ضَحَّى بِهِ.
“Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam meminta diambilkan seekor kambing kibasy. Beliau berjalan dan berdiri serta melepas pandangannya di tengah orang banyak. Kemudian beliau dibawakan seekor kambing kibasy untuk beliau buat qurban. Beliau berkata kepada ‘Aisyah, “Wahai ‘Aisyah, bawakan kepadaku pisau”. Beliau melanjutkan, “Asahlah pisau itu dengan batu”. ‘Aisyah pun mengasahnya. Lalu beliau membaringkan kambing itu, kemudian beliau bersiap menyembelihnya, lalu mengucapkan, “Bismillah. Ya Allah, terimalah qurban ini dari Muhammad, keluarga Muhammad, dan umat Muhammad”. Kemudian beliau menyembelihnya. (HR. Muslim).
Berkata An Nawawi rahimahullah :
واتفق العلماء على أن إضجاعها يكون على جانبها الأيسر لأنه أسهل على الذابح في أخذ السكين باليمين وإمساك رأسها باليسار انتهى .
Ulama sepakat bahwa hewan yang akan disembelih dibaringkan di sisi kirinya. Cara ini lebih mudah bagi orang yang akan menyembelih dalam mengambil pisau dengan tangan kanan dan menahan kepala hewan dengan tangan kiri.” (Syarh Shahih Muslim).
Kelima, Menyembelih Dengan Tangan Sendiri
Menyembelih hewan qurban boleh dengan tangan sendiri dan boleh juga diwakilkan sama orang lain.
Anas bin Malik Radliallahu anhu
أن النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضَحَّى بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ فَرَأَيْتُهُ وَاضِعًا قَدَمَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا يُسَمِّي وَيُكَبِّرُ فَذَبَحَهُمَا بِيَدِهِ
“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam menyembelih dua ekor domba yang amat gemuk maka aku melihat beliau meletakkan kaki beliau yang mulya pada lambung domba tadi seraya mengucapkan basmalah dan bertakbir lalu menyembelih keduanya dengan tangan beliau yang mulya.” (HR Bukhari dan Muslim ).
Berkata Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu :
ضَحَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ أَقْرَنَيْنِ ذَبَحَهُمَا بِيَدِهِ وَسَمَّى وَكَبَّرَ وَوَضَعَ رِجْلَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkurban dengan dua domba yang berwarna putih yang ada hitamnya, dan bertanduk, beliau menyembelihnya dengan tangannya, menyebut nama Allah dan bertakbir, dan meletakkan kakinya di atas kening kambing. ( HR. al-Bukhari dan Muslim).
Berkata Jabir bin Abdullah radhiyallahu anhuma :
أن النبي صلى الله عليه وسلم: .. نَحَرَ ثَلَاثًا وَسِتِّينَ بِيَدِهِ ثُمَّ أَعْطَى عَلِيًّا فَنَحَرَ مَا غَبَرَ
“Sesungguhnya Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam pernah menyembelih hewan kurban sebanyak enam puluh tiga ekor dengan tangan beliau kemudian memberikan sisa hewan sembelihan kepada Sahabat Ali Radliallahu Anhu. (HR. Muslim).
Keenam, Menyembelih Pada Pangkal Leher
Memotong hewan qurban sebaiknya dipangkal leher, bukan di tengah-tengah atau diujung leher dekat dengan dada.
Dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu a’nhu, ia berkata:
اَلذَّكَاةُ فِي الْحَلْقِ وَاللَّبَّةِ. أخرجه عبد الرزاق موقوفاً (نصب الراية: 185/ 4).
“Menyembelih itu pada leher dan pangkal lehernya.” (HR. Abdul Rozzak. Hadits Mauquf - Nasbul Royah 4/148). Sumber : http://shamela.ws/browse.php/book-384/page-2678
Ketujuh, Menyebut Nama Allah Dan Bertakbir
Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam hendak menyembelih hewan qurban, beliau menyebut nama Allah ( bismillah ) dan bertakbir (Allahu Akbar).
