Materi Ramadhan 6
Materi Ramadhan Keenam
Atas Siapa Puasa Ramadhan di Wajibkan
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Puasa diwajibkan atas seorang muslim, berakal, baligh, mukim (tidak dalam keadaan berpergian), mampu, dan yang terbebas dari halangan-halangan.
1. Muslim.
Orang kafir tidak diwajibkan berpuasa, karena amal ibadah mereka sia-sia dan tidak akan diterima Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman :
مَثَلُ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ أَعْمَالُهُمْ كَرَمَادٍ اشْتَدَّتْ بِهِ الرِّيحُ فِي يَوْمٍ عَاصِفٍ لَا يَقْدِرُونَ مِمَّا كَسَبُوا عَلَى شَيْءٍ ذَلِكَ هُوَ الضَّلَالُ الْبَعِيدُ. (ابراهيم : 18).
Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikit pun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh. (Ibrahim : 18).
وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآنُ مَاءً حَتَّى إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا (النور : 39).
Dan orang-orang yang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apa pun. (An Nur : 39).
2,3. Orang yang berakal dan baligh.
عَنْ عَائِشَةَ رضى الله عنها عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلاَثَةٍ عَنِ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ وَعَنِ الصَّغِيرِ حَتَّى يَكْبِرَ وَعَنِ الْمَجْنُونِ حَتَّى يَعْقِلَ أَوْ يُفِيقَ. ( رواه أبو داود و ابن ماجة و أحمد و النسائي. قال الشيخ الألباني : صحيح).
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda : Diangkat pena dari tiga orang, dari orang tidur sampai dia terbangun, anak kecil sampai dia dewasa (baligh), orang gila sampai dia berakal atau sadar kembali. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, Ahmad dan An Nasai. Berkata Syekh Al Albani : Hadits Shahih).
4,5. Mukim (tidak berpergian) dan mampu.
Allah Ta’ala berfirman :
أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ. (البقرة : 184).
(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. (Al Baqarah : 184).
عَنْ عَائِشَةَ رضى الله عنها أَنَّهَا قَالَتْ سَأَلَ حَمْزَةُ بْنُ عَمْرٍو الأَسْلَمِىُّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَنِ الصِّيَامِ فِى السَّفَرِ فَقَالَ إِنْ شِئْتَ فَصُمْ وَإِنْ شِئْتَ فَأَفْطِرْ. (رواه البخاري ومسلم).
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata, Hamzah bin ‘Amr al Aslamiy bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang puasa di perjalanan, lalu dia bersabda : Jika kamu mau berpuasa, berpuasalah, jika kamu mau berbuka, berbukalah. (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalil-dalil ini menunjukkan bahwa yang mukim wajib berpuasa.
6. Terbebas dari halangan-halangan.
Dari sebagian halangan-halangan yang wajib itu adalah haid bagi wanita. Maka syarat wajibnya berpuasa bagi wanita adalah tidak adanya haid dan nifas, maka jika haid atau nifas tidak ada puasa baginya. Dan wajib diganti di hari-hari yang lain.
Insya Allah bersambung....ke materi ketujuh
Atas Siapa Puasa Ramadhan di Wajibkan
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Puasa diwajibkan atas seorang muslim, berakal, baligh, mukim (tidak dalam keadaan berpergian), mampu, dan yang terbebas dari halangan-halangan.
1. Muslim.
Orang kafir tidak diwajibkan berpuasa, karena amal ibadah mereka sia-sia dan tidak akan diterima Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman :
مَثَلُ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ أَعْمَالُهُمْ كَرَمَادٍ اشْتَدَّتْ بِهِ الرِّيحُ فِي يَوْمٍ عَاصِفٍ لَا يَقْدِرُونَ مِمَّا كَسَبُوا عَلَى شَيْءٍ ذَلِكَ هُوَ الضَّلَالُ الْبَعِيدُ. (ابراهيم : 18).
Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikit pun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh. (Ibrahim : 18).
وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآنُ مَاءً حَتَّى إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا (النور : 39).
Dan orang-orang yang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apa pun. (An Nur : 39).
2,3. Orang yang berakal dan baligh.
عَنْ عَائِشَةَ رضى الله عنها عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلاَثَةٍ عَنِ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ وَعَنِ الصَّغِيرِ حَتَّى يَكْبِرَ وَعَنِ الْمَجْنُونِ حَتَّى يَعْقِلَ أَوْ يُفِيقَ. ( رواه أبو داود و ابن ماجة و أحمد و النسائي. قال الشيخ الألباني : صحيح).
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda : Diangkat pena dari tiga orang, dari orang tidur sampai dia terbangun, anak kecil sampai dia dewasa (baligh), orang gila sampai dia berakal atau sadar kembali. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, Ahmad dan An Nasai. Berkata Syekh Al Albani : Hadits Shahih).
4,5. Mukim (tidak berpergian) dan mampu.
Allah Ta’ala berfirman :
أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ. (البقرة : 184).
(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. (Al Baqarah : 184).
عَنْ عَائِشَةَ رضى الله عنها أَنَّهَا قَالَتْ سَأَلَ حَمْزَةُ بْنُ عَمْرٍو الأَسْلَمِىُّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَنِ الصِّيَامِ فِى السَّفَرِ فَقَالَ إِنْ شِئْتَ فَصُمْ وَإِنْ شِئْتَ فَأَفْطِرْ. (رواه البخاري ومسلم).
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata, Hamzah bin ‘Amr al Aslamiy bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang puasa di perjalanan, lalu dia bersabda : Jika kamu mau berpuasa, berpuasalah, jika kamu mau berbuka, berbukalah. (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalil-dalil ini menunjukkan bahwa yang mukim wajib berpuasa.
6. Terbebas dari halangan-halangan.
Dari sebagian halangan-halangan yang wajib itu adalah haid bagi wanita. Maka syarat wajibnya berpuasa bagi wanita adalah tidak adanya haid dan nifas, maka jika haid atau nifas tidak ada puasa baginya. Dan wajib diganti di hari-hari yang lain.
Insya Allah bersambung....ke materi ketujuh
Komentar
Posting Komentar