Berkata Anas bin Malik radhiyallahu’anhu :
ضَحَّى النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ أَقْرَنَيْنِ ذَبَحَهُمَا بِيَدِهِ وَسَمَّى وَكَبَّرَ وَوَضَعَ رِجْلَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا
“Nabi shallallahu’alaihi wa sallam berkurban dengan dua ekor domba jantan putih kehitaman lagi bertanduk, beliau menyembelih keduanya dengan tangannya, beliau mengucapkan bismillah serta bertakbir, dan beliau meletakkan kakinya di antara leher dan badan kedua hewan tersebut.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepada ‘Aisyah radhiyallahu anha :
هَلُمِّي الْمُدْيَةَ (يعني السكين) ثُمَّ قَالَ اشْحَذِيهَا بِحَجَرٍ فَفَعَلَتْ ثُمَّ أَخَذَهَا وَأَخَذَ الْكَبْشَ فَأَضْجَعَهُ ثُمَّ ذَبَحَهُ ثُمَّ قَالَ بِاسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَمِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ ثُمَّ ضَحَّى بِهِ .
“Bawakan kesini pisau itu, lalu beliau bersabda: “Tajamkan dengan batu”, maka ‘Aisyah melakukannya, lalu beliau mengambil pisau dan kibasnya, dan langsung merebahkannya lalu menyembelihnya, kemudian bersabda: “Dengan nama Allah, Ya Allah terimalah (kurban ini) dari Muhammad, dan keluarganya, dan dari umat Muhammad, lalu beliau menyembelihnya”. (HR. Muslim).
Dari Jabir bin Abdullah berkata: Saya termasuk yang ikut shalat id di Mushalla bersama Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Ketika beliau menyelesaikan khutbahnya, lalu turun dari mimbar, maka didatangkan kepada beliau seekor kibas seraya beliau menyembelihnya sendiri dan bersabda:
بِسْمِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ هَذَا عَنِّي وَعَمَّنْ لَمْ يُضَحِّ مِنْ أُمَّتِي . صححه الألباني في صحيح الترمذي
“Dengan nama Allah, Allah Maha Besar, (kurban) ini dariku, dan dari siapapun yang belum berkurban dari umatku”. (HR Tirmidzi. Berkata Tirmidzi Hadist Shahih).
Insya Allah bersambung ke materi 7
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Adab Menyembelih Qurban
Menyembelih hewan qurban harus dengan cara yang baik, yang sesuai dengan yang disyariatkan. Diantara cara-cara yang disyariatkan adalah :
Pertama, Menajamkan Pisau
Menggunakan apa saja, yang penting tajam dan bisa mengalirkan darah diperbolehkan, bahkan pakai batu sekalipun, asalkan tidak menggunakan gigi dan kuku.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللهَ كَتَبَ اْلإِحْسَانَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ. فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ. وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذِّبْحَ. وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ. فَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ.
‘Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat baik kepada segala sesuatu. Apabila engkau membunuh, maka hendaklah membunuh dengan cara yang baik, dan jika engkau menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang baik, dan hendaknya seorang menajamkan pisau dan menenangkan hewan sembelihannya itu.’” (HR. Muslim).
Dari Ka’ab bin Malik Radhiyallahu ‘anhu:
أَنَّ امْرَأَةً ذَبَحَتْ شَاةً بِحَجَرٍ، فَسُئِلَ النَّبِيُّ صلى اللَّه عليه وسل عَنْ ذلِكَ فَأَمَرَ بِأَكْلِهَا.
“Bahwasanya ada seorang wanita menyembelih kambing dengan batu, kemudian hal itu ditanyakan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau pun memerintahkan untuk memakannya.” (HR. Bukhari).
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
مَا أَنْهَرَ الدَّمَ وَذُكِرَ اسْمُ اللهِ فَكُلْ، لَيْسَ الظُّفُرَ وَالسِّنَّ أَمَّا الظُّفُرُ فَمُدَى الْحَبَشَةِ، وَأَمَّا السِّنُّ فَعَظْمٌ.
‘Apa saja yang dapat mengalihkan darah dan disebut Nama Allah, maka makanlah, asalkan tidak menggunakan kuku dan gigi. Adapun kuku adalah pisaunya orang Habasyah sedangkan gigi merupakan tulang.’” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kedua, Jangan Mengasah Pisau Dekat Hewan Qurban
Ulama menganjurkan ketika mengasah pisau, hendaklah menjauh dari hewan qurban. Namun dalil rujukannya lemah.
Berkata Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma :
أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِحَدِّ الشِّفَارِ ، وَأَنْ تُوَارَى عَنِ الْبَهَائِمِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk mengasah pisau, tanpa memperlihatkannya kepada hewan.” (HR. Ibnu Majah. Berkata Syeikh Al Albani : Hadist Dhoif).
Ketiga, Menghadap Kiblat
Dianjurkan untuk menghadapkan hewan qurban ke arah kiblat. Ulama mengatakan, ini bukan syarat penyembelihan, seandainya menghadap ke arah lain tetap sah penyembelihannya.
Berkata Jabir Bin Abdullah radhiyallahu anhu :
ذَبَحَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الذَّبْحِ كَبْشَيْنِ أَقْرَنَيْنِ أَمْلَحَيْنِ مُوجَأَيْنِ، فَلَمَّا وَجَّهَهُمَا
Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menyembelih dua ekor kambing kibas yang kedua-duanya memiliki sepasang tanduk yang indah, berwarna belang putih hitam, dan memiliki dua buah pelir pada hari penyembelihan. Setelah keduanya dihadapkan ke kiblat, (HR. Abu Daud. Berkata Syeikh Al Albani : Hadist Shahih).
Berkata Nafi' rahimahullah :
أَنَّ اِبْنَ عُمَرَ كَانَ يَكْرَهُ أَنْ يَأْكُلَ ذَبِيْحَةَ ذَبْحِهِ لِغَيْرِ القِبْلَةِ.
“Sesungguhnya Ibnu Umar tidak suka memakan daging hewan yang disembelih dengan tidak menghadap kiblat. (HR. ‘Abdur Razzaq - Sanad Hadist shahih).
Berkata Imam an-Nawawi rahimahullah :
استقبال الذابح القبلة وتوجيه الذبيحة إليها وهذا مستحب في كل ذبيحة لكنه في الهدى والاضحية اشد استحبابا لان الاستقبال في العبادات مستحب وفي بعضها واجب وفي كيفية توجيهها ثلاثة أوجه حكاها الرافعي (أصحها) يوجه مذبحها إلى القبلة ولا يوجه وجهها ليمكنه هو ايضا الاستقبال
Orang yang menyembelih untuk menghadap qiblat, dan hendaknya dia juga mengarahkan hewan qurban agar menghadap qiblat. Hal ini disunnahkan untuk semua sembelihan, tetapi khusus untuk hewan hadyu dan qurban lebih ditekankan lagi, karena menghadap qiblat dalam ibadah adalah dianjurkan, bahkan sebagiannya diwajibkan. Adapun cara menghadapkan hewan qurban ke arah qiblat ada tiga pendapat, yang paling benar adalah menghadapkan tempat disembelihnya hewan tersebut (yaitu lehernya ) ke arah kiblat dan tidak menghadapkan wajah hewan tersebut, supaya penyembelihnya juga bisa menghadap kiblat. “ al-Majmu’ ( 8/408 ).
Keempat, Letak Tangan Dan Kaki Yang Akan Menyembelih
Kaki kanan menginjak lambung hewan qurban, tangan kiri memegang kepala hewan qurban dan tangan kanan memegang pisau.
Anas bin Malik Radliallahu anhu
أن النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضَحَّى بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ فَرَأَيْتُهُ وَاضِعًا قَدَمَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا يُسَمِّي وَيُكَبِّرُ فَذَبَحَهُمَا بِيَدِهِ
“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam menyembelih dua ekor domba yang amat gemuk maka aku melihat beliau meletakkan kaki beliau yang mulya pada lambung domba tadi seraya mengucapkan basmalah dan bertakbir lalu menyembelih keduanya dengan tangan beliau yang mulya.” (HR Bukhari dan Muslim ).
Berkata Aisyah radhiyallahu anha :
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَمَرَ بِكَبْشٍ أَقْرَنَ يَطَأُ فِى سَوَادٍ وَيَبْرُكُ فِى سَوَادٍ وَيَنْظُرُ فِى سَوَادٍ فَأُتِىَ بِهِ لِيُضَحِّىَ بِهِ فَقَالَ لَهَا « يَا عَائِشَةُ هَلُمِّى الْمُدْيَةَ ».ثُمَّ قَالَ « اشْحَذِيهَا بِحَجَرٍ ». فَفَعَلَتْ ثُمَّ أَخَذَهَا وَأَخَذَ الْكَبْشَ فَأَضْجَعَهُ ثُمَّ ذَبَحَهُ ثُمَّ قَالَ « بِاسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَمِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ ». ثُمَّ ضَحَّى بِهِ.
“Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam meminta diambilkan seekor kambing kibasy. Beliau berjalan dan berdiri serta melepas pandangannya di tengah orang banyak. Kemudian beliau dibawakan seekor kambing kibasy untuk beliau buat qurban. Beliau berkata kepada ‘Aisyah, “Wahai ‘Aisyah, bawakan kepadaku pisau”. Beliau melanjutkan, “Asahlah pisau itu dengan batu”. ‘Aisyah pun mengasahnya. Lalu beliau membaringkan kambing itu, kemudian beliau bersiap menyembelihnya, lalu mengucapkan, “Bismillah. Ya Allah, terimalah qurban ini dari Muhammad, keluarga Muhammad, dan umat Muhammad”. Kemudian beliau menyembelihnya. (HR. Muslim).
Berkata An Nawawi rahimahullah :
واتفق العلماء على أن إضجاعها يكون على جانبها الأيسر لأنه أسهل على الذابح في أخذ السكين باليمين وإمساك رأسها باليسار انتهى .
Ulama sepakat bahwa hewan yang akan disembelih dibaringkan di sisi kirinya. Cara ini lebih mudah bagi orang yang akan menyembelih dalam mengambil pisau dengan tangan kanan dan menahan kepala hewan dengan tangan kiri.” (Syarh Shahih Muslim).
Kelima, Menyembelih Dengan Tangan Sendiri
Menyembelih hewan qurban boleh dengan tangan sendiri dan boleh juga diwakilkan sama orang lain.
Anas bin Malik Radliallahu anhu
أن النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضَحَّى بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ فَرَأَيْتُهُ وَاضِعًا قَدَمَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا يُسَمِّي وَيُكَبِّرُ فَذَبَحَهُمَا بِيَدِهِ
“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam menyembelih dua ekor domba yang amat gemuk maka aku melihat beliau meletakkan kaki beliau yang mulya pada lambung domba tadi seraya mengucapkan basmalah dan bertakbir lalu menyembelih keduanya dengan tangan beliau yang mulya.” (HR Bukhari dan Muslim ).
Berkata Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu :
ضَحَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ أَقْرَنَيْنِ ذَبَحَهُمَا بِيَدِهِ وَسَمَّى وَكَبَّرَ وَوَضَعَ رِجْلَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkurban dengan dua domba yang berwarna putih yang ada hitamnya, dan bertanduk, beliau menyembelihnya dengan tangannya, menyebut nama Allah dan bertakbir, dan meletakkan kakinya di atas kening kambing. ( HR. al-Bukhari dan Muslim).
Berkata Jabir bin Abdullah radhiyallahu anhuma :
أن النبي صلى الله عليه وسلم: .. نَحَرَ ثَلَاثًا وَسِتِّينَ بِيَدِهِ ثُمَّ أَعْطَى عَلِيًّا فَنَحَرَ مَا غَبَرَ
“Sesungguhnya Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam pernah menyembelih hewan kurban sebanyak enam puluh tiga ekor dengan tangan beliau kemudian memberikan sisa hewan sembelihan kepada Sahabat Ali Radliallahu Anhu. (HR. Muslim).
Keenam, Menyembelih Pada Pangkal Leher
Memotong hewan qurban sebaiknya dipangkal leher, bukan di tengah-tengah atau diujung leher dekat dengan dada.
Dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu a’nhu, ia berkata:
اَلذَّكَاةُ فِي الْحَلْقِ وَاللَّبَّةِ. أخرجه عبد الرزاق موقوفاً (نصب الراية: 185/ 4).
“Menyembelih itu pada leher dan pangkal lehernya.” (HR. Abdul Rozzak. Hadits Mauquf - Nasbul Royah 4/148). Sumber : http://shamela.ws/browse.php/book-384/page-2678
Ketujuh, Menyebut Nama Allah Dan Bertakbir
Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam hendak menyembelih hewan qurban, beliau menyebut nama Allah ( bismillah ) dan bertakbir (Allahu Akbar).
Berkata Anas bin Malik radhiyallahu’anhu :
ضَحَّى النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ أَقْرَنَيْنِ ذَبَحَهُمَا بِيَدِهِ وَسَمَّى وَكَبَّرَ وَوَضَعَ رِجْلَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا
“Nabi shallallahu’alaihi wa sallam berkurban dengan dua ekor domba jantan putih kehitaman lagi bertanduk, beliau menyembelih keduanya dengan tangannya, beliau mengucapkan bismillah serta bertakbir, dan beliau meletakkan kakinya di antara leher dan badan kedua hewan tersebut.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepada ‘Aisyah radhiyallahu anha :
هَلُمِّي الْمُدْيَةَ (يعني السكين) ثُمَّ قَالَ اشْحَذِيهَا بِحَجَرٍ فَفَعَلَتْ ثُمَّ أَخَذَهَا وَأَخَذَ الْكَبْشَ فَأَضْجَعَهُ ثُمَّ ذَبَحَهُ ثُمَّ قَالَ بِاسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَمِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ ثُمَّ ضَحَّى بِهِ .
“Bawakan kesini pisau itu, lalu beliau bersabda: “Tajamkan dengan batu”, maka ‘Aisyah melakukannya, lalu beliau mengambil pisau dan kibasnya, dan langsung merebahkannya lalu menyembelihnya, kemudian bersabda: “Dengan nama Allah, Ya Allah terimalah (kurban ini) dari Muhammad, dan keluarganya, dan dari umat Muhammad, lalu beliau menyembelihnya”. (HR. Muslim).
Dari Jabir bin Abdullah berkata: Saya termasuk yang ikut shalat id di Mushalla bersama Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Ketika beliau menyelesaikan khutbahnya, lalu turun dari mimbar, maka didatangkan kepada beliau seekor kibas seraya beliau menyembelihnya sendiri dan bersabda:
بِسْمِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ هَذَا عَنِّي وَعَمَّنْ لَمْ يُضَحِّ مِنْ أُمَّتِي . صححه الألباني في صحيح الترمذي
“Dengan nama Allah, Allah Maha Besar, (kurban) ini dariku, dan dari siapapun yang belum berkurban dari umatku”. (HR Tirmidzi. Berkata Tirmidzi Hadist Shahih).
Insya Allah bersambung ke materi 7
Komentar
Posting Komentar